Home / Opini : Kontrol Sosial Pers Terhadap PT Puspa Agro yang Disarankan oleh Tim DPRD Ditutup

Biaya Operasional Pasar Puspa Agro Rp 100 M, Kini Terbengkalai

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 29 Des 2024 20:08 WIB

Biaya Operasional Pasar Puspa Agro Rp 100 M, Kini Terbengkalai

i

Raditya M Khadaffi

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Luluk Nur Hamidah, saat ikut pilkada Jatim sebagai bakal calon Gubernur Jawa Timur, sempat blusukan ke Pasar Induk Puspa Agro milik Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jawa Timur.

Legislator PKB ini menilai kondisi Pasar Induk yang di-visikan Komisaris Utama PT Puspa Agro, Erlangga Satriagung, Puspa Agro sebagai pusat perdagangan agrobisnis terbesar ke-2 se Asia Tenggara, setelah Thailand, sudah terbengkalai dan memprihatinkan.

Baca Juga: Patrick Kluivert, Keturunan Suriname-Curacao, Dipacaki Indonesia

Pernyataan Luluk disampaikan saat mengunjungi Pasar Puspa Agro dan melihat kondisi bangunan serta berbincang-bincang dengan para pedagang di sana, Rabu (11/9/2024).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), asal usul kata terbengkalai, berasal dari kata dasar, beng·ka·lai. Ter·beng·ka·lai artinya terhenti sebelum selesai dikerjakan (tentang pekerjaan, urusan, dan sebagainya); terlantar (tentang pekerjaan dan sebagainya): contoh kalimat; banyak bangunan yang - karena kekurangan biaya; 2 ark terdiam: ia duduk - memikirkan kemalangannya;

Juga ada kata mem·beng·ka·lai·kan atau meninggalkan pekerjaan dan sebagainya sebelum selesai; membiarkan terbengkalai.

Jadi arti kata terbengkalai adalah terhenti sebelum selesai dikerjakan atau terlantar.

Isyaratnya, Pasar Induk Puspa terlantar. Padahal biaya operasionalnya diungkap Komisaris Utama PT Puspa Agro, Erlangga Satriagung, Rp 100 miliar. Bener atau benar!.

Ini teringat contoh penggunaan kata terbengkalai dalam kalimat : "Banyak bangunan yang terbengkalai karena kekurangan biaya". Lho?

Sinonim dari kata terbengkalai adalah membiarkan, mendamparkan, mengabaikan, mengacuhkan, meninggalkan, dan menyia-nyiakan. Masya Allah. Lek ngene piye Pak Erlangga pertanggungan jawabannya. Apa ada laporan fiktif atau mark up?

 

***

 

Awal Desember 2024, saya melongok Pasar bermodal Rp 850 miliar, di lahan sangat luas, 50 Hektare, aktivitas sebagai pasar induk Pasar Puspa Agro yang berlokasi di kawasan Jemundo, Kabupaten Sidoarjo, belum dirasakan.

Padahal, awal-awalnya, Direktur PT Puspa Agro saat itu, Abdullah Muchibuddin, berharap Puspa Agro memerlukan dukungan dan sinergi dengan Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD) dinas, badan dan kantor di lingkungan Pemprov Jawa Timur yang terkait dengan industri, perdagangan, pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan. Ini, katanya, hadapi era persaingan ritel besar dan pemasok asing

Muchibuddin, bilang, untuk bersaing dan bisa bertarung masuk pasar bebas agribis MEA, diperlukan dukungan dana cukup besar hingga Rp 100-200 miliar. Dana tersebut akan dipergunakan untuk membeli sarana dan prasarana transportasi dan gudang penyimpanan yang dilengkapi alat pendingin. Juga mobil boks yang dilengkapi pendingin, gudang pendingin, peti kemas berpendingin.

Semuanya untuk membawa, menyimpan dan mengekspor hasil-hasil agribis ke berbagai daerah dan keluar negeri. (Sumber: kominfo.jatimprov.go.id tanggal 11 Februari 2016). Nyatanya, infrastruktur itu belum mendulang dana ke PAD yang signifikan? Jangankan mendulang dengan deviden yang memadai, fasilitas sebuah Pasar Induk, saat saya tengok awal Desember 2024, tidak kelihatan. Sepanjang pagi hingga siang yang saya saksikan hanya lapak lapak dikerukupi terpal .

 

***

 

Menurut Purnawan Basundoro dalam Pengantar Kajian Sejarah Ekonomi Perkotaan Indonesia, di pasar induk, umumnya transaksi yang terjadi atau jual-beli dalam partai besar atau grosir.

Tidak hanya penjualnya, karakteristik pembeli di pasar induk  juga khas, bukan pembeli ritel kayak di pasar tradisional.

Tim Penulis PS dalam Agribisnis Tanaman Buah, pembeli di pasar induk umummya adalah pengecer dan pedagang khusus. Artinya, penbelinya adalah sekaligus pedagang juga di pasar lain.

Tak mengherankan pula apabila pembeli di pasar induk berbelanja dalam jumlah besar, karena barangnya akan dijual lagi.

Karena berbeda dengan pasar biasa, pasar induk juga punya fungsi khusus.

Menurut Purnawan Basundoro, pasar induk tidak hanya berfungsi sebagai pusat grosir dan pengendali harga, namun juga pusat informasi mengenai harga komoditas.

Hal yang jadi perbedaan pasar induk dengan pasar biasa adalah komoditi yang diperjualbelikan dan skala transaksinya. (Good News From Indonesia, https://www.goodnewsfromindonesia.id, 18 Dec 2023).

Menurut Jawal Anwarudin Syah dalam buku "Menggapai Laba dari Budi Daya Durian" (2024),  "Pasar induk adalah pasar besar yang biasanya didominasi oleh salah satu produk hortikultura (sayuran dan buah-buahan)."

Bagi petani, pasar induk memiliki beberapa fungsi penting.

Baca Juga: KPK Diolok-olok Megawati, Malah Defend

Dikutip dari buku Pengantar Kajian Sejarah Ekonomi Perkotaan Indonesia (2023) karya Purnawan Basundoro, pasar induk berfungsi sebagai: Pusat grosir kebutuhan sehari-hari

Pengendali harga pasaran Pusat informasi untuk harga barang yang dijual.

Adapun, fungsi pasar induk bagi petani dalam kegiatan ekonomi adalah sebagai penyalur hasil pertanian kepada konsumen.

Tanpa pasar induk, petani akan sulit menyalurkan komoditas pertaniannya. Sehingga mereka pun sulit memperoleh pendapatan.

Dilansir dari situs Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas, ditulis bahwa fungsi pasar induk bagi petani adalah sebagai terminal komoditas.

Maksudnya, pasar induk dijadikan tempat menaruh, menyimpan, dan menyalurkan hasil pertanian dari produsen ke konsumen.

Saya dapat info dari teman di Bangkok Pasar induk terbesar di Thailand adalah Pasar Chatuchak yang terletak di Bangkok.

Saya beberapa kali mengunjungi Pasar Chatuchak. Ini  pasar luas yang terletak di Distrik Chatuchak Bangkok.

Tempat ini lebih dikenal sebagai “Pasar Akhir Pekan Chatuchak” . karena sebagian besar toko hanya buka pada hari Sabtu dan Minggu. Bukan hanya pasar terbesar di kota Bangkok, tetapi konon Pasar Chatuchak juga merupakan pasar terbesar di seluruh Thailand (dan mungkin di seluruh dunia). Ada lebih dari 15.000 toko yang menjual beragam barang dagangan, sayur, buah, ikan, ayam dan makanan. Diperkirakan lebih dari 200.000 pengunjung datang ke sans setiap akhir pekan.

Pasar ini juga populer di kalangan penduduk setempat dan dianggap sebagai destinasi yang wajib dikunjungi bagi wisatawan.  Juga disediakan atraksi wisata Bangkok . Atraksi ini ramai .

Nah! Apa Pak Erlangga Satriagung, Komut PT Puspa Agro generasi pertama pernah menyiapkan master plan pasar induk terbesar kok kini terbengkalai. ?

 

***

 

Baca Juga: Harga Cabai Naik, Perlu Diperdebatkan Pemicunya

Dalam pembangunannya, PT Puspa Agro, konon hingga tahun 2020 menelan anggaran APBD Jatim mencapai sekitar Rp 850 Miliar.

Tahun 2016, saya dengar baru digelontor Rp 600 miliar. Dana ini dicairkan beberapa termin. Hingga tahun 2013, Pemprov Jatim baru menginvestasikan Puspa Agro, sebesar Rp 350 miliar.

Soal besaran dana APBD Jatim ke PT Puspa Agro, sampai awal Desember 2024, masih simpang siur. Tak ada transparansi dari Pemprov Jatim.

Padahal ada perintah UU, terkait transparansi penggunaan APBD. Ini adalah bentuk akuntabilitas pemerintah daerah dalam menjaga anggaran agar sesuai dengan tujuan penggunaannya.

Hal yang saya tahu, transparansi anggaran merupakan keterbukaan informasi tentang keuangan publik yang dapat diakses oleh publik secara mudah.

Disebut operasional PT Puspa Agro, sejak diresmikan tahun 2010, menelan biaya sekitar Rp 100 Miliar lebih.

Buat apa saja Pak Erlangga Satriagung, direksi dan komisaris perintis, uang sebesar itu?

Semula, Pak Erlangga Satriagung, memberikan visi Puspa Agro yang dikelolanya didesain sebagai pasar induk yang terbesar, termurah dan terlengkap dari bahan pokok sembako, sayur, buah, bunga sampai ke lauk pauk.

Sumber di DPRD membocorkan aktivitas sebagai pusat pasar induk hasil pertanian milik Pemprov Jatim  baru memberi kontribusi PAD Rp 10 miliar tahun. Padahal bunga deposito 6-8%.

Bila menggunakan modal hingga tahun 2013, PAD sebesar itu amat kecil. Komut PT Puspa Agro, pernah bilang nilai sebesar itu diistilahkan surplus.

Sekarang Pasar Induk terbengkalai. Halo pak Er, diapakan setelah pasar yang pernah sampean gembar gemborkan akan dijadikan Pasar Induk terbesar ke 2 Asia Tenggara ini, terlantar? Apa ini yang dinamakan besar pasak daripada tiang.

Nilai uang Rp 100 miliar itu sebesar 6.174.140,00 USD. Dengan uang sebesar itu, seseorang sudah bisa disebut miliarder yang mendekati centibillionaire.

Deposito di BNI dan Mandiri uang Rp 100 miliar, selama 6 bulan, bunganya 2,75% atau Rp 2,75 miliar. Satu tahun Rp 5,5 miliar. Bila deposito dimasukan tahun 2013, diambil tahun 2024, hasilnya Rp 5,5 M x 11 tahun = Rp 60,5 miliar. Jauh dengan kontribusi PT Puspa Agro yang hanya Rp 10 miliar. ([email protected])

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU