Home / Ekonomi dan Bisnis : Investor di Surat Berharga Negara

Mayoritas Emak-emak, Menkeu Memuji

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 03 Feb 2023 19:53 WIB

Mayoritas Emak-emak, Menkeu Memuji

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Mayoritas pembeli surat utang negara (SUN) berasal dari mahasiswa dan  emak-emak. "Ibu-ibu rumah tangga ini sekarang majority. Jadi kalau lihat gender, ibu-ibu itu cukup banyak mereka sekarang. Bapak-bapak entah sibuk apa, tapi anak-anak dan ibu-ibu itu kayaknya banyak yang investasi di surat berharga negara kita," kata Sri Mulyani dalam Kuliah Umum bertajuk 'Kondisi Ekonomi dan Fiskal Indonesia di Tahun Politik', Jumat (3/2/2023).

Pernyataan Sri Mulyani menjelaskan bahwa salah satu sumber utang pemerintah berasal dari masyarakat sendiri untuk membantu membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Mereka membeli surat utang yang diterbitkan secara konvensional dan syariah.

Baca Juga: Menkeu Rapat "Darurat" dengan Staf, saat Libur Lebaran

"Kalau saya setop mengeluarkan surat berharga negara, Anda yang punya tabungan bingung taruh di mana. Akhirnya masuk ke pinjol-pinjol yang itu. Jadi mereka butuh instrumen yang baik, yang dipercaya dan menjaga nilai tabungan mereka. Makanya pemerintah makin banyak surat berharga negara di dalam negeri," ucapnya.

 

Dibawah 20 Tahun Jadi Investor

"Anak-anak mahasiswa sekarang sudah banyak. Di bawah 20 tahun sekarang jadi investor, mereka bisa beli dengan Rp 500 ribu dan mereka makin safey," tambahnya.

Dengan semakin banyaknya investor lokal yang membeli surat utang negara, maka Sri Mulyani yakin ekonomi Indonesia akan lebih stabil. Sebab sumber utang dari dalam negeri dan tidak terpengaruh jika ada gejolak global.

"Jadi kita investor based-nya dalam negeri, currency-nya kita jaga antara rupiah dengan yang forex. Kalau kita lihat jatuh temponya harus cukup panjang sehingga jangan sampai kemudian akan jatuh tempo besok kita nggak punya untuk membayarnya. Itu adalah manajemen utang yang kita kelola secara prudent," tegasnya.

Sri Mulyani memastikan utang pemerintah per 30 Desember 2022 yang sebesar Rp 7.733,99 triliun atau 39,57% terhadap produk domestik bruto (PDB) masih aman.

"Yang Anda sebut sehat, 39% itu sehat sebetulnya. Anda tuh dianggapnya sehat itu nggak ada utang, nggak ada. Semua negara mau Brunei Darussalam, Saudi Arabia dia punya utang," tandasnya.

 

Lampaui Target Rp 100 Triliun

Menurut data Kemenkeu, sepanjang 2022, realisasi penjualan SBN Ritel mencapai Rp107,35 triliun atau melampaui target pemerintah Rp100 triliun. Sukuk Negara Ritel (SR) seri SR017 merupakan seri dengan nilai penjualan terbesar yakni Rp26,97 triliun. Sedang kupon terendah ditawarkan oleh Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI) seri ORI021 dengan imbalan 4,9%. Dan kupon atau imbal hasil tertinggi ditawarkan Sukuk Tabungan (ST) seri ST009 dengan imbal hasil 6,15% per tahun.

 

Baca Juga: 4 Menteri Jokowi akan Dikonfirmasi MK Jumat

Savings Bond Ritel (SBR)

Deni Ridwan, Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan dalam akun media sosialnya, sempat memberikan bocoran SBN Ritel di 2023 akan mulai terbit pada Januari.

Seri yang akan terbit pada Januari 2023 itu ialah Savings Bond Ritel (SBR) atau dalam hal ini seri SBR012. Meski begitu, kabar ini belum dikonfirmasi secara resmi oleh Kemenkeu kira-kira kapan tanggal tepatnya dan seri apa yang akan terbit.

 

Prospek SBN Ritel di 2023

Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Dwi Irianti Hadiningdyah mengungkapkan, prospek SBN Ritel tahun 2023 masih menjanjikan meskipun di tengah ancaman resesi global. Sebab SBN Ritel adalah instrumen yang risikonya relatif kecil, bahkan dapat dikatakan zero risk. Instrumen investasi ini cocok sebagai balancing instrument terhadap portofolio investasi para investor.

Menurut Dwi, fitur SBN Ritel yang memberikan kupon secara regular ini menyebabkan investor dapat menggunakan imbalan per bulan untuk memenuhi kebutuhan keuangannya secara terencana, misalnya untuk kebutuhan sehari-hari, biaya pendidikan, cicilan, dan sebagainya. "Dengan demikian, investor masih dapat menabung namun tetap mendapatkan hasil investasinya secara regular," ujar Dwi .

Baca Juga: Presiden tak Beri Arahan Kepada 4 Menteri dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

 

SUN Sistem Kupon

SUN juga bisa diartikan sebagai sebuah produk keuangan yang memberikan keuntungan baik dari sisi investor maupun penerima dana. Bagi investor, SUN ini akan memberikan keuntungan karena ada pemberlakuan sistem kupon. Ada potensi peningkatan harga dari SUN ini sehingga bisa jadi instrumen investasi yang menjanjikan.

Singkatnya, SUN merupakan bukti bahwa pemerintah berutang kepada investor. Utang tersebut berlaku untuk jangka waktu tertentu. Melalui SUN ini, pemerintah menjamin adanya pembayaran bunga dan biaya pokok dari investor.

Keuntungan Investasi Surat Utang Negara SUN ini mendorong banyak orang bisa memilih untuk investasi surat utang negara karena menawarkan banyak keuntungan.

Surat Utang Negara dapat diterbitkan dalam bentuk warkat atau tanpa warkat (scripless). Surat Utang Negara yang saat ini beredar, diterbitkan dalam bentuk tanpa warkat. Surat Utang Negara dapat diterbitkan dalam bentuk yang dapat diperdagangkan atau yang tidak dapat diperdagangkan. n jk/erk/cr9/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU