Petani Tuban Diteror Kemarau Panjang, Irigasi Persawahan Lumpuh Total

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 12 Agu 2024 10:25 WIB

Petani Tuban Diteror Kemarau Panjang, Irigasi Persawahan Lumpuh Total

i

Sungai di Desa Sambongrejo, Tuban kekeringan dan hanya menyisakan bebatuan dan pasir sejak tiga bulan terakhir. SP/ TBN

SURABAYAPAGI.com, Tuban - Musim kemarau panjang yang saat ini melanda hampir rata seluruh Indonesia mulai menghantui para petani. Kali ini petani di Tuban, Jawa Timur mengeluhkan kekeringan imbas tak turun hujan berbulan-bulan hingga menyebabkan irigasi persawahan lumpuh total.

Akibatnya, hektaran tanaman jagung yang mengering dan mati, para petani pun harus gigit jari lantaran akan mengalami gagal panen di musim kali ini imbas kekeringan dan sumber air banyak yang mengering.

Baca Juga: Dongkrak Produktivitas Petani, Pemkab Bangkalan Salurkan Ratusan Pompa Air

“Bendungan Kedung Ireng, sejak bulan enam sampai bulan delapan itu paling sat (kering) bulan delapan karena gak ada hujan, pengairan sawah desa Sambongrejo sampai Penambangan, sawahnya kering gak bisa ditanami,” ujar Sigegar, warga desa setempat, Senin (12/08/2024).

Baca Juga: Panen Raya Melimpah, Dongkrak Sektor Perekonomian Petani Padi di Tuban

Diketahui, salah satunya kondisi sungai dan bendungan kedung Desa Sambongrejo, Kecamatan Semanding berangsur surut bahkan mengalami kekeringan dan hanya menyisakan bebatuan dan pasir yang memenuhi dasar sungai, sejak tiga bulan terakhir. 

Sementara itu, diketahui kemarau panjang diprediksi akan sampai bulan november saat musim penghujan tiba. Kondisi ini membuat petani di sepanjang aliran Sungai Kedung Ireng hanya bisa pasrah. Para petani desa setempat sementara berhenti bercocok tanam, serta membiarkan lahannya kering dan tidak terawat. 

Baca Juga: Petani di Ngawi Manfaatkan Lahan Waduk untuk Bercocok Tanam Imbas Kemarau

Sebagai informasi, tak hanya kekeringan di area persawahan. Kemarau panjang di Tuban juga mengakibatkan kebakaran hutan yang dipicu banyak tumpukan daun jati yang berguguran dan tanaman palawija yang bisa memicu kebakaran. Bahkan diketahui juga sudah sejak Januari hingga Juli 2024 telah terjadi 3 kali kebakaran hutan seluas 6 hektar di wilayah BKPH Plumpang dengan taksiran kerugian Rp 135 juta. tb-01/dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU