Meski Terkena PMK, Bakso dan Kikil Masih Aman Dikonsumsi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 23 Mei 2022 15:45 WIB

Meski Terkena PMK, Bakso dan Kikil Masih Aman Dikonsumsi

i

Bupati dan perwakilan instansi terkait memberikan kepastian rasa aman kalau mengkonsumsi kikil dan bakso. SP/MUHAJIRIN KASRUN

SURABAYAPAGI.COM, Lamongan - Daging dan ternak yang terinfeksi virus Penyakit Mulut dan Kaki (PMK), atau juga dikenal dengan Foot and Mouth Disease (FMD) masih aman dikonsumsi, asal pengolahan nya bisa tepat.

Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Yuhronur Efendi sesaat ditemui setelah membuka Kontes Hewan Peliharaan dan Posyandu Kucing di Alun-Alun Lamongan, pada  Minggu (22/5/2022) kemarin.

Baca Juga: Kurang Konsentrasi, Truk Tabrak Tronton

“Ini saya baru saja makan soto kikil. Masyarakat tak perlu khawatir. Dengan pengolahan yang tepat yakni memasak daging di atas suhu minimal 100 derajat celcius dan dalam waktu yang cukup lama daging sapi aman dikonsumsi,” terangnya.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Wahyudi, menyampaikan bahwa pastikan juga ternak tersebut mati dikarenakan dengan disembelih bukan mati karena PMK dan belum sempat disembelih.

“Sampai dengan saat ini belum ada bukti kuat bahwa virus penyebab PMK dapat menular pada manusia. Namun ada potongan hewan yang tidak boleh dikonsumsi apabila terinfeksi PMK antara lain kaki dan organ dalam atau jeroan, mulut, bibir dan lidah,” imbuh Wahyudi.

Baca Juga: Bocah di Lamongan Tewas Tenggelam di Telaga

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan, per 21 Mei 2022 menjangkit 461 hewan ternak di 16 kecamatan. Dari 461 ternak tersebut telah sembuh sebanyak 94 ekor.

Pemkab Lamongan melalui Dinas Peternakan dan Keswan telah melakukan percepatan penanganan hingga lokalisir ternak sapi. Hal tersebut dilakukan untuk mengendalikan dan mengeliminasi penyebaran virus penyebab PMK.

Baca Juga: Kupatan Tanjung Kodok, Lestarikan Tradisi dan Promosi Wisata Lamongan

Selain terus melakukan penanganan berupa pemberian antibiotik, vitamin, dan desinfektan, lokalisir sapi berupa penutupan 2 pasar besar hewan hingga koordinasi dengan Polres Lamongan untuk mengontrol keluar masuk sapi dengan baik, telah dan terus dilakukan.

“Kami juga bekerjasama dengan Fakultas Kesehatan Hewan (FKH) Universitas Airlangga untuk memberikan edukasi dan contoh penanganan kasus PMK di lapangan untuk mengeliminated jangan sampai PMK ini menyebar ke ternak lain seperti domba dan kambing," pungkasnya. jir

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU