Beras Medium Menghilang, Pedagang dan Konsumen Sambat

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 03 Apr 2023 22:41 WIB

Beras Medium Menghilang, Pedagang dan Konsumen Sambat

Semua Pedagang di Pasar Genteng, Pasar Pucang dan Pasar Tambahrejo Tak Ada Stok 

 

Baca Juga: Bulog Salurkan Beras Medium 5 Kg, Seharga Rp 47.000

SURABAYA PAGI, Surabaya - Usai pemerintah menaikkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras medium. Bahkan, HET beras medium, dinaikkan mencapai Rp 10.900. Sayangnya di tengah kenaikan harga, beras Bulog yang digelontorkan untuk subsidi justru tak muncul di pasaran. Padahal, kini sudah memasuki hari ke-12 Ramadan, dan menjelang hari raya Idul Fitri. Meski begitu stok beras bulog yang dijual di pasaran beli dari distributor dengan harga yang lebih mahal.

Senin (3/4/2023) kemarin, beras Bulog tetap hilang di pasar tradisional Surabaya. Ini seperti pantauan di beberapa pasar tradisional di Surabaya, yakni di Pasar Pucang, Pasar Genteng, Pasar Tambahrejo Surabaya. Beberapa pedagang sembako mengaku tidak memiliki stok beras medium milik Bulog.

“Bulog kosong sudah lama sebulan lebih. Mulai puasa tidak ada itu,” kata Ida, salah satu pedagang di Pasar Genteng.

Sementara ini, Ida hanya jual beras premium dengan harga Rp13.500 per kilogram. “Beras premium Pin-Pin Rp13.500 per kilogram, memang naik cuma 500. Selain itu, merk Raja Lele, Bunga, pokoknya cari yang murah. Pin-Pin pun, cuma stok 2 karung isi 8 masing-masingnya,” jelasnya lagi.

Kondisi serupa juga diungkap Novianto, pedagang lain yang sudah lama tak pernah dapat kiriman beras Bulog. “Sampai lupa udah berapa lama ya,” ujarnya.

Asak juga hanya menjajakan beberapa beras premium dengan harga tingi diatas Rp60 ribu setelah beras Bulog kosong selama sebulan lebih. Harga itu jauh lebih mahal dibanding Bulog beberapa waktu lalu masih Rp45 ribu per lima kilogram.

Baca Juga: Puncak Satu Abad NU, Muslimat NU-Pemprov Jatim Gelar Operasi Beras Murah

“Jual premium aja. Pin-pin 67 ribu per lima kilogram, Sedap Wangi 65 ribu, sama Kelapa Muda 63 ribu,” tambahnya.

Pemandangan yang sama terjadi di Pasar Pucang Anom, hampir semua pedagang tak punya stok. Hanya Fatimah, yang masih menjual dengan harga Rp53 ribu per lima kilogram. Itu pun didapat dari distributor dengan harga lebih mahal.

“Bulog saya ambil dari distributor, ambilnya Rp49 ribu, jual Rp53 ribu. Beras merk lain harganya tetap. Bulog cepat laku,” terang Fatimah.

Perempuan berusia 59 tahun ini menyayangkan kelangkaan beras Bulog karena sebenarnya peminatnya banyak. "Saya kulak baru dua hari 20 sak, sekarang sudah tinggal empat sak (kemasan 5 kilogram). Kemarin kulak 20 sekarang tinggal 4. Selisih banyak, pemerintah 42-44 ribuan, distributor 49 ribu," terangnya.

Baca Juga: Beras Medium di Jatim, Dijual Rp 9.000 Per Kg

Sama halnya juga terjadi di Pasar Tambahrejo, pedagang pun mengeluhkan stok beras Bulog yang kosong sejak dua bulanan terakhir. “Cuma jual merk Pin-pin 68 ribu per lima kilogram, Klopo Ijo 65 ribu,” kata Putri, salah satu pedagang yang ditemui.

Pedagang lainnya, Pio, juga mengeluhkan kosongnya beras Bulog dua bulan terakhir. Kini ja menjual beras premium dan biasa. “Beras Mangga, Rp12 ribu, beras Klopo Rp62.500, Pin-pin gak jual,” tutupnya.

Diketahui, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional secara resmi memberlakukan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium sebesar Rp10.900 per kilogram menyusul terbitnya Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023 tentang Harga Eceran Tertinggi Beras. Itu berlaku untuk Zona 1 meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi. Sedangkan beras premium untuk Zona 1 Rp13.900 per kilogram. (alq/ana/rmc)

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU