SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Belum lama ada pertemuan antara Presiden RI ke-7, Joko Widodo dengan pasangan calon Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil di Solo. Pertemuan itu menuai kontroversi. Jokowi dituding masih melakukan praktik cawe-cawe atau mencampuri urusan kontestasi politik daerah.
Joko Widodo blak-blakan mengaku mendukung Ridwan Kamil sebagai calon Gubernur Jakarta karena rekam jejak dan ilmunya.
Baca Juga: Asosiasi Driver Ojol, Jadi Pressure Grup Ikuti Partai Buruh
Hal tersebut disampaikan oleh Jokowi di hadapan influencer dan warga di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin (19/11/2024).
“Kenapa saya (dukung) Ridwan Kamil? Karena juga rekam jejak, saya ulang kenapa saya (dukung) Ridwan Kamil karena rekam jejak,” tegas Jokowi.
Jokowi pun membeberkan tiga faktor yang memperkuat keyakinannya memberikan dukungan kepada Ridwan Kamil pada Pilkada Jakarta 2024.
Apakah cawe cawenya Jokowi, karena elektabilitas Ridwan Kamil terus melorot.
Survei Polmark Indonesia mencatat Pramono-Rano meraih elektabilitas tertinggi dengan perolehan 40,3 persen. Mengungguli RK-Suswono dengan 34,8 persen, dan Dharma-Kun di angka 3,2 persen.
Polmark juga mengukur tingkat kemantapan pilihan responden atas pilihannya. Sebanyak 30,1 persen pemilih Pramono-Rano mengaku telah mantap mencoblos eks Menseskab era Jokowi itu.
Sementara RK dengan elektabilitas 34,8 persen sebanyak 24,3 respondennya telah mengaku mantap memilih paslon yang diusung KIM Plus tersebut.
Survei ini dilaksanakan pada 7 - 15 November 2024 Sampel sebanyak 1.200 orang yang diambil secara acak menggunakan metode multistage random sampling.
***
Praktis, masa pensiun Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) diisi dengan terjun langsung memberikan dukungan kepada sejumlah calon kepala daerah di Pilkada 2024.
Pada akhir pekan lalu, Jokowi turun gunung untuk mengikuti kampanye terbuka pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah, Ahmad Lutfhi-Taj Yasin. Usai itu, kJokowi bertolak ke Ibu Kota. Kali ini Jokowi menemui calon gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil. Joko Widodo dan Ridwan Kamil, bahkan nongkrong dan ngopi bareng di salah satu kafe di wilayah Jakarta Pusat pada Senin malam (18/11/2024).
Pertemuan antara Jokowi dan Ridwan Kamil tersebut digagas oleh tim Ridwan Kamil-Suswono (RIDO). Tim RIDO pun turut serta mengundang sejumlah influencer media sosial untuk mendukung kegiatan tersebut. Beberapa influencer media sosial yang telah diundang oleh tim RIDO di antaranya adalah Rezky Aditya, Paula Verhoeven, dan Citra Kirana. Pertemuan antara Jokowi dan Ridwan Kamil tersebut dihadiri Ketua Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) Ariza Patria, Pengarah Tim Pemenangan RIDO Wibi Andrino, Ketua Relawan Prabowo Mania Immanuel Ebenezer, serta politisi PSI Grace Natalie.
Jokowi Yakin RK Bisa Atasi Macet, Banjir, dan Polusi Udara di Jakarta 10 Hari Jelang Pencoblosan, RK Ajak Jokowi Ngopi Bareng Influencer di Jakarta Pusat Pertemuan tersebut merupakan kali keduanya setelah sebelumnya Ridwan Kamil bertamu ke kediaman Jokowi di Solo. Jokowi mengatakan Ridwan Kamil memiliki rekam jejak yang baik selama ini sehingga dirinya akan mendukung penuh mantan Gubernur Jawa Barat tersebut di Pilkada Jakarta 2024. "Kenapa saya memilih Ridwan Kamil? Itu karena rekam jejak. Saya ulang itu karena rekam jejak," tutur Jokowi usai ngopi bareng paslon RIDO di Jakarta Pusat, Senin (18/11/2024). Menurutnya, RK punya kapasitas untuk membuat wilayah DKI Jakarta bebas dari berbagai masalah di antaranya macet, banjir, tata ruang dan polusi udara. Dia menilai Ridwan Kamil sangat memahami solusi tata ruang kota seperti yang dilakukan saat dirinya menjadi Wali Kota Bandung beberapa tahun silam.
Sementara alasan Jokowi, mendukung pasangan Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Maimoen di Pilkada Jawa Tengah, Luthfi dan Gus Yasin memiliki kemampuan melanjutkan program pembangunan di Jawa Tengah, sekaligus bisa bersinergi dengan pemerintah pusat. Jokowi turut turun ke jalanan untuk kampanye bersama Ahmad Luthfi maupun Taj Yasin.
Terakhir pada Minggu (17/11) kemarin, Jokowi ikut turun kampanye di Grobogan dan Blora.
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia telah merilis hasil survei mereka pada 7 hingga 13 November 2024. Dari hasil survei, Lutfi-Taj Yasin unggul tipis dari Andika-Hendi. Pasangan nomor urut 02 ini mendapatkan elektabilitas 47,1%, unggul tipis dari Andika-Hendi yang dipilih 43,4% responden.
Beda dengan SMRC Temuan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan peroleh kedua pasangan calon tak terpaut jarak yang jauh. Dari hasil survei yang dilakukan pada 7 hingga 12 November 2024, elektabilitas Andika-Hendi mencapai 50,1%. Sedangkan tingkat keterpilihan Luthfi-Taj Yasin sebesar 47%. Survei di dua pilkada di pulau jawa, dibaca Jokowi. Wajar ia ketar ketir.
Tokoh Pro-demokrasi dan HAM, Todung Mulya Lubis menuturkan perilaku cawe-cawe Jokowi di Pilkada 2024 seolah menjadi tanda bahwa demokrasi Indonesia mengalami krisis yang semakin parah. Hal itu dipicu oleh menguatnya peran negara dan pemerintah atau fenomena strong state namun terjadi pelemaham posisi masyarakat sipil.
“Dalam lima tahun terakhir ada fenomena strong state, tapi civil society kita semakin lemah. Ketika strong state eksis maka ada kekuatan pemerintah yang tidak bisa dikontrol dan dihentikan. Itu yang diperlihatkan Presiden Jokowi, walaupun sudah tak menjabat tapi masih bisa mengendalikan politik,” ujarnya di Jakarta pada Rabu (6/11).
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Nusyirwan Soejono menekankan partainya tak khawatir Presiden ketujuh RI, Joko Widodo atau Jokowi cawe-cawe atau ikut campur di Pilkada 2024. Menurut dia, hal tersebut tak lagi istimewa.
Itu pandangan dari tokoh Pro-demokrasi dan HAM, Todung Mulya Lubis dan Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Nusyirwan Soejono .
Baca Juga: Gubernur Kalsel Melawan, Kita Tunggu Langkah KPK
***
Surat kabar asal Singapura Straits Times menyebut Presiden Joko Widodo mampu menjadi pemersatu di tengah kondisi Indonesia, yang oleh media ini sebut, sedang tidak stabil. Atas alasan ini, Straits Times memilih Jokowi sebagai pemimpin terbaik di Asia tahun 2019.
Atas alasan ini, Straits Times memilih Jokowi sebagai pemimpin terbaik di Asia tahun 2019.
"Kepribadiannya yang membumi dan kemampuan dalam berhubungan dengan banyak orang serta berempati kepada rakyat jelata mampu menarik perhatian masyarakat di dalam negeri," kata editorial Straits Times seperti dikutip pada Kamis, 5 Desember 2019.
Jokowi, kata editorial itu, dipilih karena mampu dan pintar mengarahkan arus politik dalam negeri yang rumit. Sementara itu, di kancah internasional Jokowi dipuji karena mampu menghadapi tantangan strategis.
Pemerintah Indonesia membantah adanya upaya kampanye—baik melalui media massa maupun media sosial—untuk ‘memoles citra’ Presiden Joko Widodo di akhir masa jabatannya. Hal ini bertolak belakang dengan pengakuan sejumlah media bahwa pemerintah menawarkan ratusan juta hingga miliaran rupiah untuk menulis berita kesuksesan pemerintah Jokowi.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Prabu Revolusi, mengaku setiap kerja sama antara pemerintah dengan media terkait pemberitaan pasti melewati surat menyurat atau dengan dokumen resmi.
”Jika memang ditawari, coba ada suratnya enggak? Tidak mungkin Kominfo membuat kerja sama tanpa dokumen, ini good corporate governance yang kami jaga. Saya mau tahu malahan, karena selama saya ada di Kominfo enggak pernah ada penawaran miliaran rupiah sama media,” kata Prabu saat dihubungi BBC News Indonesia, Senin (14/10).
Walau demikian, Prabu mengakui bahwa memang ada kerja sama antara pemerintah dan sejumlah media untuk mensosialisasikan beragam capaian pemerintah ke publik. Hal itu sudah terjalin sejak lama dan terdokumentasi
***
Baca Juga: Golput Tinggi, Masyarakat Sudah Jenuh dan Muak dengan Elite Politik
Saya masih menyimpan pernyataan Jokowi, beberapa tahun lalu. Ia mengatakan kebijakan yang baik bukanlah tentang seberapa banyak yang telah dilakukan pemerintah tetapi seberapa banyak manfaat yang dirasakan oleh masyarakat, terutama masyarakat bawah. Pernyataan ini disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Peringatan Hari Hak Asasi Manusia Se-Dunia Ke-69 di Hotel Sunan, Solo, Minggu (10/12).
Dikutip dari situs setkab.go.id alasan Jokowi sering 'Blusukan', Presiden Jokowi, ingin dengarkan aspirasi. Menurut Presiden, prinsip tersebut yang menjadi alasan dirinya untuk selalu ‘blusukan’ guna melihat langsung kondisi masyarakat di lapangan.
“Saya sering turun ke bawah, turun ke daerah, turun ke masyarakat, menggali masalah-masalah mereka, mendengar aspirasi-aspirasi mereka, mendengar kenginan-keinginan mereka, dan mengetahui secara detail kepentingan masyarakat,” ucapnya.
Oleh karenanya Presiden selalu berusaha mengawal setiap kebijakan pemerintah dari hulu sampai hilir, mulai dari mengontrol, mengecek, mengawasi, hingga memonitor.
“Selalu kita lihat di lapangan dan itu melihat dari sisi kepentingan masyarakat, ujar Kepala Negara.
Lebih lanjut Presiden mengatakan bahwa para pembuat kebijakan, para politisi, para birokrat, para pemimpin sosial, dan para pengusaha juga harus bisa melihat keadaan dari pandangan dan sisi kepentingan masyarakat bawah.
Jokowi tahu, Khofifah Indar Parawansa, pernah membantu pemenangan Jokowi di Jawa Timur dalam dua pemilu.
Makanya, Jokowi mendukung Khofifah menjadi Gubernur Jawa Timur. Khofifah dianggap sebagai loyalis Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Pengamat Politik yang juga Direktur Eksekutif Partner Politik Indonesia Abubakar Solissa menyatakan Presiden Jokowi telah menjatuhkan dukungan di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim) 2024. Ia melihat dukungan Jokowi jatuh kepada Gubernur Jatim periode 2019-2024, melalui Relawan Pro Jokowi atau Projo.
Projo merupakan representasi Presiden Jokowi. Sehingga dukungan dari Projo yang pada hari Sabtu (3/8/2024) kemarin disuarakan untuk pasangan Khofifah-Emil adalah bentuk dukungan dari Presiden Jokowi di Pilgub Jatim 2024.
Bahkan, dalam Pilgub Jatim, hasil dari Survei Litbang Kompas yang dirilis, Jumat (15/11/2024). Survei dilakukan pada 2-7 November 2024. Paslon Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim: 3,8%, kemudian paslon Khofifah Indar Prawansa-Emil Dardak: 52,5% dan Paslon Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta: 20,9%. Sementara, Tidak tahu/belum menentukan pilihan: 22,8%.
Nah. Ini yang menyebabkan Jokowi, percaya 100% pada Khofifah. Makanya ia tidak ikut blusukan di Jatim untuk mengerek elektabilitas Khofifah-Emil. ([email protected])
Editor : Moch Ilham