Krisis Air Bersih di Jombang, Warga Gali Kubangan Sungai yang Mengering

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 24 Okt 2023 18:10 WIB

Krisis Air Bersih di Jombang, Warga Gali Kubangan Sungai yang Mengering

i

Warga mengambil air di kubangan sungai yang mengering Dusun Tondowesi, Desa Pojokklitih, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang, Selasa (24/10/2023).

SURABAYAPAGI.COM, Jombang - Ratusan warga di Dusun Tondowesi, Desa Pojokklitih, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang terpaksa memanfaatkan air kubangan di sungai yang mengering. 

Ini karena, sejak awal Oktober 2023 mereka mengalami krisis air bersih dampak kemarau panjang. 

Baca Juga: Warga Terdampak Tanah Gerak di Jombang Bakal Dapat Bantuan Peralatan Isi Huntara

Air yang diambil dari kubangan sungai yang mengering tersebut dimanfaatkan warga, untuk mandi hingga mencuci baju. Sedangkan, untuk makan dan minum sehari hari mereka mengandalkan dropping air bersih dari BPBD Jombang.

"Mulai awal Oktober kemarin, kami sudah kesulitan air bersih. Jadi ya terpaksa gali lubang di sungai yang mengering untuk mendapatkan air resapan. Meski kondisinya tidak layak, bisa buat mandi dan mencuci," kata salah seorang warga, Puji Rahmawati, Selasa (24/10/2023).

Untuk kebutuhan mandi dan mencuci, mereka mengaku mengandalkan air keruh dari sungai. Sedangkan, untuk masak dan minum menunggu kiriman dari Pemkab Jombang. ”Kalau untuk mandi anak dan anggota keluarga lainnya dibawa pulang airnya,’’ tandasnya.

Ia mengaku, sering bolak-balik ke sungai bersama suaminya Saifudin, 42 untuk mengambil air. Dasar sungai yang telah digali dan diambil airnya berkali-kali diakui tidak selamanya mengeluarkan air. ”Kalau airnya habis ya gali lagi yang ada airnya,’’ papar ibu dua anak ini.

Baca Juga: Silpa Dana Desa untuk Pengerjaan Tempat Parkir di Mancilan Jombang, BPD: Salahi Aturan

Kondisi serupa juga diakui Suaibah, 35 warga lainnya. Ia mengaku, kesulitan mendapat air bersih sejak awal Oktober. ”Kondisi air di sumur warga sudah kering tidak ada airnya. Ini cari di sungai untuk cuci baju,’’ jelasnya menambahkan. 

Untuk mengambil air sungai, warga harus jalan kaki bolak-balik sejauh 25 meter dari permukiman. ”Ya jaraknya tidak jauh, tapi lumayan capek karena bolak-balik,’’ terangnya. 

Terpisah, Kepala Desa Pojokklitih Siti Rohaini mengatakan kekeringan yang terjadi di Desa Pojokklitih, khususnya Desa Tondowesi sudah terjadi sejak dua minggu ini. 

Baca Juga: Tanggapan Pj Bupati Jombang Usai Namanya Dikaitkan Masuk Bursa Pilbup 2024

”Ini memang dampak kemarau panjang. Kalau di Tondowesi memang kebutuhan air kurang, namun untuk kebutuhan konsumsi masih bisa,’’ ujar dia.

Dijelaskan, total ada 300 jiwa baik anak-anak, muda dan lansia yang terdampak krisis air. Dari jumlah itu, total ada 115 kepala keluarga (KK). ”Di Tondowesi memang ada Pamsimas, tapi saat kemarau ini kekeringan, jadi airnya tidak keluar,’’ jelas dia. 

Diungkapkannya selama dua hari sekali, tim BPBD dropping sebanyak 2 tangkai air bersih yang berisi 10.000 liter air. Sarep

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU