SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Debat Pilgub Jatim 2024 kedua telah digelar, Minggu (3/11/2024) lalu di Grand City Convention Surabaya. Tema debat seputar tata kelola pemerintahan telah dipaparkan dengan detail. Paslon nomor urut 2 Khofifah Indar Parawansa - Emil Elestianto Dardak ini kampanye berbasis kinerja.
Satu hari sebelum debat kedua, saat kampanye di Kabupaten Mojokerto pada Selasa (29/10/2024), Emil Dardak hadir bersama istrinya Arumi Bachsin. Ia menyampaikan keberhasilan Khofifah selama menjadi Gubernur Jawa Timur.
Baca Juga: Pagi Sarapan Nasi Uduk, Siang Nasi Rp 10 Ribu
Terutama keberhasilannya dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem di Jawa Timur dalam kurun waktu 2020 - 2024.
"Di tahun 2020, kemiskinan ekstrem di Jawa Timur ialah 4,4%. Dan kabar baiknya bahwa hari ini kemiskinan ekstrem kita sudah hampir 0,66%," ulasnya.
Ketua DPD Demokrat Jatim ini juga menambahkan bahwa Jawa Timur juga telah berhasil meningkatkan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang saat ini telah melampaui angka nasional.
Dalam debat kedua, Khofifah Indar Parawansa, ternyata piawai dalam debat Pilkada Jatim kedua di Grand City, Surabaya, Minggu, 3 November 2024.
Khofifah mengatakan selama memimpin Jatim di periode pertama, dia terus mengedepankan sistem tata kelola pemerintahan yang cepat tanggap transparan akuntabel responsif (Cettar).
Sistem ini telah mengantongi nilai skor yang tinggi dari Kementerian Dalam Negeri.
"Kita mendapat skor standar pelayanan minimum Jatim itu 99,36. Ini angka yang sangat tinggi, dimana yang menilai adalah Kementerian Dalam Negeri yang memang memiliki kewenangan penilaian dengan indikator-indikator yang ditentukan," kata Khofifah.
Meski begitu Khofifah tidak menganggap underestimate proses debat kandidat Pilkada Jatim.
***
Apa setelah debat kedua selesai dilaksanakan? Pasti debat ketiga atau terakhir.
Berdasarkan survei Katadata Insight Center (KIC) bekerja sama dengan Katadata Telco Survey yang dirilis pada Rabu (30/10/2024) menunjukkan elektabilitas pasangan calon (paslon) mengalami peningkatan dan konsolidasi setelah debat kedua selesai dilaksanakan.
Hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 52,3% responden yang menonton debat semakin yakin dengan pilihan mereka terhadap pasangan calon yang dipilih. Bahkan, 21% responden yang sebelumnya memilih untuk golput atau belum menentukan pilihan, memiliki preferensi yang jelas. Hal ini mengindikasikan dampak positif dari penampilan para pasangan calon di panggung debat dalam memperkuat loyalitas dan meyakinkan pemilih.
Namun, survei juga mencatat adanya perubahan sikap pada sebagian kecil pemilih. Sebanyak 9,4% responden yang sebelumnya mantap pada satu pilihan malah merasa ragu dan mempertimbangkan untuk berganti pasangan calon. Di sisi lain, 7,1% responden semakin yakin untuk tidak memilih atau golput, dan hanya 3,6% yang memutuskan untuk beralih ke pasangan calon lain setelah menyaksikan debat.
Saya mencatat dari sejumlah lembaga survei telah merilis hasil survei terbaru terkait elektoral tiga paslon di Pilgub Jatim 2024. Dari semua lembaga survei, elektabilitas Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak unggul atas paslon lainnya.
Dalam survei Indikator Politik pada 9-14 September 2024 simulasi 3 paslon, elektabilitas Khofifah-Emil di angka 61,2%. Kemudian, disusul Tri Rismaharini-KH Zahrul Azhar Asumta 26%. Kemudian Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim 2,2%. Sementara ada 0,5% responden memilih golput, dan 10,2% responden tidak menjawab.
Dalam survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) simulasi 3 nama Pilgub Jatim periode 1-9 Oktober 2024 dengan gambar kertas suara, elektabilitas Khofifah-Emil di angka 63,4%.
Baca Juga: Kursus Kecantikan, Lakukan Treatment Derma Roller, Malpraktikkah?
Kemudian, disusul Tri Rismaharini-KH Zahrul Azhar Asumta di angka 27,1%, dan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim (LUMAN) di angka 2,8%. Ada 6,7% responden yang belum menentukan pilihan.
Selanjutnya, dalam survei Poltracking per 4-10 Oktober 2024 ini, elektabilitas paslon nomor urut 1 Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim di angka 2,8%. Kemudian paslon nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak di angka 67,5%.
Paslon nomor urut 3, Tri Rismaharini (Risma)-KH Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) di angka 24,6%. Ada sebanyak 5,1% responden yang belum menentukan pilihan/jawaban.
Saya amati tren elektoral Khofifah-Emil terus merangkak naik selama satu bulan terakhir.
Secara teori sangatberat bagi paslon Risma dan Luluk, mengejar elektabilitas Khofifah-Emil.
***
Ada penelitian yang menunjukkan responden bahwa pembangunan fasilitas umum seperti jalan, jembatan, dan masjid yang dilaksanakan menjelang Pilgub adalah wajar. Ini telah dilakukan paslon petahana.
Saya beranggapan logis tingkat dukungan kandidat petahana dari kelompok masyarakat.
Baca Juga: Polisi Rekayasa Kasus Dipecat, Diumumkan ke Publik, Presisi
Ditemukan identifikasi partai politik responden masih signifikan berpengaruh terhadap preferensi pemilih pilkada. Juga ada hubungan yang signifikan antara pertimbangan rasional pemilih, terutama berkaitan dengan kinerja dan kualitas calon gubernur petahana selama menjabat terhadap preferensi pemilih pada pilkada.
Pantas, Khofifah-Emil telah mencapai batas ambang psikologis elektoral bagi paslon petahana yakni di angka 60%.
Secara teori, angka itu cukup nyaman bagi paslon petahana. Akal sehat saya memprediksi dengan waktu dua bulan, cukup berat bagi paslon Risma, apalagi paslon Luluk, bisa mengejar elektoral Khofifah-Emil.
Keunggulan Khofifah-Emil, berkampanye telah andalkan kinerja lima tahun sebelumnya. Ditambah kini keduanya berada di gerbang penguasa.
Tapi sayang kinerjanya disorot paslon nomor urut 1 Pilgub Jatim Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim, dalam debat kedua Minggu (3/11).
Emil Dardak menyebut, Khofifah adalah Gubernur terbaik se Indonesia di tahun 2024.
Sebaliknya, Luluk, menyoroti tingginya kasus korupsi yang terjadi di Jawa Timur. Mereka juga menyinggung sejumlah kantor pemerintahan di lingkungan Pemprov Jatim yang digeledah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Luluk juga beberkan data ICW (Indonesia Corruption Watch) tahun 2023 . Di Jawa Timur ternyata juga memilki kasus korupsi terbanyak di Indonesia. Oleh karena itu Luluk ingin menuntuntaskannya.
Luluk menyebut, ia dan Lukman bertekad untuk menghadirkan birokrasi baru yang memecahkan masalah, bukan justru yang menjadi masalah. Ramai juga debat cagub perempuan itu. ([email protected])
Editor : Moch Ilham