Muncul Virus Mematikan Marburg yang Mirip Ebola

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 11 Agu 2021 11:48 WIB

Muncul Virus Mematikan Marburg yang Mirip Ebola

i

Organisasi Kesehatan Dunia WHO. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Otoritas kesehatan Guinea mengonfirmasi kasus pertama infeksi mematikan virus Marburg di Afrika Barat. Penyakit yang ditandai dengan gejala demam berdarah ini sangat menular, mirip Ebola.

"Potensi virus Marburg untuk menyebar jauh dan luas berarti kita harus menghentikannya," kata Direktur Regional WHO untuk Afrika Matshidiso Moeti, Rabu (11/8/2021).

Baca Juga: RSUD Grati Raih TOP BUMD Awards 2024 Bintang 4

Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyebut, satu kasus pertama infeksi virus Marburg pertama di Afrika barat terkonfirmasi di Gueckedou, Guinea. Wilayah ini adalah asal muasal wabah Ebola tahun 2014-2016, yang tercatat sebagai wabah terburuk dalam sejarah. Wilayah ini juga sempat mengalami kebangkitan wabah Ebola meski cuma berlangsung singkat.

Juru bicara WHO Fadela Chaib mengatakan kasus tersebut merupakan yang pertama terjadi di Afrika Barat, kawasan yang pernah diselimuti wabah Ebola yang mengerikan antara tahun 2014-2016 dan menewaskan sedikitnya 11.325 orang.

"Ini adalah pertama kalinya Marburg, penyakit yang sangat menular yang menyebabkan demam berdarah, telah diidentifikasi di negara itu, dan di Afrika Barat," tambahnya.

Kepala perwakilan WHO di Guinea, Georges Ki-Zerbo, mengatakan virus Marburg bersirkulasi di hewan, khususnya kelelawar, di wilayah selatan Guinea yang berbatasan dengan Sierra Leone dan Liberia.

Baca Juga: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan Atasi PMK

Interaksi yang erat dengan manusia menyebabkan penularan dari hewan terjadi di wilayah tersebut. Perburuan hewan liar untuk dikonsumsi termasuk di antaranya.

"Belum diketahui ada kasus kedua. Telah dilakukan pelacakan kontak, dan 155 orang kini dalam pengamatan selama tiga pekan," kata Ki-Zerbo, Rabu (11/8/2021).

Marburg maupun Ebola berkaitan erat dan bisa menular antar manusia melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh lain. Guinea dinyatakan bebas Ebola 2 bulan lalu setelah muncul wabah yang menewaskan 12 orang.

Baca Juga: Jumlah Kunjungan Pasien Lansia ke RSUD Grati Naik Signifikan

Tingkat kematian Marburg bervariasi antara 24 persen hingga 88 persen. Menurut Ki-Zerbo, Guinea saat ini lebih siap menangani wabah dibanding saat Ebola menyerang tahun 2014.

Temuan kasus Marburg di sisi lain juga mengindikasikan kemampuan mendeteksi infeksi yang lebih baik. Virus Marburg jatuh ke dalam keluarga yang sama dengan virus yang menyebabkan Ebola, penyakit mematikan dan sangat menular lainnya.

Sebagai informasi, penemuan kasus infeksi virus Marburg di Guinea terjadi hanya dua bulan setelah WHO mengumumkan berakhirnya wabah Ebola kedua di negara itu yang dimulai tahun lalu dan merenggut 12 nyawa. Dsy9

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU