SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Pemerintah kota Surabaya sejak 1 April lalu, telah memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen disejumlah sekolah mulai dari SD hingga SMP.
Mekanisme pelaksanaan PTM 100 persen kali ini pun berbeda dengan sebelumnya. Bila sebelumnya, PTM 100 persen dilakukan dengan pembagian sift maka untuk kali ini sudah laiknya sekolah normal.
Baca Juga: Pengmas Farmasi Unair 2022, Dorong Pola Hidup Sehat Bagi Siswa SMP
Sebagai contoh, pelaksanaan PTM yang dilakukan di SMP Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Indonesia (YPPI) 1 Surabaya. Kepala Sekolah SMP YPPI 1 Surabaya Titris Hariyanti Utami menyampaikan, hari ini merupakan hari ke-2 pelaksanaan PTM 100 persen.
"Sudah 100 persen di sini. Anak-anak juga sudah sekolah seperti biasa. Dan dua hari ini, kita lihat mereka sangat antusias sekali. Bahkan kegiatan pramuka juga sudah mulai berjalan," kata Titris kepada Surabaya Pagi, Selasa (05/04/2022).
Lama waktu pembelajaran kata Titris adalah sebanyak 6 jam, dengan batasan durasi waktu 30 menit per mata pelajaran. Tak hanya itu, siswa juga diberikan waktu istirahat selama 15 menit.
"Memang durasi per mata pelajaran masih pendek. Biasanya (kondisi normal) 45 menit, sekarang masih 30 menit. Ada waktu istirahat 2 kali kita batasi 15 menit ya untuk healing buat mereka," katanya.
Untuk jadwal masuk sekolah sendiri, baik SD dan SMP berbeda. Untuk SD dijadwalkan masuk pukul 07:00 WIB, sementara SMP pukul 07:30 WIB.
Terkait penerapan prokes di sekolah, ia mengaku diatur sedetail mungkin. Selain cuci tangan dan memakai masker, jarak meja antara siswa satu dengan yang lainnya juga diatur minimal 1 meter.
Baca Juga: PTM 100 Persen, Kantin Masih Dilarang Buka
Tak hanya itu, pihak sekolah juga masih belum mengizinkan kantin sekolah beroperasi. Oleh karenanya, setiap siswa dihimbau sekolah untuk membawa bekal sendiri dari rumah.
"Tetap prokes kita selalu perhatikan. Kita juga sediakan tempat cuci tangan di setiap kelas. Kan 1 kelas di sini 23 orang, semuanya masuk. Jadi sudah seperti sekolah biasa. Hanya jarak mejanya yang kita atur 1 meter," katanya.
Sementara itu, Anggota Dewan Pendidikan Jawa Timur, Isa Ansori menyebutkan, PTM 100% yang dilakukan saat ini harus benar-benar dikawal serius oleh pemerintah.
Belajar dari PTM sebelumnya yang berimplikasi pada bertambahnya kasus covid-19 pada siswa, Isa menghimbau, agar pemerintah melalui dinas pendidikan untuk selalu melakukan evaluasi rutin baik harian, mingguan ataupun bulanan.
Baca Juga: Surabaya Optimis PTM 100 Persen
"Jadi harus ada evaluasi rutin yang dilakukan oleh dinas pendidikan terkait pelaksanaan PTM ini. Kalau memang efektif, tidak ada penambahan kasus ya dilanjutkan dan tentu prokesnya harus tetap dijaga. Tapi kalau justru menambah kasus maka ya sesuai dengan SKB 4 menteri untuk sementara PTM dihentikan," kata Isa Ansori.
Perlu diketahui, salah satu klausa dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Penyesuaian Pelaksanaan SKB Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, menyebutkan bila terjadi penularan di sekolah setelah dilakukan PTM maka sekolah akan ditutup kembali.
Tak hanya itu, ia juga mendorong agar pelaksanaan vaksinasi khususnya dosis ke-3 atau booster juga dapat diberikan kepada siswa dan guru selaku tenaga pengajar. Karena selama PTM berlangsung, interaksi antara siswa dan guru sangat intens dilakukan.
Editor : Redaksi