Sinovac Akui Belum Ada Kemanjuran Vaksin Produknya

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 11 Des 2020 21:41 WIB

Sinovac Akui Belum Ada Kemanjuran Vaksin Produknya

i

Vaksin Sinovac yang baru saja didatangkan dari China

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta – 1,2 juta dosis vaksin Sinovac yang baru saja didatangkan dari China, oleh pemerintah RI, saat ini masih menjadi tanda tanya oleh masyarakat. Pasalnya, perusahaan asal China itu baru saja memberikan temuan terbarunya, bahwa vaksin Sinovac masih belum terbukti efektivitas dan kemanjurannya vaksin virus corona alias Covid-19 itu.

Seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (10/12/2020) kemarin, Sinovac Biotech Ltd memberikan klarifikasi atas pernyataan PT Bio Farma, perusahaan farmasi Indonesia yang mendapati untuk menguji klinis fase III vaksin Sinovac. Bio Farma menyebut efektivitas vaksin mencapai 97 persen dalam uji klinis awal.

Baca Juga: CEPI dan Bio Farma Berkolaborasi untuk Dorong Percepatan Produksi Vaksin

“Kami meluruskan, bahwa angka 97 persen itu hanya mengacu pada tingkat serokonversi yang terpisah dari kemanjuran vaksin. Dimana tingkat serokenversi yang tinggi, tidak berarti vaksin itu efektif melindungi manusia dari virus Corona,” kata Juru Bicara Sinovac Biotech Ltd, Kamis (10/12/2020).

Perusahaan yang berbasis di Beijing dan mitranya masih menganalisis data dari uji coba Fase III yang lebih besar di Brasil. Bukan di Indonesia.

Mereka berharap mendapatkan indikasi seberapa besar tingkat efektivitas suntikan tersebut berdasarkan data dari sekitar 60 kasus Covid-19.

Tak seperti pengembang vaksin lainnya, belum ada perusahaan vaksin asal China terkemuka yang merilis data secara publik tentang kemanjuran suntikan mereka dalam uji coba fase 3. Oleh karena itu, sulit untuk membandingkan vaksin mereka dengan lainnya untuk memperkirakan seberapa cepat mereka akan menerima persetujuan penggunaan umum.

Namun, dosis telah diberikan kepada ratusan ribu orang di bawah program penggunaan darurat China. Hal itu telah menimbulkan keprihatinan di antara para ilmuwan tentang potensi risiko dalam menggunakan vaksin yang keselamatannya belum dipelajari secara menyeluruh.

 

Andalkan Virus tak Aktif

Vaksin Sinovac sendiri hanya mengandalkan virus corona yang tidak aktif untuk mendapatkan sistem kekebalan. Ini adalah metode yang banyak digunakan dalam vaksin untuk melawan banyak penyakit lain seperti hepatitis, flu, dan polio.

Baca Juga: Dokter Paru Mereaksi Jokowi Soal Endemi

Sementara, Bio Farma juga menyebutkan, 1.600 relawan yang diuji, tidak ada yang menunjukkan efek samping serius.

Apalagi, vaksin Sinovac juga masih belum dapat dipastikan untuk disuntikkan untuk orang lanjut usia diatas 60 tahun.

"Untuk di Indonesia vaksin mulai 18 tahun. Tapi di beberapa tempat lain, di Brasil itu ada di atas usia 60 tahun. Nanti kita serahkan ke Kemenkes dan BPOM. Kalau memang vaksin ini aman, kemungkinan bisa diberikan kepada usia di luar desk," kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir.

Kendati demikian, Basyir menegaskan, pemberian vaksin Covid-19 tetap akan mengacu ke rencana pemerintah dengan rentang usia 18-59 tahun. "Tapi prioritas utama pemerintah sekarang untuk usia 18 sampai dengan 59 tahun," ucap dia.

 

Baca Juga: Ratusan Anggota DPC PERADI Sidoarjo Antusias Ikuti Gelar Bakti Kesehatan Vaksinasi Covid-19

Menkes Akui Sinovac Belum Aman

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pun juga belum dapat memastikan efektivitas vaksin asal China itu. Bahkan meski Indonesia sudah membeli 1,2 juta dosis vaksin Sinovac, Penggunaannya masih menunggu izin darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang menilai untung rugi vaksin dari data yang ada.

"Nah di dunia yang baru keluar EUA, baru Pfizer kemarin yang baru disuntik, yang baru saja, yang lain belum pernah ada, vaksinasi belum ada. Kalau ada ribuan orang dikerjakan itu masih dalam kapasitas uji klinis 3 yang dilebarkan mau berapa pasiennya," kata Terawan.

Seperti diketahui, Inggris pada Selasa (8/12/2020) mulai melakukan vaksinasi dengan menggunakan vaksin Covid-19 yang dikembangkan di Jerman dari BioNTech- Pfizer. Vaksin tersebut telah mendapat izin dari otoritas Inggris untuk penggunaan kasus darurat.

Warga lanjut usia di atas 80 tahun, pekerja dan staf perawatan kesehatan, serta warga kelompok risiko tinggi mendapat prioritas utama untuk mendapatkan vaksin. Penerima pertama vaksin Pfizer di Inggris pertama justru seorang lanjut usia bernama Margaret Keenan, yang minggu depan akan genap berusia 91 tahun. Dia menerima vaksin itu di University Hospital Coventry pagi hari waktu setempat. Dia merasa sangat terhormat menjadi orang pertama yang divaksinasi Covid-19. Jk/erk/rr/cr/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU