Guru SLB yang Jadi Juru Isyarat di Polres Tulungagung

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 24 Mei 2021 10:30 WIB

Guru SLB yang Jadi Juru Isyarat di Polres Tulungagung

i

Gayatri Hardianti saat menjadi juru isyarat di Polres Tulungagung. SP/ TLG

SURABAYAPAGI.com, Tulungagung - Gayatri Hardianti yang merupakan guru di SLB PGRI Kedungwaru juga sebagai juru bahasa isyarat yang membantu penyandang difabel mengerti informasi yang disampaikan narasumber saat rilis pres berlangsung.

Meski berprofesi sebagai guru di SLB PGRI Kedungwaru, Gayatri mengaku, masih harus belajar lagi. Khususnya, kosa kata tentang kriminalitas. Yakni dengan menyesuaikan bahasa dari sistem isyarat buku bahasa Indonesia (SIBI) maupun bahasa isyarat Indonesia (Bisindo). Agar kedepannya bisa menerjemahkan detail kasus pidana yang disampaikan oleh narasumber.

Baca Juga: Pj Bupati Tulungagung Serahkan Bantuan Korban Tertimpa Pohon Tumbang

Awal menjalani profesi barunya itu tidaklah mudah. Dia harus bisa mengemas informasi yang disampaikan narasumber agar dapat diterima para tunarungu atau tuli. Tak jarang, mengemasnya dengan bahasa campuran baik dengan SIBI, Bisindo, dan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sebelum anak tunarungu disekolahkan) karena lebih mudah dipahami para tunarungu asal Tulungagung.

"Tak hanya itu saja, tidak semua yang diucapkan sama bapak (Kapolres, Red) bisa diisyaratkan. Ada beberapa kata yang masih mengeja. Sehingga perlu waktu juga saat menerjemahkannya," terangnya, Senin (24/5/2021).

Baca Juga: Cuaca Buruk, Ratusan Nelayan di Tulungagung Enggan Melaut

Seiring waktu berjalan, Gayatri mengaku, punya kosa kata bahasa isyarat yang lebih beragam. Menyusul profesi barunya dalam menerjemahkan informasi yang disampaikan pimpinan Polres Tulungagung itu dilakukan secara spontan.

 "Datang itu cuma dikasih tahu topiknya yang akan dibahas nanti. Setelah itu ya mengalir saja, karena bapak sampaikan secara spontan. Yang jelas, memang jadi juru isyarat harus punya banyak kosa kata dan terbaru," terangnya.

Baca Juga: 3 Pasangan Bukan Suami Istri di Razia Petugas Gabungan

Disinggung dari mana keahlian berkomunikasi dengan bahasa isyarat,  wanita kelahiran Trenggalek ini mengaku, keahliannya itu didapat dari salah satu mata kuliah saat menempuh pendidikan luar biasa.

Namun selebihnya itu, belajar langsung dengan mengaplikasikan sehari-hari saat mengajar anak didiknya, serta sumber referensi yang relevan seperti halnya di platform YouTube. "Kamipun juga punya tugas dalam hal ini. Dengan menerapkan bahasa isyarat sebaik mungkin di sekolah. Tujuannya supaya nanti anak-anak terbiasa dan bisa menerima informasi dengan baik," tandasnya. Dsy7

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU