Disebut Pilpres 2024 Jatah Prabowo, Jokowi Singgung Prabowo dan Megawati

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 09 Nov 2022 20:42 WIB

Disebut Pilpres 2024 Jatah Prabowo, Jokowi Singgung Prabowo dan Megawati

i

Ahmad Khoirul Umam, Pengamat politik dari Universitas Paramadina

SURABAYAPAGI, Surabaya - Saya menilai pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebut saatnya giliran Prabowo Subianto menjadi presiden justru bukan memberi restu Prabowo, namun menyindir mantan Pangkostrad tersebut.

Sebab, Jokowi seperti memamerkan keberhasilannya atas Prabowo yang telah tiga kali mencapreskan diri dan kalah.

Baca Juga: Jokowi vs Mega, Prabowo vs Mega = Kekuasaan

Jokowi memamerkan kemenangannya dalam dua Pilpres 2014 dan 2019 di hadapan Prabowo. Hal itu seolah ingin menunjukkan level capaian dan kelas politiknya yang jauh berbeda dibanding mereka yang kalah Pilpres.

Saya menilai, Jokowi seperti kehilangan sensitivitasnya terkait kompetisi pilpres yang tiga kali berturut-turut telah membuat Prabowo kalah.

Bahkan saya menilai, statemen Jokowi itu sebenarnya bukan hanya menyinggung Prabowo yang telah kalah di Pilpres 2014 dan 2019, tetapi juga secara tidak langsung menyinggung Megawati Soekarnoputri.

Sebab sebagaimana publik ketahui, Ketua Umum PDI Perjuangan itu juga pernah kalah berturut-turut di Pilpres 2004 dan 2009. Bahkan, kekalahan Megawati saat itu terjadi saat dirinya berada di posisi incumbent, masih memegang pemerintahan usai menggantikan posisi Presiden Abdurrahman Wahid yang dilengserkan dari kursi presiden.

Baca Juga: Raih Penghargaan dari Presiden, Bobby Bantah Karena Status Menantu Jokowi

Saya menilai, dalam konteks ini, melihat ego Jokowi sudah cukup tinggi untuk dipemamerkan ke banyak tokoh politik senior.

Hal itu bisa jadi dikarenakan akibat sudah cukup lamanya Jokowi berada di pemerintahan mulai wali Kota Solo, Gubernur Jakarta hingga dua periode presiden. Posisi menikmati kekuasaan itu, dinilai Umam, seolah menurunkan level sensitivitasnya.

Ini seolah menjadi penting bagi dirinya untuk memamerkan capaian dan menunjukkan kelasnya yang berbeda jauh dibanding mereka yang kalah Pilpres, yakni Prabowo dan Megawati itu sendiri.

Baca Juga: Gibran Absen di Otoda 2024 Surabaya, Mendagri Tito Bocorkan Alasannya

Padahal, saya berharap, seharusnya Jokowi paham dan lebih sensitif. Karena bagaimanapun capaian dia saat ini, karier politiknya tidak lepas dari peran Prabowo yang mendukungnya di Pilkada DKI Jakarta 2012. Termasuk juga peran Megawati yang mendukungnya di Pilpres 2014 dan 2019.

Dalam tradisi Jawa, sebaiknya Jokowi kembali memahami nasehat ojo dumeh, jangan mentang-mentang, karena di balik capaian dan prestasi kita, selalu ada peran orang lain di belakangnya.

(Lewat keterangannya yang dikutip dari laman Republika.co.id, Rabu (09 November 2022).

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU