Walikota Kediri Pertimbangkan KBM Tatap Muka

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 18 Agu 2020 09:04 WIB

Walikota Kediri Pertimbangkan KBM Tatap Muka

i

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar. SP/ ANT

SURABAYAPAGI.com, Kediri - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menegaskan, masih mempertimbangkan soal rencana kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka yang akan dilakukan uji coba di sejumlah sekolah tingkat SMA dan sederajat di Kota Kediri.

”Insya Allah hari ini (18/8) rapat. Jadi, saya sudah dengar kabar dari provinsi bahwa mereka akan mengadakan KBM. Tapi menurut saya dan Forkopimda, tidak bisa ambil keputusan itu sebelum kita lihat beberapa aspek,” kata Abdullah Abu Bakar.

Baca Juga: Pesta Demokrasi 2024 di Depan Mata, Gubernur Khofifah: Pemilu Damai dan Jangan Sebar Hoax

Menurut dia, pemkot memang masih mengkaji soal KBM yang akan diselenggarakan di Kota Kediri tersebut. Sebab, hal itu masih berbahaya jika dilakukan. ”Kita harus lihat aspek. Itu kan kebijakan dari provinsi, masih bahaya menurut saya di Kediri,” tuturnya.

Sebanyak tiga sekolah tingkat SMA dan sederajat di Kota Kediri akan dilakukan uji coba pelajaran tatap muka secara terbatas, yang direncanakan mulai 18 Agustus.

Baca Juga: Dokter Paru Mereaksi Jokowi Soal Endemi

Pihaknya mengakui banyak pertimbangan yang harus diputuskan sebelum ada kegiatan tatap muka. Selain internal sekolah, juga harus diperhatikan lingkungan apakah temuan Covid-19 cukup tinggi atau tidak. Jika tinggi, tidak diizinkan untuk belajar secara tatap muka.

Dia menambahkan, sebelum kegiatan belajar tatap muka benar-benar dilakukan, pihak sekolah harus memastikan terkait dengan perlengkapan demi mencegah Covid-19. Anak-anak dicek suhu tubuhnya saat di pintu gerbang dan wajib memakai masker.

Baca Juga: Khofifah ajak Forkopimda se Jatim Antisipasi Kenaikan Kriminalitas Jelang Lebaran

Selain itu, di sekolah juga harus ada pengaturan jalan masuk dan keluar dengan diberi jarak. Dianjurkan agar anak-anak mengenakan face shield. Tempat duduk juga dibuat berjarak. Kuota untuk anak yang masuk adalah maksimal 25 persen dari jumlah siswa.  Dsy2

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU