SURABAYAPAGI.com, Jombang - Sempat gagal panen akibat hujan, membuat petani di wilayah utara Brantas, Jombang gigit jari dan terpaksa kembali merogoh kocek lebih dalam untuk biaya tanam ulang komoditas tembakau.
Seperti yang sempat dialami salah satu petani tembakau di Desa Plabuhan, Kecamatan Plandaan, Jombang, Jikan (65) yang mengungkap tanaman tembakaunya rusak dan banyak yang membusuk akibat tergenang air hujan. Sehingga, sebagian petani ada yang rela mengeluarkan uang untuk biaya tanam ulang.
Baca Juga: Bojonegoro Masuk Kategori Kering Ekstrem, BPBD Gercep Salurkan Bantuan
”Rata-rata memang rusak di sini, karena airnya kan sampai ngecembeng, jadinya banyak yang busuk. Ada yang dibiarkan, mungkin yang sudah nyerah, tapi banyak yang diganti tapi ya modalnya memang besar,” ungkap Jikan.
Beruntung usai tanam ulang tanaman tembakau tersebut, kini petani kembali menghirup cuan melimpah dan kembali sumringah (bahagia). Pasalnya, harga jual tembakau lebih tinggi. Per kilogram tembakau biasa kering tembus Rp 40 ribu.
Baca Juga: Panen Raya Melimpah, Dongkrak Sektor Perekonomian Petani Padi di Tuban
Suyanto (58), salah satu petani tembakau asal Dusun/Desa Sumbergondang, Kecamatan Kabuh, Jombang, mengaku bersyukur, pada musim panen raya tembakau kali ini harga jual tembakau naik. Di musim panen yang sama tahun lalu, harga jual tembakau kering sekitar Rp 35 ribu per kilogram. Kini, naik di kisaran Rp 40 ribu per kg.
”Ini masih yang biasa kita panen, belum yang super,” terangnya, Selasa (13/08/2024).
Baca Juga: Petani di Ngawi Manfaatkan Lahan Waduk untuk Bercocok Tanam Imbas Kemarau
Namun untuk mendapatkan harga jual Rp 40 ribu per kilogram, petani harus menjemur di bawah terik matahari hingga benar-benar kering. Para tengkulak biasanya akan melihat tingkat kekeringan tembakau petani.
Diketahui, tahun 2024 ini, jumlah petani tembakau di Jombang melonjak drastis, karena sukses besarnya petani tembakau di musim sebelumnya. Sedangkan terkait dampak cuaca kemarau saat ini memang mempengaruhi hasil panen tembakau, dia menyebut memang ada dampaknya, khususnya di awal-awal tanam. jb-01/dsy
Editor : Desy Ayu