GAPMMI Optimistis Industri Mamin Anti Resesi dan PHK

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 06 Jan 2023 12:03 WIB

GAPMMI Optimistis Industri Mamin Anti Resesi dan PHK

i

Foto ilustrasi.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Sektor industri makanan dan minuman (mamin) dinilai kuat bertahan di tengah ancaman resesi dan gelombang PHK. Ancaman resesi global yang bisa berdampak pada ekonomi nasional di tahun ini tak membuat industri mamin pesimistis.

Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman mengatakan, sektor mamin diperkirakan masih akan melanjutkan tren positif di tahun 2023. Hal tersebut ditopang oleh permintaan domestik dan global yang masih cukup kuat.

Baca Juga: GAPMMI Sebut Ekspor Pangan Olahan Naik 20% Sepanjang 2022

"Meskipun di sektor lain seperti sepatu mereka mengatakan banyak terjadi penurunan dan pembatalan oder, tetapi mamin hingga saat ini masih cukup bagus," kata Adhi dalam Market Review IDXChannel, Kamis (5/1/2023).

Adhi menerangkan, kebijakan pemerintah yang mencabut PPKM dan kembali bangkitnya sektor ritel menjadi salah satu alasan permintaan domestik untuk produk mamin ke depannya akan cukup bagus. Masyarakat sudah semakin nyaman dan tidak ada lagi pembatasan untuk bepergian.

Bahkan untuk sektor ritel sendiri, lanjut Adhi, sudah membuka order produk mamin untuk persiapan bulan puasa dan Lebaran tahun 2023 mendatang. Order itu membuat industri mamin saat ini tengah menggenjot produksi.

"Produksi terus meningkat bahkan yang biasanya hanya satu atau dua shift, beberapa perusahaan mulai menambahkan hingga 3 shift untuk memenuhi permintaan tersebut," ujarnya.

Baca Juga: Gapmmi Optimistis Industri Mamin Siap Hadapi Berbagai Guncangan di 2023

sementara di pasar Global, permintaan produk mamin tersebut tidak kalah bagusnya, produk-produk IKM (Industri Kecil Menengah) binaanpun, menurut Adhi, turut kecipratan dampak orderan.

"Tahun lalu industri binaan seperti IKM dari industri kecap, industri rumah tangga berhasil menembus pasar timur tengah akibat Promosi rempah Indonesia yang kebanyakan IKM cukup menggembirakan," tandasnya.

Jika menyoroti kinerja ekspor hingga bulan November 2022 lalu, GAPMMI mencatat terjadi peningkatan sebesar 20 % untuk ekspor produk pangan olahan saja, diluar produk turunan sawit.

Baca Juga: Mendag Zulhas Sebut Surat Izin Impor Gula Belum Ada

Peningkatan kinerja ekspor tersebut juga mengerek kontribusinya terhadap PDB industri non migas. Kontribusi Industri mamin terhadap PDB hingga kuartal III 2022 lalu tembus Rp209,6 triliun.

"Pasar ekspor masih terus berkembang dan tumbuh, karena masih banyak juga permintaan dari sana, dan kita juga mengembangkan produk halal kita yang menajdi peluang untuk pasar timur tengah," tutupnya. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU