3.200 Hektare Lahan Tembakau Rusak, Bupati Jember Siap Beri Bantuan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 14 Jul 2023 09:49 WIB

3.200 Hektare Lahan Tembakau Rusak, Bupati Jember Siap Beri Bantuan

i

Bupati Jember Hendy Siswanto. Foto: Pemkab Jember.

SURABAYAPAGI.COM, Jember – Petani tembakau di Kabupaten Jember tengah mengalami kerugian akibat gagal panen karena lahan tembakau terendam air gara – gara curah hujan yang tinggi. Para petani pun berharap mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember.

"Hujan yang terlalu lama, di Jember selatan itu masalah genangan air dan merendam tanaman tembakau," kata Bupati Jember Hendy Siswanto, Kamis (13/7/2023).

Baca Juga: Libur Panjang, Daop Jember Alami Peningkatan 7%

Hendy mengatakan bahwa pihaknya siap menyambungkan petani dengan perbankan untuk membicarakan persoalan relaksasi pembayaran kredit akibat kegagalan panen kurang lebih 3.200 hektare tanaman tembakau di Kecamatan Ambulu dan Wuluhan, Kabupaten Jember tersebut.

“Itu ranah perbankan. Di sini mereka hanya cabang, tentu harus minta izin pimpinan pusat dulu. Namun (pemberian relaksasi) tentu beralasan sekali dan Pemkab Jember bisa memfasilitasi untuk memediasi itu. Kami siap,” ujarnya.

Hendy menilai, selama ini komunikasi Pemkab Jember dengan perbankan sudah cukup baik. Ia mengatakan, pihaknya sudah memfasilitasi agar pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) bisa mendapatkan pinjaman dengan bunga lunak.

“Kami memang kemarin belum meminta (kepada perbankan) untuk petani tembakau. Setelah kejadian ini kami baru punya keinginan itu,” ucapnya.

Selain itu, petani juga meminta kepada Pemkab Jember untuk memperjelas persoalan asuransi ganti rugi untuk petani. Hendy mengatakan, tanaman tembakau tersebut belum ditanggung asuransi oleh pemerintah daerah.

“Kami belum masukkan. Asuransi petani kami coba untuk sawah-sawah yang menggunakan pupuk organik. Asuransi kami masukkan, untuk komoditas pangan. Tembakau masih belum,” ungkapnya.

Terkait asuransi untuk tanaman tembakau, ia mengaku masih akan bertanya pada perusahaan asuransi. Menurutnya, perusahaan asuransi belum tentu mau menjamin tanaman tembakau.

“Mau atau tidak. Jasindo belum tentu mau. Tapi mudah-mudahan mau. Kami berharap Jasindo mau. Kami berharap untuk seluruh pertanian kita, Jasindo mau (menanggung) semua. Kalau mau semua, tentu akan lebih save untuk kita,” terangnya.

Lebih lanjut, orang nomor satu di Kabupaten Jember tersebut juga memberikan beberapa saran kepada petani untuk mencegah kerugian. Pertama, ia menyarankan petani untuk memompa genangan air agar terkuras.

“Langkah petani pertama adalah menyiapkan pompa air, karena memang perlakuan terhadap tanaman itu tidak membutuhkan banyak air. Hujan terus-menerus seperti kemarin, (genangan) air hilang pun agak lama. Jadi perlu pompa,” jelasnya.

Kedua, petani disarankan segera memanen daun tembakau yang bisa diselamatkan untuk mengurangi kerugian. Selain itu, petani juga diminta untuk memperbaiki saluran air dengan menggali agar lebih dalam.

“Ketiga, perbaikan saluran air. Petani kita perlu menggali saluran-saluran agak dalam sedikit, karena saluran-saluran itu agak dangkal,” katanya.

Hendy menuturkan bahwa langkah yang dapat diambil oleh Pemkab yakni memperbaiki pintu saluran irigasi agar dapat mengatur debit air. Jika intensitas hujan tinggi, lanjutnya, pintu irigasi dapat dibuka tutup, sehingga volume bisa diatur.

Di samping itu, Pemkab Jember juga akan memberikan bantuan berupa pupuk kimia kepada petani tersebut.

“Mereka pasti susah pupuk. Kami akan bantu beli pupuk kimia dengan anggaran DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau). Itu harus segera kami eksekusi,” tuturnya.

Kemudian, lanjutnya, pemerintah daerah akan mengintensifkan komunikasi dengan gabungan kelompok tani.

“Ada lokasi-lokasi yang (biasanya) tidak ditanami tembakau tapi ditanami tembakau, karena harga tembakau sedang bagus. Akhirnya ditanami tembakau semua. Padahal di desain kita, itu (wilayah bukan) tembakau, tapi padi. Sinkronisasi ini harus dilakukan cepat sebelum kita mengkaji keseluruhan,” paparnya.

Tak hanya itu, Pemkab juga akan menyosialisasikan jadwal masa tanam dengan bekerja sama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Hal tersebut bertujuan agar para petani bisa mendapatkan informasi cuaca sebelum mereka tanam.

“Jangan sampai kita tanam pada saat musim hujan. BMKG ini punya otoritas (memperkirakan) cuaca. Alat-alatnya canggih. Mereka bisa memberikan pegangan untuk petani-petani kita. Sehingga kami akan kerjasama, untuk sosialisasikan kondisi cuaca,” pungkasnya.

Baca Juga: Libur Panjang 8-12 Mei, Tiket KA Daop 9 Jember Sudah Ludes Terjual

SURABAYAPAGI.COM, Jember – Petani tembakau di Kabupaten Jember tengah mengalami kerugian akibat gagal panen karena lahan tembakau terendam air gara – gara curah hujan yang tinggi. Para petani pun berharap mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember.

"Hujan yang terlalu lama, di Jember selatan itu masalah genangan air dan merendam tanaman tembakau," kata Bupati Jember Hendy Siswanto, Kamis (13/7/2023).

Hendy mengatakan bahwa pihaknya siap menyambungkan petani dengan perbankan untuk membicarakan persoalan relaksasi pembayaran kredit akibat kegagalan panen kurang lebih 3.200 hektare tanaman tembakau di Kecamatan Ambulu dan Wuluhan, Kabupaten Jember tersebut.

“Itu ranah perbankan. Di sini mereka hanya cabang, tentu harus minta izin pimpinan pusat dulu. Namun (pemberian relaksasi) tentu beralasan sekali dan Pemkab Jember bisa memfasilitasi untuk memediasi itu. Kami siap,” ujarnya.

Hendy menilai, selama ini komunikasi Pemkab Jember dengan perbankan sudah cukup baik. Ia mengatakan, pihaknya sudah memfasilitasi agar pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) bisa mendapatkan pinjaman dengan bunga lunak.

“Kami memang kemarin belum meminta (kepada perbankan) untuk petani tembakau. Setelah kejadian ini kami baru punya keinginan itu,” ucapnya.

Selain itu, petani juga meminta kepada Pemkab Jember untuk memperjelas persoalan asuransi ganti rugi untuk petani. Hendy mengatakan, tanaman tembakau tersebut belum ditanggung asuransi oleh pemerintah daerah.

“Kami belum masukkan. Asuransi petani kami coba untuk sawah-sawah yang menggunakan pupuk organik. Asuransi kami masukkan, untuk komoditas pangan. Tembakau masih belum,” ungkapnya.

Terkait asuransi untuk tanaman tembakau, ia mengaku masih akan bertanya pada perusahaan asuransi. Menurutnya, perusahaan asuransi belum tentu mau menjamin tanaman tembakau.

“Mau atau tidak. Jasindo belum tentu mau. Tapi mudah-mudahan mau. Kami berharap Jasindo mau. Kami berharap untuk seluruh pertanian kita, Jasindo mau (menanggung) semua. Kalau mau semua, tentu akan lebih save untuk kita,” terangnya.

Lebih lanjut, orang nomor satu di Kabupaten Jember tersebut juga memberikan beberapa saran kepada petani untuk mencegah kerugian. Pertama, ia menyarankan petani untuk memompa genangan air agar terkuras.

Baca Juga: Gerindra dan PKB Resmi Dukung Gus Fawait Maju Pilkada Jember

“Langkah petani pertama adalah menyiapkan pompa air, karena memang perlakuan terhadap tanaman itu tidak membutuhkan banyak air. Hujan terus-menerus seperti kemarin, (genangan) air hilang pun agak lama. Jadi perlu pompa,” jelasnya.

Kedua, petani disarankan segera memanen daun tembakau yang bisa diselamatkan untuk mengurangi kerugian. Selain itu, petani juga diminta untuk memperbaiki saluran air dengan menggali agar lebih dalam.

“Ketiga, perbaikan saluran air. Petani kita perlu menggali saluran-saluran agak dalam sedikit, karena saluran-saluran itu agak dangkal,” katanya.

Hendy menuturkan bahwa langkah yang dapat diambil oleh Pemkab yakni memperbaiki pintu saluran irigasi agar dapat mengatur debit air. Jika intensitas hujan tinggi, lanjutnya, pintu irigasi dapat dibuka tutup, sehingga volume bisa diatur.

Di samping itu, Pemkab Jember juga akan memberikan bantuan berupa pupuk kimia kepada petani tersebut.

“Mereka pasti susah pupuk. Kami akan bantu beli pupuk kimia dengan anggaran DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau). Itu harus segera kami eksekusi,” tuturnya.

Kemudian, lanjutnya, pemerintah daerah akan mengintensifkan komunikasi dengan gabungan kelompok tani.

“Ada lokasi-lokasi yang (biasanya) tidak ditanami tembakau tapi ditanami tembakau, karena harga tembakau sedang bagus. Akhirnya ditanami tembakau semua. Padahal di desain kita, itu (wilayah bukan) tembakau, tapi padi. Sinkronisasi ini harus dilakukan cepat sebelum kita mengkaji keseluruhan,” paparnya.

Tak hanya itu, Pemkab juga akan menyosialisasikan jadwal masa tanam dengan bekerja sama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Hal tersebut bertujuan agar para petani bisa mendapatkan informasi cuaca sebelum mereka tanam.

“Jangan sampai kita tanam pada saat musim hujan. BMKG ini punya otoritas (memperkirakan) cuaca. Alat-alatnya canggih. Mereka bisa memberikan pegangan untuk petani-petani kita. Sehingga kami akan kerjasama, untuk sosialisasikan kondisi cuaca,” pungkasnya. jbr

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU