Kalah dengan India, Jokowi Keluhkan Mahasiswa Indonesia di Amerika Cuma 5 Orang

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 15 Jan 2024 15:46 WIB

Kalah dengan India, Jokowi Keluhkan Mahasiswa Indonesia di Amerika Cuma 5 Orang

i

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka Konvensi XXIX Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia (FRI) di GRAHA UNESA, Surabaya, Senin (15/01/2024). SP/ Aini

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membuka Konvensi XXIX Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia (FRI) di GRAHA UNESA, Kampus Universitas Negeri Surabaya (UNESA) II Lidah Wetan, Surabaya, Senin (15/01/2024).

Di hadapan ratusan peserta dari FRI, Presiden berbagi pengalaman lawatannya ke Amerika Serikat. Ia berkunjung di dua perguruan tinggi di Washington DC dan San Francisco, Amerika Serikat.

Baca Juga: Pimpinan UNESA Pastikan Tidak Ada Kenaikan UKT Mahasiswa

Ternyata, lebih dari separuh mahasiswa kampus yang dikunjunginya berasal dari Tiongkok. Selanjutnya, pada posisi kedua terbanyak mahasiswa berasal dari India. Mirisnya, yang dari Indonesia hanya sekitar 5 mahasiswa.

"Saya berpikir, oh..inilah yg menyebabkan tiongkok lebih maju di 20 tahun terakhir dan melampaui negara maju lain. Dan ada di posisi kedua terbanyak ada India. Saya cari mahasiswa indo cuma ada 5, itu sangat kecil," kata Jokowi, Surabaya, Senin (15/01/2024).

Tentunya, dengan fakta tersebut membuatnya kaget dan berpikir bahwa SDM merupakan kunci Tiongkok bisa melompat dan melampaui negara-negara maju lainnya. Serta, investasi pada SDM menjadi kunci bagi kemajuan negara.

"Saya dibawa ke fakultas atau jurusan robotik dan AI juga sama. Lebih dari separuh mahasiswanya dari Tiongkok. Mereka disana belajar AI, mereka belajar robotik untuk laut dalam, medik, manufacturing, semuanya mereka pelajari," ungkap Jokowi.

Menurutnya Indonesia juga perlu banyak belajar dari negara lainnya. Agar mampu mempersiapkan strategi penguatan SDM menuju Indonesia emas 2045.

"Indonesia harus mempersiapkan strategi penguatan SDM, karena dalam 5-10 tahun mendatang, kita akan mendapatkan bonus demografi. SDM unggul menjadi kunci, dan itu harus benar-benar dipersiapkan," ujar Presiden.

Baca Juga: Tangan Diinfus, Peserta Asal Gresik Ngotot Ikut UTBK di UNESA

Lanjut Jokowi, banyak yang perlu dinaikan dan itu perlu investasi karena berkaitan langsung dengan kualitas SDM kita.

Selain itu, Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia yang melimpah tidak cukup menjadikan Indonesia sebagai negara maju. Dibutuhkan SDM, iptek dan inovasi yang berkualitas untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam.

Jokowi menyebut bahwa hal ini menjadi tugas penting ini ada di pendidikan tinggi, tugas para rektor, tugas para dosen dan tugas semua pihak.

Menanggapi hal itu, ditemui pada kesempatan yang sama, Ketua FRI, Prof. Dr. Mohammad Nasih, mengapresiasi dukungan pemerintah tersebut.

FRI akan terus mendorong peningkatan kualitas SDM, menjawab tantangan, dan berkontribusi pada cita-cita Indonesia menjadi negara maju.

Baca Juga: Dirjen Diktiristek Beri Penguatan UNESA Menuju PTNBH Berkelas Dunia

"Skor PISA kita masih rendah, riset apalagi. Banyak yang perlu dinaikan dan itu perlu investasi karena berkaitan langsung dengan kualitas SDM kita," ucapnya. 

Sebagai ketua panitia, Rektor UNESA, Prof. Dr. Nurhasan, menyatakan komitmennya dalam menindaklanjuti arahan Presiden untuk meningkatkan SDM, riset, dan inovasi. Perguruan tinggi diharapkan segera beradaptasi dan fokus pada inovasi demi menuju Indonesia emas.

Forum ini diharapkan tidak hanya menjadi wadah diskusi, tetapi juga akan menghasilkan rekomendasi konkret. Serta membantu memformulasikan SDM, menjadikan perguruan tinggi sebagai lembaga riset yang selaras dengan industri, dan memajukan Indonesia melalui kemajuan iptek dan inovasi.

"Melalui forum ini juga nanti akan menghasilkan rekomendasi. Kami (FRI) diminta untuk membantu memformulasikan SDM karena itu ada di perguruan tinggi," pungkasnya. Ain

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU