Gagrak Porongan Perlu Dilestarikan Sebagai Uri Uri Budaya Sidoarjo

author Handoko Koresponden Sidoarjo

- Pewarta

Minggu, 01 Sep 2024 11:03 WIB

Gagrak Porongan Perlu Dilestarikan Sebagai Uri Uri Budaya Sidoarjo

i

Pagelaran wayang  kulit gagrak porongan di Desa Wage Kecamatan Taman, Sidoarjo. SP/ HIKMAH

SURABAYAPAGI.com, Sidoarjo - Pagelaran wayang  kulit gagrak porongan berhasil menyedot perhatian warga Sidoarjo yang diadakan di berbagai tempat di 12 titik lokasi selama 2024. Kini giliran Desa Wage Kecamatan Taman, Sidoarjo dalam episode titik ke 10 yang dengan lakon Wahyu Cakra Ningrat, yang dibawakan oleh oleh kepiawaian dalang Ki Didik Iswandi semalam suntuk, Jumat (30/08/2024).

Antusias warga pun semakin membludak terlihat dari penuhnya kursi penonton hingga meluber ke area gang Jambu RT 8/ RW 9 Desa Wage, pasalnya bertepatan dengan puncak acara peringatan HUT RI ke 79 Desa Wage.

Baca Juga: Konsolidasi DPC FPPI Sidoarjo, Berjiwa Pengabdian Mengawal Konstitusi Pemerintah

Dibuka dengan berbagai sajian aneka seni tari tarian, drama aksi pahlawan  kemerdekaan dari siswa dan siswi  sekolah, langgam campursari dan dagelan lawakan Cak Hunter dan Ning Retno yang mengundang tawa warga.

Dalam kata sambutannya Kades Wage Mashudan menyambut baik dan berterima kasih kepada Pemkab melalui Dikbud Sidoarjo atas perhatian pemerintah terhadap uri uri budaya  pengembangan asli Sidoarjo.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang sudah memberikan pagelaran wayang kulit Gagrak Porongan di Desa Wage," tandas Mashudan.

Lebih lanjut, Kabid Kebudayaan Kartini juga turut mengapreasi kegiatan tersebut yang merupakan uri uri budaya wayang Gagak Porongan ini adalah lokal wisdom keunggulan lokal yang ada di kabupaten sidoarjo.

"Kita wajib untuk melestarikan secara bersama," ujar Kartini.

Sementara itu salah anggota DPRD  yang hadir dalam kesempatan tersebut Zakaria Dimas Pratama dari Nasdem juga memberikan pencerahan bahwa kesenian  wayang ini perlu dilestarikan kalau dalam filosofis bahasa indonesianya wayang adalah bayangan berarti cermin, yakni  cermin pada diri kita.

Baca Juga: Tumpeng Raksasa 2.500 Ikan Bandeng Bakar Warnai Sedekah Bumi Desa Tambak Beras

"Kalau kita ingin merefleksikan bagaimana kita mencermin kehidupan ini, kita menyimak, cerita lakon" dalam pewayangan. Dalam kehidupan kita sehari-hari pewayangan bukan hanya sekedar pertunjukan dan penampilan tapi di sini ada kandungan nilai-nilai pendidikan moral dan kepemimpinan, sehingga kesenian pewayangan maupun pedalangan merupakan kebudayaan yang perlu kita junjung tinggi secara bersama-sama masyarakat dan pemerintah termasuk kami yang ada di DPRD Kabupaten sidoarjo," tandas Zakaria.

Di sebutkan pula oleh Zakaria, kedepannya DPRD Sidoarjo akan komitmen mendorong budaya-budaya yang ada di kabupaten sidoarjo, untuk digali dan dilestarikan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan acara pagelaran Wayang kulit di gelar di Desa Wage, untuk yang kesepuluh kalinya dari rangkaian dua belas titik di  Sidoarjo Dengan digelarnya wayang kulit Gagrak Porongan Dengan lakon Wahyu Cakraningrat, semoga warga mendapatkan keberkahan dari  Wahyunya dari Allah SWT, yakni warga Desa Wage beri kesehatan, ketentraman dan Kesejahteraan" tutur Ketua RT 8 RW.9 Budi.

Uniknya, warga yang hadir tak terbatas usia. Anggapan bahwa wayang hanya disukai kalangan tertentu, tak terbukti di Desa Wage  Disana, penonton segala usia duduk bersama menikmati jalannya acara hingga selesai. Salah satunya Anisa Dewi gadis usia 14 tahun yang mengaku sangat suka wayang.

Baca Juga: Puncak HUT RI Ke-79, Desa Kebonsari Candi Gelar Perlombaan Tradisional dan Modern

Ia yang datang bersama 3 temannya itu mengungkapkan antusiasnya pada pagelaran wayang. Menurutnya pertunjukan wayang layak dinanti karena menghibur. 

“Suka wayang karena dagelannya lucu. Ini nonton sampai selesai. Saya juga suka sindennya,” ujarnya.

Desa Wage merupakan satu dari 12 tempat yang dipilih Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo, sebagai rangkaian pertunjukan wayang gagrak porongan, dengan tujuan melestarikan budaya asli Sidoarjo. Tersisa 2  episode lagi pagelaran wayang gagrak porongan berikutnya 

6 September, di bawakan Dalang Ki Joko Supriyanto, bertempat Desa Waru, Kecamatan Waru. Sebagai gerbong terakhir nanti pagelaran wayangan khas Sidoarjo ini berakhir pada  8 November dengan Dalang Ki Johan Susilo, di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong. hdk/hik

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU