Misteri CCTV Dekat Rumah Irjen Ferdy, Terkuak

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 13 Jul 2022 20:33 WIB

Misteri CCTV Dekat Rumah Irjen Ferdy, Terkuak

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Kini keberadaan Closed Circuit Television (CCTV) di Komplek Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, mulai terkuak. CCTV disana diambil orang yang mengaku dari Bareskrim Polri. Selama ini disebut rusak, sehingga tak merekam tembak-menembak di rumah dinas Kadiv Propram Polri, Irjen Ferdy Sambo.

Ketua RT 05/01, Komplek Polri Duren Tiga, Pancoran, Mayjen Pol (Purn) Seno Sukarto menuturkan, salah satu sekuriti yang berjaga pada hari Jumat, 8 Juli 2022, melaporkan ada salah satu kamera CCTV yang diganti oleh seseorang yang mengaku dari Bareskrim Polri.

Baca Juga: Selama 2 Tahun, Ayah Tiri di Gresik Cabuli Dua Anaknya

"Satu satpam lagi laporan pada saya, bahwa CCTV di situ diganti katanya dari Bareskrim. Gitu laporan dari satpam kepada saya. Hanya itu," ungkap Seno Sukarto, seperti dikutip Surabaya Pagi dari VOI, Rabu (13/7/2022).

Pengurus RT yang juga mantan petinggi Polri itu menyebutkan, petugas kemananan (sekuriti) di wilayahnya terdapat dua orang yang berjaga pada Jumat, 8 Juli, kemarin.

Seno juga mengatakan, pada Jumat, 8 Juli malam, di rumah Irjen Ferdy Sambo didatangi oleh sejumlah orang. Salah satu sekuriti mengetahui adanya keramaian di rumah Irjen Ferdy Sambo.

Lantas, lanjut Seno, salah satu sekuriti tersebut berusaha menanyakan perihal adanya keramaian di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.

"Kemudian malamnya kok kumpul banyak orang, banyak mobil. (ada) ramai - ramai, waktu ditanya ada acara, hanya acara biasa aja. Sehingga satpam pun tidak terlalu menanggapi. Kemudian (ada yang bilang ke sekuriti) kamu tenang aja di pos," beber pria yang pernah menjadi Kapolresta Surabaya Timur.

 

Desakan Nonaktifkan Ferdy Sambo

Saat ini desakan untuk menonaktifkan Irjen Ferdy Sambo, dari jabatan Kadiv Propram Mabes Polri, tak surut. Termasuk dari ICW (Indonesia Police Watch).

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun menanggapi tentang penonaktifan Irjen Pol Ferdy Sambo. Isu ini menyusul peristiwa baku tembak ajudan Ferdy Sambo dengan Brigadir J di kediamannya.

Desakan penonaktifan Ferdy Sambo sebagai Kadiv Propam Polri lantaran dinilai jenderal Polri bintang dua itu menjadi salah satu saksi kunci dalam persitiwa berdarah tersebut.

Jika Ferdy Sambo tak dinonaktifkan, dikhawatirkan menggangu jalannya pengusutan kasus buku tembak ajudan Ferdy Sambo.

Akan tetapi, Kapolri menyatakan tak mau tergesa-gesa mengambil tindakan dalam kasus tersebut.

Baik dalam hal penyelidikan maupun soal penonaktifkan Irjen Ferdy Sambo sebagai Kadiv Propam. “Tentu kami tidak boleh terburu-buru dan yakinlah tim gabungan ini adalah tim profesional,” kata Kapolri di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (12/7/2022) malam.

Meski demikian, Sigit berjanji akan mengambil sikap setelah tim gabungan yang dibentuknya mendapat kesimpulan hasil penyelidikan baku tembak Bharada E dengan Brigadir J itu.

Ia menjelaskan, tim bentukannya itu dipimpin langsung Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono.

Tim tersebut juga terdiri dari Irwasum Komjen Pol Agung Budi Maryoto, Kabareskrim Komjen Agus Andrianto. Selain itu juga ada Kabaintelkam Komjen Pol Ahmad Dofiri dan Asisten Kapolri Bidang SDM Irjen Wahyu Widada. Selanjutnya tim tersebut akan dibantu juga oleh Biro Paminal dan Biro Provos yang ada di bawah Divisi Propam Polri. “Saya kira, beliau-beliau ini juga kredibel dalam menangani kasus,” kata Sigit.

Untuk diketahui, desakan penonaktifan Irjen Pol Ferdy Sambo datang dari sejumlah pihak.

 

Jenderal Bintang 2 Termuda

Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso, mengaku memiliki sejumlah alasan agar Irjen Ferdy Sambo dinonaktifkan. Pertama, Irjen Ferdy Sambo adalah saksi kunci peristiwa yang menewaskan Brigadir J.

Kedua, almarhum Brigadir Nofryansah Yosua Hutabarat statusnya belum jelas apakah korban atau pihak yang menimbulkan bahaya sehingga harus ditembak. Ketiga, locus delicti (lokasi kejadian) terjadi di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

Irjen Ferdy Sambo yang mengemban jabatan sebagai Kadiv Propam sejak tahun 2020 adalah jenderal bintang dua termuda di lingkungan Polri. Dia memiliki tiga orang anak. Anak sulungnya, perempuan. Yang kedua, perempuan, sementara anak terakhir, laki-laki. Ternyata begini foto anak perempuan Ferdy Sambo, yang mewarisi kebiasaan ibunya.

Sebelum peristiwa penembakan berdarah terjadi di rumahnya, Ferdy Sambo memiliki karir cemerlang di lingkungan Polri. Ferdy adalah perwira tinggi Polri asal Sulawesi Selatan yang cukup menonjol usai menangani sejumlah kasus besar. Sebut saja, mulai dari bom Sarinah Thamrin hingga kasus kopi sianida yang menewaskan Wayan Mirna Salihin.

Baca Juga: Anggota Polsek Sawahan Cabuli Anak Tiri Sudah Ditahan di Polres Tanjung Perak

Irjen Fredy Sambo lahir di Barru, Sulawesi Selatan (Sulsel), 19 Februari 1973. Darah Toraja mengalir dalam dirinya. Sebab, orang tuanya, Willem Sambo dan Ridha Sampetondok berasal dari Toraja Utara.

 

Berpengalaman Reserse

Ferdy Sambo mulai menjabat sebagai Kadiv Propam Polri sejak 16 November 2020.

Fredy Sambo tercatat sebagai lulusan Akpol 1994. Dia memiliki pengalaman panjang dalam bidang reserse. Dalam perjalanan karirnya, Ferdy Sambo punya catatan prestasi dalam sejumlah kasus besar.

Jenderal bintang dua termuda di Polri ini pernah menangani beragam kasus besar. Salah satunya, kasus bom Sarinah Thamrin pada 2016. Ferdy juga berhasil mengungkap kasus kopi sianida tahun 2016. Kasus besar lainnya yang berhasil dia ungkap adalah kebakaran Gedung Kejaksaan Agung RI pada tahun 2020.

Sebelum mengemban jabatan Kadiv Propam, Ferdy Sambo memangku tugas sebagai Dirtipidum Bareskrim Polri. Ketika itu, Ferdy Sambo juga dipilih sebagai pimpinan penyidik Bareskrim Polri yang menangani kasus surat jalan palsu Djoko Tjandra.

Catatan prestasi tersebut kian mentereng. Fredy Sambo berhasil menguak praktik prostitusi atau perdagangan orang berkedok layanan hiburan karaoke di Tangerang Selatan yang viral pada waktu itu.

Kariernya di Polri melesat sejak dipromosikan dari Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat dan menjadi Kapolres Purbalingga, Jawa Tengah pada 2012. Tahun berikutnya dia didapuk menjadi Kapolres Brebes.

Tiga tahun di Jawa Tengah, Ferdy dimutasi sebagai Wadirreskrimum Polda Metro Jaya pada 2015. Tak butuh waktu lama bagi Ferdy untuk dipercaya menjabat posisi lain, pada tahun 2016 dia menjabat Kasubdit IV Dittipidum Bareskrim Polri.

Ferdy selanjutnya dipercaya sebagai Dirtipidum Bareskrim Polri pada 8 November 2019. Setahun berselang, Kapolri Jenderal Pol Idham Azis mempromosikan Brigjen Pol Ferdy Sambo sebagai Kadiv Propam Polri.

Ferdy Sambo menikah dengan drg Putri Candrawathi atau yang dikenal dengan Putri Ferdy Sambo. Tampaknya setelah menikah dengan Ferdy Sambo, Putri Candrawathi enggan mempraktikan ilmunya. Dia memilih mendampingi suaminya yang punya karir cemerlang di lingkungan Polri.

Baca Juga: Oknum Polisi di Surabaya Cabuli Anak Tirinya Sejak SD Selama 4 Tahun, Korban Trauma Berat

Pada tahun 2014, istri Kadiv Propam Polri pernah mengikuti suaminya yang menjabat sebagai Kapolres Brebes. Saat itu, Ferdy Sambo memangku jabatan sebagai perwira polisi di wilayah hukum Kabupaten Brebes.

 

Punya 3 Anak

Penikahan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dikaruniai tiga orang anak. Anak sulungnya, perempuan. Sementara anak kedua dan terakhir adalah perempuan serta laki-laki.

Istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo bersahabat dengan Albert Kleo, make up artist yang menjadi langganannya. Albert Kleo, pria asal Palopo Sulawesi Selatan ini membuka salon kecantikan dengan nama Kleo Beauty Studio Melawai, Jakarta Selatan. Albert ternyata memiliki langganan ibu-ibu pejabat dan artis. Hetty Koes Endang menjadi salah pelanggan tetapnya. Dia juga pernah menangani riasan wajah Agnes Monica.

Albert kerap diundang Putri Ferdy Sambo ke rumah dinasnya di kompleks Polri Duren Tiga Jakarta Selatan. Karena dekat, pria asal Palopo itu sering mengunggah foto saat berada di rumah Irjen Ferdy Sambo. Sayangnya, saat ini foto Albert bersama istri Ferdy Sambo sudah dihapus dari akun Facebook miliknya.

 

Temuan Mayjen (Purn) TB Hasanuddin

Anggota DPR RI Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin, mencurigai adanya kejanggalan di peristiwa tembak-menembak di rumah dinas Kadiv Propam Polri. Politisi PDIP ini menyebut ada sejumlah kejanggalan dari peristiwa itu.

Diketahui Brigadir Yosua yang oleh Mabes Polri disebut sebagai sopir dinas istri Kadiv Propam Polri ditembak pengawal Kadiv Propam pada Jumat, 8 Juli 2022 sore.

Mantan ajudan Presiden BJ Habibie ini mempertanyakan mengapa baru ada keterangan resmi dari Mabes Polri selang tiga hari kemudian. "Penjelasan resmi polisi dilakukan pada Senin, 11 Juli 2022. Ini setelah jenazah Brigadir Yosua dibawa secara diam-diam ke kampung halamannya di Jambi. Setelah mengetahui kondisi jenazah, pihak keluarga protes," ujar TB Hasanuddin pada Rabu (13/7/2022).

Selain itu, TB Hasanuddin juga mempertanyakan untuk keperluan apa Brigadir Yosua masuk ke ruang pribadi istri Kadiv Propam. "Apa benar dari penjelasan Mabes Polri bahwa Brigadir J masuk ke kamar kemudian melakukan pelecehan dan menodongkan pistol. Bukannya Brigadir J yang seharusnya ditodong?" lanjutnya. Mantan sekretaris militer presiden ini juga menyoroti posisi pengawal atau ajudan Kadiv Propam. Yaitu Bharada E. n erc/jk/cr4/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU