Indonesia Belum Jangkau Perjalanan Ramah Muslim

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 27 Des 2023 20:40 WIB

Indonesia Belum Jangkau Perjalanan Ramah Muslim

i

Erick Thohir, saat bersama Presiden FIFA, Gianni Infantino, lalu Menteri Olahraga Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Turki Al Saud dan Chairman Manchester City, Khaldoon Al Mubarak saat final FIFA Club World Cup 2023 di Jeddah, Arab Saudi.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir mengakui contoh ada satu sektor yang belum menempatkan Indonesia dalam Global Islamic Economy Indicator Ranking. Apa itu? ialah sektor perjalanan ramah muslim.

Erick menilai hal ini menjadi tugas bersama untuk mendongkrak potensi sektor perjalanan ramah muslim di destinasi unggulan Indonesia.

Baca Juga: Jokowi di Manado, Pesan Chicken Nugget

"MES sejak awal terus berkomitmen bahu-membahu bersama pemerintah, BUMN, swasta, dan seluruh pihak untuk terus meningkatkan pengembangan industri halal Indonesia," kata Erick dalam keterangannya, Rabu (27/12/2023).

State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2023 resmi dirilis oleh DinarStandard di Dubai, Uni Emirat Arab pada Selasa, (26/12/2023).

Dalam rilis ini, dinyatakan Indonesia masih menempati posisi tiga besar pada the Global Islamic Economy Indicator (GIEI).

Menurut rilis Rabu (27/12/2023), tahun 2022 lalu, Indonesia baru menempati posisi keempat pada laporan yang sama. Tahun 2023 ini berada di posisi tiga setelah Arab Saudi dan Malaysia. "Tentu hal ini menjadi sebuah capaian besar," harap Erick.

 

Penguatan Ekosistem Produk Halal

Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama, Muhammad Aqil Irham, menegaskan bahwa peningkatan peringkat Indonesia tersebut membuktikan upaya penguatan ekosistem Jaminan Produk Halal (JPH) yang merupakan bagian penting dalam ekonomi syariah semakin menunjukkan hasil positif.

"Peningkatan Indonesia ke ranking 3 ini adalah kabar baik yang membuktikan bahwa berbagai upaya penguatan ekosistem Jaminan Produk Halal kita semakin menunjukkan hasil positif." kata Kepala BPJPH, Muhammad Aqil Irham.

"Kita tentu berharap hasil positif ini semakin mencambuk semangat dan memantapkan komitmen kita bersama untuk terus memperkuat ekosistem halal kita dalam rangka menjadikan Indonesia sebagai global halal hub nomor satu dunia." lanjut Aqil

 

Geser Uni Emirat Arab

"Alhamdulillah, kemarin ramai dibahas kita di posisi empat, sekarang sudah naik satu peringkat di posisi tiga menggeser Uni Emirat Arab (UEA), ke depan, bismillah tentu kita ingin jadi nomor satu dunia," harap Erick dalam keterangannya, Rabu (27/12/2023).

Baca Juga: Menteri BUMN Tegaskan Mundurnya Ahok dari Komisaris Tak Hambat Kinerja Pertamina

Erick mengatakan Indonesia berhasil masuk dalam sepuluh besar pada sejumlah sektor seperti keuangan Islam, makanan dan minuman halal, kosmetik dan obat-obatan halal busana, serta media dan rekreasi bertema Islam. Erick mencontohkan produk makanan halal Indonesia yang berada di peringkat dua. Selain itu, Indonesia juga peringkat tiga untuk sektor busana halal, peringkat tujuh untuk keuangan Islam, media dan rekreasi di posisi enam, serta kosmetik dan obat-obatan halal di peringkat lima.

"Tentu ini hasil yang membanggakan dan menjadi pelecut untuk kita semua meningkatkan penetrasi produk halal Indonesia," kata Menteri BUMN tersebut.

Sebagai negara dengan populasi umat Islam terbesar dunia, Erick menilai sudah sepantasnya Indonesia menjadi raja industri halal. Erick tak ingin Indonesia hanya sekadar menjadi penonton bagi industri halal dunia.

 

Empat Indikator

Berdasarkan Global Muslim Travel Index (GMTI) terdapat empat indikator dalam penilaian wisata halal yaitu Accessibility (aksesibilitas), communication (komunikasi), environment (lingkungan) dan service (layanan).

Laporan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023 menempatkan Indonesia peringkat pertama sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia, mengalahkan 140 negara lainnya. Prestasi ini meningkat dari tahun sebelumnya yang berada pada posisi ke-2 dan Malaysia menempati posisi teratas.

Baca Juga: Timnas AMIN Sebut BUMN Diganti Koperasi, Erick Thohir: Sungguh Ironis, Picu Pengangguran Baru

 

Setelah Malaysia

Pariwisata Ramah Muslim atau Moslem Friendly Tourism menyimpan potensi besar, apalagi Indonesia merupakan negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia.

Meningkatnya ranking Indonesia sebagai destinasi ramah muslim terbaik setelah Malaysia, membuktikan kalau Indonesia memiliki keunggulan yang layak diketahui turis muslim di seluruh dunia.

Sudah selayaknya Indonesia bersiap untuk memimpin wisata ramah muslim dunia. Pariwisata ramah muslim merupakan bentuk dari layanan tambahan (extended services) untuk menarik wisatawan muslim baik lokal maupun internasional. Tidak hanya mengedepankan destinasi yang bersih, sehat, aman dan nyaman, tetapi juga menyediakan layanan bagi kemudahan menemukan sarana ibadah, kuliner yang bersertifikasi halal atau bebas dari bahan haram, oleh-oleh produk halal, dan hotel/penginapan yang sesuai dengan syariah serta ramah keluarga.

Keterbukaan informasi demi mendukung kesiapan sarana dan prasarana agar sejalan dengan permintaan pasar dan kapasitas operasional Pariwisata Ramah Muslim sangat dibutuhkan. Jika pelaku industri pariwisata memiliki preferensi yang cenderung terhadap pariwisata ramah muslim, maka destinasi tersebut tidak hanya akan dinikmati oleh wisatawan muslim tetapi wisatawan berbagai budaya dan keyakinan pun dapat terlayani dengan sifatnya yang inklusif. n erc/jk/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU