Home / Opini : Jumat Berkah

"Ahh, Jadi Merepotkan"

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 15 Feb 2024 21:10 WIB

"Ahh, Jadi Merepotkan"

Ucapan ini sering diucapkan pula oleh orang-orang bijak yang menerima bantuan. Dan juga saya tiru.

Mengingat, ucapan ini menurut saya sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Maidah: 2.

Baca Juga: Bulan Ramadhan

“Dan tolong-menolonglah kamu atas kebajikan dan takwa, dan janganlah kamu bertolong-tolongan atas dosa dan permusuhan.”

Dalam ayat ini, orang menolong dalam kebajikan dan takwa adalah beribadah karena melaksanakan perintah Allah.

Mengingat dalam beribadah, saya diajarkan oleh kedua orang tua saya tidak boleh merasa repot dan direpotkan.

Tetapi harus merasa bahagia dan bersyukur. Ada ajakan semangat menolong.

Kakek nenek saya malah minta ubah kebiasaan mengucapkan, “Ahh, repot-repot” menjadi “Ahh, jadi merepotkan”.

Perubahan ucapan ini bermakna terima kasih dan doa, baik ketika menerima jamuan makanan maupun minuman; termasuk ketika menerima kunjungan dan doa pada waktu kita dan atau keluarga kita sakit; juga ketika menerima bantuan.

Saya mengajak pembaca ayo uruskan niat kita menjamu tamu, menjenguk orang sakit, membawa oleh-oleh ketika bersilaturahim, dan membantu orang lain sebagai ibadah dan menjadikannya sebagai ladang beramal salih. Jika kita dimintai tolong, hakikatnya kita diberi kesempatan beramal salih, bukan direpotkan.

Ucapan “Ah, jadi merepotkan”, menurut saya bermakna ibadah, dan bukan basa-basi.

Saran saya jangan lagi berucap“Ah, nggak usah repot-repot!”

Baca Juga: Zikir Penenang Hati

Kebiasaan ini sering terucap oleh lisan saya kita dihidangkan sesuatu oleh tuan rumah.

Sekilas, ucapan itu untuk menunjukkan kesopanan kepada tuan rumah. yang kemudian lazim terkesan menjadi bagian dari akhlak bertamu.

Hamka dalam Tafsir al-Azhar, menulis, Ibrahim ketika didatangi tamu menyambutnya dengan sikap hormat. Beliau mempersilakan tamu itu duduk di tempat penerimaan tamu. Setelah itu, beliau pergi secara diam-diam memberi tahu keluarganya bahwa ada tamu. Lalu, segeralah seisi rumah sibuk menyambut tamu dengan sepantasnya. Ditangkaplah seekor anak sapi yang masih muda, disembelih, dan dibumbui baik-baik. Setelah itu, daging sapi itu dibakar sampai masak. Dibawanyalah hidangan anak sapi gemuk itu ke hadapan tamu itu, sebagai tanda menghormatinya.

“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.’ (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Salah satu ajaran menjamu tamu, disabdakan oleh Rasulullah SAW : “Hai manusia, tebarkanlah salam, hubungkanlah silaturahim, menjamulah makan dan shalatlah malam kamu pada waktu orang lain tidur, niscaya kamu akan masuk surga dengan selamat sejahtera.’(HR. At-Tirmidzi)

Dari hadits ini saya menyerap ajaran bahwa menjamu dan memuliakan tamu, hakikatnya adalah bagian dari pelaksanaan ibadah.

Baca Juga: Pegadaian Kanwil XII Bagikan Ribuan Makanan Siap Saji kepada Masyarakat

Maka ucapkan adab “Ah, jadi merepotkan” kepada tamu dan saat kita menerima tamu.

Dan jangan lagi mengucapkan, “Ah, repot-repot". Semoga bermanfaat. ([email protected])

 

Oleh:

Hj. Lordna Putri

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU