Nyepi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 07 Mar 2024 20:04 WIB

Nyepi

i

Raditya M Khadaffi

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Peringatan Hari Raya Nyepi identik dengan menahan hasrat untuk tidak keluar rumah, bekerja, menghidupkan perapian, dan lain-lain.

Pada tahun ini, peringatan Hari Raya Suci Nyepi jatuh pada Senin, 11 Maret 2024.

Baca Juga: Emil Dardak, Si Genius, Bisa Menteri, Bisa Tetap Wagub

Tanggal itu awal umat Islam melakukan sholat Terawih.

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bali mengeluarkan seruan bersama terkait pelaksanaan Nyepi Tahun Baru Caka 1946 pada 11 Maret mendatang.

Hari Suci Nyepi merupakan hari besar atau hari raya keagamaan umat Hindu dalam rangka memperingati Tahun Baru Saka/Caka.

Tanggal peringatan Hari Raya Suci Nyepi di Indonesia ditetapkan sebagai hari libur nasional. Tahun ini, pemerintah juga menetapkan satu tanggal merah untuk cuti bersama Hari Raya Nyepi yaitu pada tanggal 12 Maret 2024.

Berdasarkan SKB 3 Menteri, Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946 jatuh pada Senin, 11 Maret 2024

Peringatan Nyepi oleh umat Hindu dilaksanakan dengan berdiam diri di rumah.

Ada Nyepi Sipeng yang dilaksanakan pada hari H Nyepi selama (24) jam penuh. Pada hari itu umat Hindu melaksanakan Catur Brata Panyepian:

Amati Gni: Tidak menyalakan api/lampu termasuk api nafsu yang mengandung makna pengendalian diri dari segala bentuk angkara murka.

Amati Karya: Tidak melakukan kegiatan fisik/kerja dan yang terpenting adalah melakukan aktivitas rohani untuk penyucian diri.

Amati Lelungan: Tidak berpergian, akan tetapi senantiasa introspeksi diri/mawas diri dengan memusatkan pikiran astiti bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi /Ista Dewata.

Amati Lelanguan: Tidak mengadakan hiburan/rekreasi yang untuk bersenang-senang, melainkan tekun melatih batin untuk mencapai produktivitas rohani yang tinggi

Melansir dari Kesrasetda, Hari Raya Nyepi diartikan sebagai hari penyucian diri manusia dan alam. Peringatan ini dirayakan oleh umat Hindu, dan Bali menjadi salah satu daerah yang sering menggelar serangkaian upacara adat pada hari tersebut.

 

***

 

Maka itu, pemerintah Provinsi Bali menerbitkan Surat Edaran (SE) Gubernur Bali Nomor 7 Tahun 2023 tentang Libur Nasional, Cuti Bersama, dan Dispensasi Hari Raya Suci Hindu di Bali Tahun 2024.

Ritualnya; Jumat, 8 Maret 2024: Hari Raya Suci Penampahan Kuningan

Baca Juga: "Memeras" Uang Rakyat

Sabtu, 9 Maret 2024: Hari Raya Suci Kuningan

Minggu, 10 Maret 2024: Hari Raya Suci Tawur Kesanga

Senin, 11 Maret 2024: Hari Raya Suci Nyepi Caka 1946

Selasa, 12 Maret 2024: Hari Raya Suci Ngembak Geni.

Pemuka Agama dan Tokoh Masyarakat yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali serta diketahui Kepala Kepolisian Daerah Bali, Komandan Komando Resor Militer 163/Wira Satya dan Pj. Gubernur Bali menyampaikan Seruan Bersama tentang Pelaksanaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1946 yang jatuh pada hari Senin, 11 Maret 2024.

Penyedia jasa transportasi (darat, laut dan udara) tidak diperkenankan beroperasi selama pelaksanaan Hari Suci Nyepi, dari hari Senin tanggal 11 Maret 2024 pukul 06.00 WITA sampai dengan hari Selasa tanggal 12 Maret2024 pukul 06.00 WITA.

Karena Hari Suci Nyepi diperkirakan bersamaan dengan awal Ramadhan 1445 Hijriyah maka:a. Umat Islam yang melaksanakan sholat tarawih di rumah ibadah terdekat dengan berjalan kaki atau di rumah masing-masing dan tidak menggunakan pengeras suara serta dengan menggunakan lampu penerangan yang terbatas.b. Umat lain melaksanakan ibadah di rumah masing-masing.

Rangkaian Hari Raya.

 

***

Baca Juga: Pilgub 2024, Khofifah Tanpa "Lawan Tanding" Sebanding

 

Sementara Nyepi di luar Bali dilaksanakan berdasarkan desa, kala, patra (tempat, waktu, situasi) dengan tetap memperhatikan tujuan utama hari raya yang jatuh setahun sekali . Tujuan Nyepi sendiri adalah momentum untuk introspeksi diri sebelum memulai tahun yang lebih baik ke depannya.

Di daerah selain Bali, memang tidak melaksanakan Nyepi dengan serempak seperti di Bali. Namun, berbagai cara dalam menemukan keheningan diri tetap dapat dilakukan oleh pribadi masing-masing.

Ada yang memilih untuk tinggal di rumah dan ada juga yang pergi ke pura untuk melaksanakannya.

MUI Bali, meminta masyarakat yang ingin salat tarawih di masjid untuk menyesuaikan aturan dari desa adat setempat.

MUI mengimbau masyarakat agar salat di rumah masing-masing saat Hari Raya Nyepi berlangsung.

Nah, berkenaan dengan pelaksanaan tarawih pertama bulan Ramadan, umat muslim bisa menjalankan salat terawih dengan penuh toleransi kepada masyarakat Hindu.

Akal sehat saya bilang pentingnya toleransi ini untuk menjaga hubungan baik antar-umat qberagama.

Umat muslim bisa tetap solid, memberikan peluang, pemeluk Hindu bisa Nyepi dengan tenang dan kita umat muslim bisa tetap leluasa beribadah terawih. ([email protected])

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU