Dunia Terpecah oleh Kecerdasan Buatan, RI oleh Tiga Kesenjangan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 06 Des 2023 21:20 WIB

Dunia Terpecah oleh Kecerdasan Buatan, RI oleh Tiga Kesenjangan

i

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED) ke-12 di Grand Hyatt Bali, Rabu (6/12/2023).

SURABAYAPAGI.COM, Nusa Dua - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan rakyat Indonesia bahwa dunia menciptakan situasi yang terfragmentasi. Dunia tidak lagi mengglobal, tidak lagi mengakomodasi aspirasi bahwa warga dunia berbagi satu planet, satu dunia dan satu kemanusiaan.

"Kita menjadi terpecah, apakah terpecah berdasarkan geografi, kedaulatan, etnis, ras, agama, atau sekarang juga terpecah oleh kecerdasan buatan," ungkap Sri Mulyani dalam Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED) ke-12 di Grand Hyatt Bali, Rabu (6/12/2023).

Baca Juga: Resiko Pejabat Bea Cukai Berkongsi

Bendahara negara itu mengingatkan ada tiga kesenjangan di Indonesia yang perlu diperbaiki yakni pembangunan infrastruktur, sumber daya manusia dan, kualitas kelembagaan.

"Inilah tiga kesenjangan penting yang Indonesia perlu untuk terus berinvestasi," ingatnya.

 

Anggaran Cerminan Aspirasi Masyarakat

Sri Mulyani menyoroti perang dagang dan investasi yang sedang terjadi di banyak negara. Hal ini disebut akan menciptakan gangguan lebih lanjut dalam rantai pasok dan menghilangkan prinsip perdagangan bebas yang saling menguntungkan

Sri Mulyani menyebut fragmentasi global yang menimbulkan peningkatan nasionalisme dan populisme akan memberikan tekanan besar pada instrumen fiskal. Karena pada dasarnya anggaran merupakan cerminan aspirasi masyarakat sehingga sentimen terhadap nasionalisme dan populisme akan menular ke dalam kebijakan fiskal.

Banyak negara tidak segan untuk utang tinggi demi memenuhi kebutuhan fiskalnya. Di saat yang sama, alat fiskal harus menahan tekanan yang datang dari goncangan global apakah itu krisis keuangan dalam bentuk pandemi maupun perubahan iklim.

"Fragmentasi ini pasti akan menciptakan tantangan kerja sama antar negara. Indonesia terus memainkan peran konstruktif meskipun lanskap global sangat sulit dan menantang serta terus berubah," ucapnya.

 

Dampak Fragmentasi Geopolitik

Menurut Sri Mulyani, fragmentasi geopolitik semakin meningkat hingga berimbas terhadap perekonomian.

Sri Mulyani mengatakan saat ini semakin banyak negara yang memprioritaskan kebutuhan sendiri dan menganggap negara lain adalah musuh. Informasi itu diketahuinya usai pertemuan bilateral dengan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Belanda Sigrid Kaag."Dia mengatakan sekarang banyak sekali partai di Eropa yang semakin inward looking (memprioritaskan kebutuhan domestik). Kasus di mana mereka melihat negara lain sebagai musuh dan bukan teman," kata Sri Mulyani

 

RI Negara Berpendapatan Tinggi

Menteri Keuangan menyebut Indonesia saat ini tengah berupaya menjadi negara berpendapatan tinggi. Kendati demikian jalan yang ditempuh tidak mudah.

"Indonesia terus melanjutkan perjalanannya untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi dan ini bukanlah perjalanan yang mulus dan mudah," kata Sri Mulyani.

"Tidak ada seorang pun yang menjanjikan bahwa menjadi negara berpenghasilan tinggi itu akan mudah, namun ini adalah sesuatu yang harus terus kita dukung dengan didukung oleh semua kebijakan yang baik," imbuhnya.

 

Indonesia Punya Modal

Baca Juga: Menkeu Arahkan Pejabat Ditjen Bea Cukai Lewat Istagram

Ani, sapaan akrabnya, mengatakan Indonesia punya modal untuk menjadi negara maju. Indonesia diberkati dengan sumber daya alam yang sebenarnya memainkan peran sangat penting dalam tren geopolitik dan geostrategis.

Tak hanya itu, dari sisi ekonomi, Indonesia sekarang ini juga memiliki keseimbangan fiskal yang relatif lebih baik dibandingkan negara berkembang dan negara maju lainnya. Hal itu setidaknya bisa dilihat dari rasio utang terhadap PDB yang lebih rendah dibanding negara lain.

Ia mengatakan hal itu menjadi landasan yang perlu dijaga untuk menghadapi berbagai tantangan di masa mendatang, termasuk untuk jadi negara maju.

 

Perbincangkan Teknologi Kecerdasan

Isu global saat ini ditandai munculnya ChatGPT . Ini membuat dunia  ramai memperbincangkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence.

Praktis, melihat kembali tonggak-tonggak perkembangan AI yang dapat membantu warga dunia tentang  mengapa teknologi  hadir di tengah kehidupan manusia.

Imajinasi manusia terkait dengan konsep artificial intelligence (AI) dapat ditelusuri hingga zaman Yunani Kuno, sekitar 2.700 tahun yang lalu. Dalam kisah mitologi Yunani, diceritakan Dewa Hephaestus membuat sebuah patung perunggu manusia raksasa yang diberi nama Talos.

Praktis, Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) telah menjadi salah satu tren terbesar dalam dunia teknologi modern. Dengan kemampuan untuk mengolah data besar, memahami pola kompleks, dan mengambil keputusan berdasarkan algoritma cerdas, AI telah mengubah berbagai aspek kehidupan manusia.

Kecerdasan buatan adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau bisa disebut juga intelegensi artifisial atau hanya disingkat AI, didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah.

Baca Juga: Calon Menkeu Pengganti Sri Mulyani, Profesional, Antikorupsi dan Berani

 

Saingi Berbagai Pekerjaan Manusia

Artificial Intelligence (AI) terus berkembang, menjangkau berbagai sektor dan makin dapat menyaingi berbagai pekerjaan manusia. Dampaknya, banyak lapangan pekerjaan yang terenggut oleh teknologi ini. Lantas, bagaimana  kita sebagai mahasiswa dalam menghadapi ancaman dari teknologi ini?

Berkurangnya lapangan pekerjaan merupakan salah satu hal yang ditakutkan dari perkembangan AI ini. Hal itu sudah mulai tampak saat ini, contohnya adalah penjaga gerbang toll dan penjaga loket parkir yang telah digantikan dengan gerbang otomatis. Selain itu, pekerjaan sebagai sopir pun sudah mulai terancam dengan adanya kendaraan-kendaran self-driving car.

Terdapat kasus menarik yang dapat dijadikan salah satu contoh mengenai ancaman berkurangnya lapangan pekerjaan ini. Pada tahun 2019 lalu, sebuah tim pemain pro Dota 2 bernama OG yang baru saja memenangkan kompetisi internasional Dota 2 yang bernama The International diadu dengan kecerdasan AI milik OpenAI, yaitu OpenAI Five.

 

Menguji Kemampuan kelolah data

 Pertandingan ini bertujuan untuk menguji kemampuan OpenAI Five dalam mengolah data.

Chairman sekaligus co-founder OpenAI, Greck Brockman menjelaskan bahwa OpenAI Five menggunakan sistem deep reinforce learning. Artinya, kode OpenAI Five ini tidak dirancang untuk bermain, melainkan untuk mempelajari game. Waktu belajar OpenAI Five ini sangat cepat, bahkan dalam 10 bulan OpenAI Five sudah memainkan Dota 2 selama 45 ribu tahun.

Dengan data pengalaman bermain selama 45 ribu tahun tersebut, hasil dari pertandingan antara OpenAI Five melawan tim OG tentu sudah dapat ditebak. Pada pertandingan dengan metode best of three tersebut, AI buatan Open AI sukses mempecundangi tim OG dengan skor 2-0. n erc/jk/nd/ar2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU