PP Babussalam Sumber Payung, Genjot Pendidikan Jurnalistik untuk Santri

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 28 Des 2022 16:49 WIB

PP Babussalam Sumber Payung, Genjot Pendidikan Jurnalistik untuk Santri

i

Ahmad Suhaimi berikan pengalaman menulis kepada santri PP. Babussalam Sumber Payung Ganding Sumenep. SP/Ainur Rahman

SURABAYAPAGI.COM, Sumenep - Pondok pesantren Babussalam Desa Bataal Barat Kec. Ganding Kab. Sumenep, terus berinovatif. Pada saat kegiatan libur pendidikan formal di sekolah, santri PP. Babussalam menggelar kegiatan pesantren.

Kegiatan diawali dengan menumbuhkan minat baca di lingkungan pesantren dan dilanjutkan dengan kegiatan inovatif lainnya, yakni pelatihan jurnalistik.

Baca Juga: Pelapor Tanah Kas Desa di Sumenep, Janji Ungkap Kasus Lebih Besar dengan Pelaku Sama

Dalam kegiatan tersebut, menghadirkan dua pemateri, Ahmad Suhaimi dari Taman Baca Al-Mizan Karduluk, dan Faisal ER mantan jurnalis Harian Bangsa Jawa Timur, biro Sumenep.

Menurut Suhaimi panggilan akrabnya, santri di PP. Babussalam saat ini merupakan santri pertama dan angkatan pertama yang merintis kegiatan minat baca dan jurnalistik.

"Kegiatan seperti menumbuhkan minat baca dan pelatihan jurnalistik bagi santri, ini perlu dikembangkan sebagai sarana menumbuhkembangkan aspirasi santri untuk Indonesia," terangnya.

 

Kegiatan seperti ini akan menjadi sejarah yang perlu dikenang sepanjang generasi kedepan, khususnya bagi santri PP. Babussalam.

Meskipun masih terbilang dini, kegiatan di PP. Babussalam Sumber Payung sudah mulai terlihat progres santri dalam belajar ilmu jurnalistik, hal ini terlihat sejak ia meminta para santri menulis pengalaman pertama masuk pondok.

"Senang membaca karya mereka, mungkin saya dulu sewaktu usia mereka, juga mengalami hal yang sama, lucu, namun, pada saat ada keinginan untuk menulis itu sudah sangat luar biasa," tegasnya.

Selain itu, sambungnya, gagasan kreatif santri Babussalam itu sudah mulai terlihat pada saat sejumlah santri memiliki gagasan membuat buletin sederhana yang diberi nama "Salamuna"

"Mereka memiliki Bulletin diberi nama " Salamuna", baru delapan edisi, meski sangat sederhana, namun sudah terbilang bagus dan inovatif, kedepan, kita akan bantu mendampingi proses kreatif mereka," jelasnya 

Baca Juga: Pemkab Sumenep Gelar Festival Led Lebaran Hari Ketupat 2024 di Pantai Lombang Sumenep

Selain itu, pihaknya akan memberikan support kepada mereka untuk terus kreatif dan inovatif agar karya-karya para santri dapat dibaca oleh masyarakat luas.

"Kedepan, bulletin "Salamuna" akan menjadi majalah santri yang menampilkan karya-karya santri Madura dan Jawa Timur, bahkan sampai Indonesia," ungkapnya.

Suhaimi mengaku sangat optimis mendampingi proses kreatif santri PP. Babussalam menjadi penulis profesional bermula dari membiasakan santri menulis mulai saat ini.

"Kita akan terus mendampingi mereka, sampai mereka benar-benar bisa menulis dan berkarya, bahkan sekalipun nantinya, santri yang sudah lulus dari Babussalam, dimanapun akan tetap menjadi kontributor jarak jauh Bulletin Salamuna,” terangnya.

“Saya dan pengasuh PP. Babussalam Sumber Payung, berkomitmen untuk memberikan spirit kepada santri khususnya dalam bidang ilmu pendidikan dan agama,” imbuhnya.

Sementara, Faisal Er Mantan Jurnalis Harian Bangsa Sumenep, mengutip pesan Budayawan " Pramodya Ananta Toer, "Siapapun kamu, mau keturunan panglima besar, jenderal, kiyai, atau orang besar lainnya, jika tidak ditulis, orang lain tidak akan tahu," ungkapnya.

Baca Juga: Pertengahan Ramadhan, Harga Sembako di Pasar Tradisional Mulai Berangsur Landai

Menurutnya, pentingnya sebuah tulisan, sekalipun orangnya sudah tidak ada namun tulisannya tetap utuh terbaca. “Seperti Chairil Anwar, "Saya ingin hidup 1000 tahun lagi" makanya berkarya itu, menjadi sesuatu yang awet muda,” pungkasnya.

Disisi lain, santriwati PP. Babussalam, Nailatus Sa'adah, mengaku, mencintai menulis itu berawal dari kebiasaannya menulis diary, dan membikin kelompok membaca.

"Awalnya iseng-iseng menulis diary, kemudian berinisiatif membikin majalah dinding (Mading) dan terus karya-karya mereka yang dipublikasikan di majalah dinding itu dibikin bulletin, dan diberi nama Salamuna,” ungkapnya.

Harapannya, semoga kedepan santri Babussalam bisa menjadi santri yang produktif dan inovatif dalam berkarya, dan dapat diketuk tularkan kepada santri-santri di Madura dan Jawa Timur, sampai kepada Indonesia.

Pengasuh Pondok Pesantren Babussalam, Drs. KH. Halim Ismail, M. Pdi,  mengaku sangat berterima kasih, karena telah dibantu dalam melakukan pendampingan belajar santri. "Semoga, bisa terjalin kerjasama yang baik dalam memberikan ilmu pendidikan khususnya di PP. Babussalam" pungkasnya. AR

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU