Starbucks Digugat dan Diboikot

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 12 Jan 2024 19:57 WIB

Starbucks Digugat dan Diboikot

i

Kondisi Starbucks Raya Gubeng, Jumat (12/1/2024) siang.

Starbucks Surabaya Cenderung Sepi tapi Masih Diminati

 

Baca Juga: Konflik Palestina dan Israel Pengaruhi Harga Minyak Dunia

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Starbucks sampai awal Januari 2024 ini masih jadi target boikot masyarakat Indonesia. Ini terkait perusahaan ini mendukung Israel. Juga kelompok advokasi internasional konsumen melayangkan gugatan terhadap Starbucks. Gugatan itu atas tudingan sumber kopinya diperoleh dari perkebunan yang melanggar hak asasi manusia (HAM).

Akibat gerakan boikot, sejumlah kedai Starbucks di Indonesia dilaporkan cenderung sepi. Termasuk di Surabaya.

Dilansir CNN, Jumat (12/1/2024), gugatan itu dilayangkan oleh National Consumers League di pengadilan Washington, DC, pada Rabu (10/1). National Consumers League mempersoalkan klaim Starbucks yang berkomitmen 100% sumber kopi dan teh yang etis.

"Pada setiap kantong kopi dan setiap kotak K-cup yang ada di rak toko kami, Starbucks mengatakan kebohongan kepada konsumen," kata CEO National Consumers League, Sally Greenberg.

Sementara dari pantauan Surabaya Pagi di sejumlah gerai Starbucks di Surabaya, terbilang juga mengalami penurunan. Meski tidak menyeluruh. Seperti di gerai Starbucks Jalan Raya Gubeng Surabaya. Jumat (12/1/2024) kemarin, terlihat cukup ramai dipadati konsumen yang menikmati kopi arabica khas Starbucks.

Bahkan, saat Surabaya Pagi masuk ke dalam, antrian untuk memesan secangkir kopi latte berukuran grande pun cukup lumayan. Jumat sore kemarin, Surabaya Pagi berada di antrian keempat.

Didepan antrian Surabaya Pagi, ada emak-emak membawa anak kecilnya, lalu ada juga seorang pria dengan pakaian perlente yang terlihat berbicara dengan rekan bisnisnya, dan ada seorang wanita muda sambil menenteng tumblernya.

Meski di media sosial, seruan boikot Starbucks di Indonesia menggencar, namun mereka masih tetap menikmati waralaba asal Amerika Serikat ini.

Salah satu barista perempuan yang menyembunyikan name tag-nya, disela-sela melayani Surabaya Pagi, tak memungkiri kalau ada seruan boikot kopi asal Amerika Serikat ini. Bahkan, bulan November 2023 lalu, gerai Starbucks Raya Gubeng ini terpaksa tutup karena didemo sejumlah massa. “Yah saat November 2023 lalu itu memang terdampak banget, kak. Hampir sebulan, meski ada yang kesini, tapi bisa dihitung dengan jari," kata barista itu kepada Surabaya Pagi.

Namun, lanjutnya, sejak pertengahan Desember 2023 hingga kini, pengunjung mulai beranjak meningkat lagi. “Yah puji Tuhan, sebulan terakhir mulai meningkat lagi sih kak. Tapi kita manajemen sudah diwanti-wanti untuk tetap waspada bila ada lagi (aksi boikot, red),” lanjutnya.

Hal yang sama juga dialami gerai Starbucks Graha Pena. Sekitar bulan November 2023, sempat mengalami penurunan drastis. “Bahkan saat ada aksi di sejumlah tempat itu, kami pun harus tutup. Tapi sekarang sudah mulai gak ada masalah lagi, mbak,” ungkap barista yang meminta namanya tidak dipublikasikan, saat ditemui Surabaya Pagi, Jumat (12/1/2024).

Hanya saja, bila dibanding tahun-tahun sebelumnya atau sebelum adanya aksi boikot produk yang mendukung Israel itu, saat ini cenderung menurun. “Yah awal-awal saat seruan aksi boikot itu pengaruh banget, mbak. Bahkan sampai Desember kemarin. Tapi sekarang Alhamdulillah mulai ramai lagi,” bebernya.

 

Kedai Starbucks di Medan

Akibat gerakan boikot, sejumlah kedai Starbucks di Medan, dilaporkan mulai sepi. Salah satunya adalah Starbucks di Medan, Sumatra Utara. Menurut laporan Al-Jazeera, Starbucks di Focal Point Mall terpantau sepi pengunjung dalam beberapa minggu terakhir.

"Kami melihat bahwa keadaan saat ini jauh lebih tidak sibuk daripada biasanya, meskipun kami tidak dapat mengatakan dengan pasti kenapa ini terjadi," kata salah satu barista yang tidak ingin disebutkan identitasnya, dikutip Jumat

 

Di Seluruh Rantai Pasokan Starbucks

Baca Juga: IDF Mengatakan Ada 26 Tentara Israel Tewas Akibat Serangan Hamas

"Faktanya jelas. Ada pelanggaran hak asasi manusia dan ketenagakerjaan yang signifikan di seluruh rantai pasokan Starbucks," sambungnya.

National Consumers League menuding Starbucks mengambil biji kopi dan daun teh dari koperasi dan perkebunan yang melakukan pelanggaran HAM. Pelanggaran itu yakni kerja paksa, mempekerjakan anak serta pelecehan seksual.

 

Starbucks akan Lawan Gugatan

Sementara itu, kepada CNN melalui email, juru bicara Starbucks mengatakan pihaknya menyatakan akan melawan gugatan tersebut. Starbucks mengatakan pihaknya senantiasa mematuhi standar.

"Kami menanggapi tuduhan seperti ini dengan sangat serius dan secara aktif terlibat dengan peternakan untuk memastikan mereka mematuhi standar kami," tulis Starbucks.

"Setiap rantai pasokan diharuskan menjalani verifikasi ulang secara berkala dan kami tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan mitra bisnis kami untuk memenuhi harapan yang dirinci dalam pernyataan hak asasi manusia global kami," imbuhnya.

 

Di Indonesia 523 Kedai

Menurut data Statista, Starbucks tercatat memiliki 35.771 kedai di seluruh dunia hingga 2022. Starbucks adalah perusahaan kedai kopi terbesar di dunia yang didirikan di Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Kunjungan Kedua Menteri Israel Ke Arab Saudi

Sementara itu, di Indonesia Starbucks dilaporkan sudah memiliki 523 kedai hingga 2022. Jumlah tersebut juga didukung oleh popularitas kedai kopi dengan logo bewarna hijau dan putih ini di Tanah Air.

 

Solidaritas Terhadap Warga Palestina

Gugatan tersebut muncul setelah organisasi tersebut menyatakan solidaritas terhadap warga Palestina. Namun, pernyataan solidaritas yang diunggah melalui X itu telah dihapus.

Menurut keterangan resmi Starbucks, gugatan tersebut dilayangkan karena Starbucks Workers United dianggap menyalahgunakan nama, logo, dan kekayaan intelektual perusahaan.

"Workers United, afiliasi lokalnya, pengurus serikat pekerja, dan mereka yang mengidentifikasi diri sebagai anggota "Starbucks Workers United" tidak mewakili Starbucks Coffee Company dan tidak mewakili pandangan, posisi, atau keyakinan perusahaan," ujar Wakil Presiden Eksekutif dan Chrief Partner Officer Starbucks, Sara Kelly, dikutip Jumat .

 

Tak Kirim Tentara Israel

Starbucks merilis kolom tanya dan jawab terkait sikap dukungan terhadap Israel. Salah satu pertanyaan terbanyak yang diajukan kepada Starbucks adalah terkait dukungan finansial terhadap Israel.

Selain itu, Starbucks juga menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mengirimkan sebagian keuntungan kepada pemerintah dan/atau tentara Israel. n ain/erc/cnn/jk/rmc

Editor : Moch Ilham

Tag :

BERITA TERBARU