Pasien Covid-19 OTG Mayoritas Penderita Pneumonia

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 22 Jul 2021 10:46 WIB

Pasien Covid-19 OTG Mayoritas Penderita Pneumonia

i

Pasien Covid-19 OTG yang sedang diperiksa oleh petugas kesehatan. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Pasien Covid-19 yang memiliki pneumonia di paru-parunya, namun tak tertangani dengan baik dapat memperburuk kesehatan, khususnya bagi pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri. Pemburukan terjadi dalam waktu singkat yang berujung kematian.

"Ternyata cukup lumayan (banyak) orang yang OTG atau gejala ringan itu kalau dirontgen ditemukan ada pneumonia. Harusnya OTG dan gejala ringan yang rontgennya ada pneumonia itu dirawat inap," jelas Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban.

Baca Juga: RSUD Grati Raih TOP BUMD Awards 2024 Bintang 4

"Kalau RS penuh ya harusnya dirawat di Wisma Atlet. Kalau semuanya penuh ya minta berobat di IGD Covid-19, minta obatnya, kemudian diobati di rumah namun dimonitor dengan IGD rumah sakit tersebut," ungkapnya, Kamis (22/7/2021).

Pasien Covid-19 yang berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) memang tidak merasakan gejala apa-apa seperti batuk, demam, dan sesak napas. Tapi mereka tak boleh menganggap sepele, sebab dari hasil pemeriksaan CT Scan, kondisi paru-paru mereka sebetulnya rusak dan memutih.

Peneliti Dr. Eric Topol dari Scripps Translational Research Institute dan Daniel Oran menemukan bukti medis dalam serangkaian sinar-X jantung dan paru-paru. Pemindaian tomografi komputer (CT) pasien asimtomatik memiliki ‘ground-glass opacities’ atau area putih keruh di paru-paru.

Dalam empat penelitian terpisah pada OTG, sekitar 50 persen memiliki kekeruhan di paru-paru mereka. Kekeruhan yang sama ditemukan di paru-paru pasien dengan gejala virus Korona yang parah.

Baca Juga: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan Atasi PMK

Sedangkan saat ini, tak sedikit orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari hasil tes PCR merasa dirinya baik-baik saja dan hanya mengalami gejala ringan seperti batuk, demam, dan sedikit sesak napas. Hal itu yang kerap menimbulkan keyakinan bahwa mereka akan aman saat menjalani isolasi mandiri.

"Ada orang yang merasa OTG, namun ketika diukur suhunya 38 derajat, (ia menjawab), 'Iya, kemarin aku 38 derajat, tapi sekarang setelah minum parasetamol sudah turun'. Ini sebetulnya bukan OTG," jelas Zubairi.

"Atau pasien ada batuk-batuk dengan sesak, itu bukan OTG," lanjut dia.

Baca Juga: Jumlah Kunjungan Pasien Lansia ke RSUD Grati Naik Signifikan

Zubairi menyarankan agar orang yang positif Covid-19 segera menindaklanjuti hasil tes PCR-nya dengan foto rontgen thorax untuk mengetahui kemungkinan adanya pneumonia di paru-parunya.

"Semua orang yang positif PCR itu memang wajib thorax photo. Mengapa? Cukup banyak pasien yang datang ke RS rujukan dalam sesak napas. Sudah terlambat karena selama di rumah merasa OTG atau gejala ringan yamg hanya perlu isolasi mandiri," pungkas Zubairi. Dsy9

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU