Unesa Beri Penjelasan Soal Video Viral Ospek

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 15 Sep 2020 12:39 WIB

Unesa Beri Penjelasan Soal Video Viral Ospek

i

Video berdurasi 30 detik tentang ospek atau Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) di Unesa tahun 2020. SP/ BYTA

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Baru-baru ini jagad Twitter tranding video ospek online yang digelar oleh Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menjadi viral lantaran dalam video tersebut memperlihatkan mahasiswi baru (maba) yang dibentak-bentak oleh senior mereka, karena tidak memakai ikat pinggang (sabuk).

Mahasiswa baru tersebut, kemudian mencoba memperlihatkan ikat pinggang. Namun si senior berkata tidak melihatnya.

Baca Juga: Permintaan Tinggi, Imigrasi Kelas I Surabaya Tambah Kuota M-Paspor 200 Slot Per Hari

"Ikat pinggang diperlihatkan, ga dibaca tata tertibnya? ujar salah seorang senior perempuan.

Video berdurasi 30 detik tentang ospek atau Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) di Unesa tahun 2020 itu diunggah oleh akun twitter @skipberat.

Video tersebut langsung viral dan menjadi bahasan warganet. Mereka tidak habis pikir, bentuk-bentuk senioritas dalam Ospek seperti ini masih diberlakukan.

Apalagi jika melihat peraturan untuk Maba Unesa, di sana disebutkan, bahwa tata tertib mahasiswa baru tidak terdapat peraturan yang mewajibkan mahasiswa baru mengenakan ikat pinggang.

Dalam unggahannya, akun @skipberat menuliskan caption 'postingan yg tadi diapus'. Akun @skiberat juga membuat utas bertuliskan 'Sori banget nih ya menurut gue udahin ajalah tensi2 ospek kyk begini apalagi ospek nya juga virtual. emg dengan mental marah2 lo pada ini bakal bentuk karakter org jd lebih baik? kyk koneksi bagus terus aja, klo udh marah2 terus delay maba jg ketawa liat lo. catet nih panitia,' tulisnya, Selasa (15/9/2020).

Dalam sekejap akun @skipberat ramai dibanjiri komentar netizen, seperti:

IKAT PINGGANG DIPERLIHATKAN GA DIBACA TATA TERTIBNYA. Mengutip dari instagram resmi panitia pkkmb fip unesa, jelas tertulis aturan tentang ikat pinggang. Uda salah kok marah-marah sih? Budaya senioritas ala feodal gini kok masih dilestarikan, apa ga merasa ketinggalan zaman?" ujar Cerita Alam @Alamsyart_

"PAGI INI DI GEDUNG REKTORAT
Man technologist: Pak, unesa trending 1 di twitter. Person in tuxedo: Sudah jelas, pasti karena saya membebaskan UKT mahasiswa kan?Smiling face with sunglasses
Man technologist: Maaf maaf bukan pak, gara-gara IKAT PINGGANG DIPERLIHATKAN.
Person in tuxedo: Haaah?" tulis @rektorunesa.

Baca Juga: Gelar Kompetisi Meracik Kopi, NESC Tingkatkan Ketrampilan Barista Surabaya

Sementara itu, pada Selasa (15/09/20) pihak Universitas Negeri Surabaya (UNESA) memberikan penjelasan terkait viralnya video ospek senior yang membentak bentak mahasiswa baru tersebut.

Melalui pernyataan tertulis, Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes menyampaikan bila pihaknya menyayangkan kejadian tersebut.

"Kami menyayangkan kejadian tersebut namun juga mengakui adanya kesalahan dalam koordinasi pelaksanaan PKKMB pada salah satu fakultas di Unesa," tulisnya pada point' pertama.

Pihak Unesa juga melakukan penanganan dengan bersama-sama pimpinan kemahasiswaan dari fakultas telah memberikan evaluasi sekaligus bimbingan kepada mahasiswa yang bersangkutan dan menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cara kekeluargaan.

"Unesa mendukung pelaksanaan PKKMB guna menambah wawasan terkait dunia kampus untuk mahasiswa baru agar cepat beradaptasi dalam menyukseskan pembelajaran di lingkup pendidikan tinggi tanpa adanya sanksi kekerasan dalam bentuk apapun. Sehingga, diharapkan dapat tercipta lingkungan institusi pendidikan yang kondusif dan aman demi terciptanya lulusan berkualitas," lanjutnya.

Baca Juga: Ajak Masyarakat Berolahraga dan Bersenang-senang, AKG Entertainment Gelar Pokemon Run 2024 di Surabaya

7 Fakultas yang terdapat di Unesa serentak melaksanakan PKKMB dengan 4 fakultas melaksanakan via streaming dan 3 fakultas melaksanakan via zoom.

Kepala Humas Unesa, Vinda Maya Setianingrum mengatakan bila pihaknya tidak membenarkan seluruh tindakan kekerasan baik verbal maupun non verbal, offline maupun online dan akan langsung berkoordinasi dengan mahasiswa terkait mengenai kronologi kejadian.

"Kami sepakat sebagai institusi pendidikan untuk tidak membenarkan seluruh tindakan kekerasan, kami akan lakukan evaluasi dengan berkoordinasi dengan mahasiswa, BEM, dan komdis terkait," katanya

Vinda juga menegaskan bila pihaknya akan melakukan evaluasi secara menyeluruh agar tidak kembali terulang miss komunikasi dari pelaksanaan PKKMB.

"Kami ingin tau kronologisnya seperti apa, sebab fakultas memiliki peraturannya masing-masing. Tentunya kami akan melakukan evaluasi lebih detail lagi dan akan mencari solusi. Kedepan kami ingin kejadian ini tidak terulang lagi," pungkasnya. (byt)

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU