Inflasi Kota Probolinggo Juni 2023 Tertinggi Se-Jatim

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 06 Jul 2023 08:51 WIB

Inflasi Kota Probolinggo Juni 2023 Tertinggi Se-Jatim

i

Gedung BPS Kota Probolinggo. Foto: SIPPN Menpan RI.

SURABAYAPAGI.COM, Probolinggo – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Probolinggo mencatat bahwa inflasi di kota setempat pada Juni 2023 mencapai sebesar 0,18 persen. Angka ini menjadi yang tertinggi se-Jawa Timur.

Kepala BPS Kota Probolinggo Heri Sulistio menyebut bahwa inflasi pada bulan Juni ini termasuk normal. Pasalnya, masih lebih rendah dibandingkan inflasi bulanan Mei lalu yang sebesar 0,26 persen dan Juni 2022 yang tercatat sebesar 0,74 persen.

Baca Juga: Terjatuh dari Kapal, ABK di Probolinggo Tewas

Heri menjelaskan bahwa penyumbang terbesar inflasi ini adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,1487 persen. Kendati demikian, dapat diredam oleh deflasi kelompok transportasi sebesar 0,0865 persen; kelompok perumahan, air dan listrik sebesar 0,0095 persen; serta kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,0038 persen.

“Turunnya harga BBM (bahan bakar minyak) jenis Pertamax dari sebelumnya Rp 13.300 menjadi Rp 12.500 dan jenis Pertamax Turbo dari Rp 15.000 menjadi 13.600 ikut meredam inflasi selama Juni,” kata Heri di Kota Probolinggo, Selasa (4/7/2023).

Sementara inflasi pada Juni 2023 secara tahunan mencapai 3,59 persen. Nilai tersebut lebih rendah dibanding inflasi tahunan Mei 2023 yang mencapai 4,17 persen. Namun, angka ini lebih tinggi dibanding inflasi tahunan pada Juni 2022 yang hanya 3,33 persen.

Adapun komoditas penyumbang terbesar inflasi bulanan di antaranya yakni daging ayam ras, cabai rawit, telur ayam ras, cumi-cumi, dan tahu mentah. Sedangkan komoditas penyumbang terbesar inflasi tahunan adalah bensin, beras, rokok, telur ayam ras, dan perguruan tinggi.

Baca Juga: Pedagang Kuliner Meringis, Harga Tomat di Probolinggo Melejit

Saat ini, harga daging ayam ras di seluruh Jawa Timur dan Indonesia tengah melonjak tinggi dan masih belum bisa dikendalikan. Oleh sebab itu, upaya pengendalian inflasi masih terus dilakukan, sehingga mampu menurunkan angka inflasi yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu.

“Kita lihat saja pasca Idul Adha, apakah ada penurunan dengan banyaknya masyarakat yang mengonsumsi daging sapi dan kambing,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Probolinggo Ratri Dian Sulistyawati merinci kelompok pengeluaran tertinggi yang terdiri dari kelompok kesehatan. Sedangkan komoditas penyumbang inflasi adalah obat dengan resep.

Baca Juga: Pasokan Menipis, Harga Bawang Merah di Probolinggo Melonjak

Selain itu, ada juga kelompok pengeluaran lain yang berpengaruh. Seperti makanan, minuman, dan tembakau yang menyumbang 0,51 persen. Komoditas penyumbang inflasi terbesar yakni daging ayam ras. Hal itu dipengaruhi oleh naiknya harga bibit ayam boiler dan pakan ayam.

“Dengan modal tinggi, sehingga pengadaan ayam berkurang dan menyebabkan harga di pasaran naik. Pemkot sudah melaksanakan gerakan pasar murah menjelang Idul Adha, untuk ketersediaan pasokan dan harga pangan aman,” jelas Ratri. prb

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU