SURABAYAPAGI.com, Medan - Kahiyang Ayu kini punya nama baru. Ia diberi marga batak dan namanya resmi menjadi Kahiyang Ayu Siregar pada Selasa (21/11).
Itu dilakukan setelah Kahiyang resmi menikah dengan Bobby Nasution pada 8 November lalu di Solo, Jawa Tengah. Ia dan keluarga bertolak ke Medan untuk mengikuti pernikahan adat setempat. Itu diawali haruan boru atau upacara penerimaan mantu, kemarin.
Hari ini, Kahiyang dan Bobby mengikuti upacara pemberian marga di kediaman saudara Bobby di Jl Suka Tangkas Nomor 17, Kelurahan Suka maju, Kecamatan Medan Johor, Sumatera Utara.
Doli Siregar yang rumahnya dipakai Kahiyang untuk upacara pemberian marganya, merupakan adik dari ibunda Bobby, Ade Hanifah Siregar. Di Batak, menantu perempuan yang menikah dengan marga Nasution biasanya bermarga Siregar. Itu mengikuti marga ibu mertuanya.
Pemberian marga itu merupakan bagian dari upacara adat Mandailing. Aturannya, setiap warga yang menikah dengan pria Batak dan belum punya marga, harus diberi marga khusus. Dengan demikian, saudara Bobby dan masyarakat Batak resmi menganggap Kahiyang keluarga.
Dilaporkan, adat itu juga untuk mengantisipasi agar acara puncak pernikahan yang akan digelar pada 24 hingga 26 November mendatang berjalan dengan lancar. Pemberian marga Kahiyang dihadiri raja adat.
Seperti saat siraman, akad nikah dan resepsi Kahiyang di Solo, upacara pemberian marga di Medan dihadiri ratusan warga. TNI dan Polri sampai melakukan pengamanan dengan ketat.
Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan, pihaknya mengerahkan 300-an kekuatan pengamanan tertutup maupun terbuka yang tergabung dari TNI-Polri.
Di pintu masuk rumah, puluhan petugas berjaga menggunakan baju batik. Rumah itu bahkan dipasangi detektor untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Rombongan Kahiyang dan Bobby sendiri tiba di lokasi pemberian marga itu pada pukul 10 pagi tadi. Mereka juga dijaga ketat oleh pasukan pengamanan presiden (paspampres). Kahiyang tetap berkebaya ala wanita Jawa, sementara Bobby mengenakan jas dan sarung tradisional Batak. Ia juga mengenakan topi yang senada dengan sarung yang dipakainya.
