Mantan Menkes Yakin Covid-19 Bukan Pandemi Alami

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 27 Agu 2021 20:30 WIB

Mantan Menkes Yakin Covid-19 Bukan Pandemi Alami

i

Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari

Ahli Virologi China Temukan Covid-19 Buatan Manusia 



SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari meyakini pandemi Covid-19 saat ini bukan pandemi alami. Kecurigaannya setelah mempelajari karakteristik virus Covid-19 yang tidak bisa ditebak.

“Bila virus itu alami, seharusnya bisa ditebak karakteristiknya setelah melakukan serangkaian riset. Lemahnya riset soal karakter virus Covid-19 itu menyebabkan pemerintah membuat kesimpulan tanpa didahului riset komprehensif. Karena kita menganggap ini pandemi alami. Kalau pandemi alami, seharusnya kita bisa menebak. Kalau sekarang datang dari selatan, sebentar dari timur. Kalau udah dari timur mungkin sebentar lagi dari barat. Tapi karena ini tidak bisa ditebak, nah itu bukan pandemi alami," beber Siti Fadilah Supari, seperti dilansir dari Youtubenya Siti Fadilah Supari, Jumat (27/8/2021).

Covid-19 Buatan Manusia
Sebelumnya, seorang ahli virologi yang membelot dari China mengklaim memiliki bukti virus corona (Covid-19) adalah buatan manusia dan berasal dari laboratorium di Wuhan, China. Ia berencana membongkar bukti tersebut kepada publik.

Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Zanariah Terima Penghargaan dari Menteri Kesehatan

Ilmuwan tersebut bernama Dr. Li-Meng Yan, selama ini bersembunyi demi keamanannya. Komentar ini diungkapkannya dalam sebuah wawancara  talk show "Loose Women". Saat itu ia ditanya dari mana asal virus corona Covid-19 yang telah membunuh 900.000 orang di seluruh dunia.

Virus itu berasal dari laboratorium, laboratorium di Wuhan dan laboratorium itu dikendalikan oleh pemerintah China," ujarnya seperti dipublikasi New York Post, Senin (14/9/2020).

Li-Meng Yan berkeras Covid-19 bukan berasal dari alam tetapi buatan manusia. Pernyataan pemerintah China bahwa virus ini berasal dari pasar tradisional di Wuhan adalah penyembunyian fakta.

Harus ada Langkah Politik
Keraguan mantan Menkes era SBY, bertambah lantaran saat puncak kasus terjadi bahkan di beberapa negara, penyebabnya disebut karena munculnya varian delta akibat mutasi virus. Menariknya, varian delta itu disebut jadi biang penyebab lonjakan kasus di semua negara. 

Baca Juga: Siti Fadila Supari dan Panglima TNI, Disuntik Vaksin Immunotheraphy Nusantara oleh Terawan Agus Putranto

Padahal, dia meyakini pasti ada perbedaan karakter virus antara Amerika dengan di Indonesia. Karena bukan pandemi alami, pendekatannya juga harus berbeda. Tidak hanya fokus menyelesaikan persoalan di hilir tetapi juga menempuh langkah politis.

"Kalau bukan pandemi alami, wah kita yang menyikapinya juga harus berbeda. Tidak hanya defens untuk mengobati atau melakukan vaksinasi. Tapi harus ada langkah-langkah politik yang itu tidak bisa diomongkan di depan umum," katanya.

Baca Juga: WHO Selidiki COVID Varian 'Eris', Picu Kematian Secara Tiba-Tiba?

Dia mengatakan, riset untuk melacak karakter virus itu dilakukan agar kedepan pendekatan penanganan yang dipilih bukan didasari atas asumsi. Sebab, kebijakan penanganan wabah yang didasari atas asumsi-asumsi maka kebijakan itu hanya uji coba-uji coba semata.

"Kalau sekarang kita hanya asumsi-asumsi maka langkah kedepan itu ya asumsi. Trial and error. Kesannya trial and error. Mestinya diteliti. Kalau dari sini (datangnya virus) ya diginiin, kalau dari sana (datangnya virus), mesti diginiin. Itu semua ada rumusnya. Tapi kalau kita nggak tau apa penyebabnya outbreak, darimana virusnya, mau kemana virus itu, gimana antisipasinya, ini saya tidak lihat," katanya. n erc/sur/jk/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU