Pakar Epidemiologi Sarankan KBM Tatap Muka di Zona Hijau

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 25 Agu 2020 13:02 WIB

Pakar Epidemiologi Sarankan KBM Tatap Muka di Zona Hijau

i

Simulasi sekolah tatap muka di Surabaya. SP/ DECOM

SURABAYAPAGI.com, Surabaya – Saat ini uji coba sekolah tatap muka dilakukan di sejumlah daerah di Jawa Timur. Pakar epidemiologi menyarankan sebaiknya sekolah tatap muka dibuka di zona hijau.

Jika ingin membuka sekolah tatap muka, Windhu menyebut ada sejumlah hal yang perlu dilakukan. Yakni meminta pendapat dari seluruh pihak, terkait apakah daerah tersebut sudah tak berisiko atau masih berisiko tinggi.

Baca Juga: Ajak Masyarakat Berolahraga dan Bersenang-senang, AKG Entertainment Gelar Pokemon Run 2024 di Surabaya

"Pertama kalau mau buka yang (zona) kuning, panggil semua stakeholder yang berkaitan dengan sekolah, ahli kesehatan, Ikatan Anak, dokter, ahli kesehatan, ahli profesional di bidang pendidikan, wakil wali murid, komnas perempuan, komisi perlindungan anak dipanggil ngomong bareng berani enggak membuka di daerah kuning. Jadi jangan sampai kita ini langsung melakukan tanpa mendengarkan pendapat para ahli, profesional," pesan Windhu.

Windhu juga menyebut jangan sampai daerah yang baru seminggu turun menjadi zona kuning, lantas buru-buru membuka sekolah. Menurutnya, harus menunggu zona kuning tersebut stabil selama minimal empat minggu.

Windhu menyebut kegiatan belajar mengajar memang tidak boleh berhenti. Salah satunya bisa dilakukan dengan cara lain seperti pembelajaran jarak jauh.

"Karena sekolah itu adalah yang tidak esensial, bisa ditunda, pembelajaran tidak boleh berhenti tapi ada cara lain dengan jarak jauh. Jadi harusnya itu tetapi kan SKB (menteri) sudah berubah, yang kemarin sudah diperbolehkan di (zona) hijau sekarang boleh (di zona) kuning. Itu diserahkan kepada daerah nanti yang memutuskan buka atau tidak," imbuhnya.

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Surabaya Sambut Delegasi Perdagangan dari Tiongkok

Di kesempatan yang sama, Windhu juga mengingatkan risiko penularan pada anak. Di mana risiko tertularnya juga cukup tinggi.

Tak hanya itu, Windhu juga menyoroti bagaimana cara mengawasi anak-anak dalam perjalanan berangkat dan sepulang sekolah. Hal ini juga penting untuk disiapkan protokol kesehatannya.

"Kalau lingkungan sekolah ya gampang, guru menyediakan infrastruktur, tapi berangkat ke sekolah, pulang siapa yang mengawasi. Kalau pakai motor aman ya asal dia taat protokol. Kalau di transportasi umum siapa yang menjamin tidak ada penularan. Wong saya lihat saja ada bemo dalamnya ada yang pake msker ada yang tidak. Jaraknya dekat nggak sampai satu setengah meter," papar Windhu.

Baca Juga: KPU Kota Surabaya Mulai Seleksi Calon Anggota PPK dan PPS Pilkada 2024

"Bagaimana jika pulangnya nggak langsung pulang, mampir ke warung kopi, warnet main game ramai-ramai, siapa yang mengawasi, padahal di daerah itu masih ada penularan. Jadi itu yang harus dilihat protokol kesehatan diatur di sana, tapi diluar itu," lanjutnya.  dsy12

 

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU