32 Penyandang Disabilitas Dapat Pelatihan dari Pemkab Pasuruan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 07 Jun 2021 16:56 WIB

32 Penyandang Disabilitas Dapat Pelatihan dari Pemkab Pasuruan

i

Sejumlah penyandang disabilitas menjalani pelatihan di UPT Latihan Kerja Daerah (LKD) Kabupaten Pasuruan, Senin (7/6).

SURABAYAPAGI.COM, Pasuruan - Puluhan penyandang disabilitas mendapat pelatihan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan di UPT Latihan Kerja Daerah (LKD) Kabupaten Pasuruan, Senin (7/6).

Pelatihan adalah keberpihakan pemerintah, agar mereka tetap produktif meski memiliki keterbatasan secara fisik.

Baca Juga: Puan Maharani Kepincut Produksi Tas Penyandang Disabilitas Surabaya

Kepala UPT LKD Kabupaten Pasuruan, Sukiswo mengatakan ada 32 penyandang disabilitas yang mengikuti pelatihan.

Rinciannya, 16 orang diantaranya merupakan tuna rungu wicara dan 16 orang tuna daksa.

Untuk tuna rungu wicara mengikuti pelatihan menjahit. Sedangkan penyandang tuna daksa mengikuti pelatihan membuat roti kue.

“Untuk penyandang disabilitas mengikuti dua pelatihan. Para penyandang tuna rungi wicara kita latih menjahit dan penyandang tuna daksa kita ikutkan pelatihan membuat roti kue,” katanya.

Selama mengikuti pelatihan, para peserta mendapatkan fasilitas berupa seragam kerja, konsumsi, uang transport dan sertifikat.

Kata Sukiswo, sertifikat tersebut akan didapatkan peserta ketika selesai mengikuti pelatihan. Bahkan, pasca pelatihan, para peserta akan mengikuti uji kompetensi.

Apabila lolos maka akan mendapatkan sertifikat dari LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi).

Baca Juga: Dinas Pendidikan Jatim Luncurkan Mobil Antar Jemput Siswa Disabilitas

“Pelatihan ini berbasis kompetensi. Sehingga begitu selesai mengikuti pelatihan, para penyandang disablitas ini akan mengikuti uji kompetensi dari LSP. Kalau lolos maka dapat sertifikat,” jelasnya.

Dijelaskan Sukiswo, pelatihan dua kejuruan dilaksanakan dengan durasi yang berbeda. Untuk pelatihan membuat kue roti dilaksanakan selama 18 hari, yakni mulai 2-19 Juni 2021.

Sedangkan pelatihan menjahit, waktunya lebih lama, yakni 35 hari.

“Kalau menjahit mulai tanggal 2 Juni sampai 12 Juli. Karena menjahit itu banyak tahapan yang harus dikuasai. Mulai dari membuat pola, teknik menggunting, sampai menjahit yang baik dan benar,” tegasnya.

Lebih lanjut Sukiswo menegaskan bahwa seluruh peserta pelatihan merupakan warga yang tak memiliki kemampuan di bidang menjahit maupun pembuatan kue roti.

“Semuanya dari nol, sehingga diharapkan serius sampai betul-betul mahir,” tutupnya.

 

 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU