169 Desa Alami Kekeringan di Jatim

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 15 Sep 2017 22:33 WIB

169 Desa Alami Kekeringan di Jatim

SURABAYAPAGI.com, Tulungagung - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur mencatat sudah ada 169 desa di wilayahnya yang terdampak kekeringan dan krisis air bersih selama kemarau tahun ini. "Jumlah itu berdasar laporan yang kami terima dari jajaran BPBD kabupaten/kota se-Jatim," kata Kepala BPBD Jatim Sudarmawan di Tulungagung, Jumat (15/9). Jumlah desa yang terdampak kekeringan itu masih dimungkinkan terus bertambah. Berdasar pemetaan daerah serta data bencana tahun-tahun sebelumnya, 422 desa rawan krisi air bersih. Untuk mengantisipasi, lanjut Sudarmawan, BPBD Jatim terus bersinergi dengan BPBD tingkat kabupaten/kota. "Seperti tahun-tahun sebelumnya, sudah mengantisipasi bencana kekeringan di di daerah-daerah dengan memberikan subsidi untuk penyediaan air bersih bagi desa-desa terdampak," katanya. Selain itu, Sudarmawan mengatakan BPBD Jatim bersama jajaran BPBD kabupaten/kota mempersiapkan perencanaan penanggulangan jangka menengah dan panjang. Di antaranya, kata dia, adalah dengan mengembangkan pembangunan sumur bor, embung membran maupun embung konvensional di daerah yang rawan mengalami kekeringan. Sudarmawan menyatakan puncak musim kemarau masih akan terjadi hingga akhir September 2017, sehingga potensi kekeringan bisa terus bertambah. Sedangkan mulai awal Oktober, informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), memprediksi sudah mulai turun hujan. "Wilayah Jatim bagian selatan memasuki Oktober diperkirakan curah hujan mulai dari 0 hingga 400 milimeter, lalu November sebagian besar sudah masuk pada musim hujan," katanya. Sementara itu di Tulungagung, BPBD setempat menyatakan 19 desa dari enam kecamatan di wilayah ini berpotensi mengalami bencana kekeringan atau krisis air bersih. Kendati hingga saat ini baru satu desa di Kecamatan Besuki yang mengajukan permintaan pasokan (dropping) air bersih, Kepala Pelaksana BPBD Tulungagung Soeroto memastikan pihaknya tetap bersiaga penuh menghadapi potensi bencana kekeringan di wilayahnya. Salah satunya adalah dengan menyiapkan satu unit truk tangki air untuk operasional. Selain itu, Suroto mengaku juga telah berkoordinasi dengan PDAM serta perusahaan air minum Tirta Kencana untuk membantu armada dan penyediaan air bersih jika sewaktu-waktu ada lonjakan permintaan. "Permintaan resmi baru datang dari Desa Besuki di Kecamatan Besuki. Di sana informasinya ada puluhan KK di dua dusun yang kesulitan air bersih akibat penurunan debit pada sumber air yang digunakan secara bersamaan, sehingga penyaluran harus bergilir," katanya. ara

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU