SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Kampanye pilgub Jatim tinggal lima hari lagi. Senin (18/11/2024) malam, ketiga cagub telah sama-sama menyampaikan closing statement. Warga Jatim yang melihat dari layar TV atau live streaming, pasti punya sikap, memilih salah satu cagub atau absten alias golput.
Untuk pemahaman kita, saya cukilkan tiga kata penutup debat pamungkas.
Baca Juga: Asosiasi Driver Ojol, Jadi Pressure Grup Ikuti Partai Buruh
Paslon Pilgub Jatim 2024 nomor urut 1 Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim, menutup debat dengan pantun dan kalimat mutiara. Keduanya mengajak masyarakat Jatim memilih pemimpin untuk masa depan di Pilgub Jatim 2024.
Pilgub, menurut Luluk, bukan untuk mewujudkan pemerintah yang memberikan untung rugi, melainkan pemerintah yang menguatkan mereka yang lemah, bukan yang melemahkan yang kuat, serta pemerintah yang memberi ruang bagi semua untuk tumbuh dan berkembang.
Sementara paslon nomor urut 2, Khofifah-Emil, menyampaikan kalimat penutup dengan meminta maaf kepada dua paslon lain selama masa kampanye.
Beda dengan, paslon nomor urut 3, Tri Rismaharini dan Gus Hans.
Risma menyampaikan kata penutup dengan membeberkan sejumlah program, seperti sekolah gratis dan insentif guru.
Akal sehat saya menilai dari tiga cagub itu yang kata penutupnya bersahabat justru dari cagub petahana.
Bagi saya, kata penutup merupakan bagian penting dalam setiap bentuk komunikasi, baik itu presentasi, pidato, makalah, dan debat.
Pendeknya, kata penutup juga memiliki manfaat untuk memberikan kesan akhir yang kuat dan mengesankan kepada para pendengar.
Dan dalam setiap bentuk komunikasi, kata penutup yang mengesankan dapat meninggalkan kesan yang mendalam kepada para pendengar. Oleh karena itu, penting untuk memilih kata-kata yang tepat dan menggambarkan kesan akhir yang diinginkan. Dengan demikian, kata penutup dapat mempengaruhi bagaimana pesan yang disampaikan diterima dan dipahami oleh orang lain. Nah. Tampaknya, dari tiga paslon ini cagub pertahana yang mempelajari konsep komunikasi menjadikan closing Statement menjadi berkesan .
***
Dalam ilmu komunikasi, metode debat ini menjadi satu instrumen yang penting bagi pemilih untuk memastikan bahwa memang ini lah kualifikasi dari setiap pasangan calon gubernur.
Mereka sama -sama diberikan ruang dalam pelaksanaan debat untuk memaparkan visi, misi, maupun programnya.
Peneliti dari Saiful Mujani and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menilai debat cagub pun seharusnya memiliki pengaruh terhadap pemilih. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Substansi debat yang tidak sampai ke publik menjadi persoalannya. Lembaganya, menemukan di dalam survei bahwa isu-isu yang diangkat oleh cagub umumnya tidak diketahui oleh publik.
Dia menduga saat menonton debat, publik tidak memahami substansi isu yang dibahas.
Baca Juga: Gubernur Kalsel Melawan, Kita Tunggu Langkah KPK
Hal yang sama dinyatakab pengamat Politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli.
Dalam pandangan proses debat cagub hanya akan memengaruhi pemilih yang belum menentukan pilihan dan pemilih mengambang atau swing voters yang jumlahnya tidak terlalu besar.
Hasil menyerap debat akan menentukan langkah selanjutnya bagi mereka. Dan bagi pemilih lokal, kata beberapa warga yang saya temui debat cagub yang mengolok hanya sekadar menjadi tontotan.
***
Padahal kata KPU Jatim debat publik atau debat terbuka antar pasangan bertujuan untuk:
a. menyebarluaskan profil, visi, dan misi, serta program kerja para Pasangan Calon kepada Pemilih dan masyarakat;
b. memberikan informasi secara menyeluruh kepada Pemilih sebagai salah satu pertimbangan Pemilih dalam menentukan
Baca Juga: Golput Tinggi, Masyarakat Sudah Jenuh dan Muak dengan Elite Politik
pilihannya; dan
c. menggali lebih dalam dan luas atas setiap tema yang diangkat dalam kegiatan debat publik atau debat terbuka.
Saya yang intens mengikuti debat cagub sejak awal. Dalam debat tiga kali, para pendukung yang hadir.
Debat menurut pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pembahasan atau pertukaran pendapat mengenahi suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing masing. Jelas, debat adalah kegiatan adu argumentasi, adu gagasan, adu ide. Tentu untuk memutuskan sesuatu masalah membuat Jatim lebih maju.
Mengingat, dalam debat ada yang mengajukan usul atau pendapat .
Rata rata cagub yang berdebat tidak hanya berbicara tanpa data dan fakta serta realita yang ada.
Akal sehat saya berbisik aktivitas debat merupakan sebuah perpaduan dari keterampilan berbicara dan pengetahuan lengkap terkait topik yang akan didebatkan.
Saya mencatat semua cagub tampak mempersiapkan diri materi. Sedikit yang menggunakan struktur debat.
Ada yang tanpa persiapan matang, sehingga pernyataan pernyataannya asal kritik. Pernyataan-pernyataannya saya simak cocok untuk bahan pemberitaan pers, hiburan dan guyonan publik, disampaikan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim. Cagub ini acapkali melakukan gorengan isu politik lokal. Seolah galak. Ini ditunjukan paslon nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim. ([email protected])
Editor : Moch Ilham