Varian COVID Arcturus Diklaim Cepat Menular, Sebanyak 22 Negara Terinfeksi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 16 Apr 2023 15:17 WIB

Varian COVID Arcturus Diklaim Cepat Menular, Sebanyak 22 Negara Terinfeksi

i

Subvarian Covid Arcturus atau Omicron XBB.1.16 telah masuk ke Indonesia. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Kasus Covid-19 mencuat tinggi lagi menjelang Lebaran. Kini subvarian Covid Arcturus atau Omicron XBB.1.16 telah masuk ke Indonesia. Varian tersebut memiliki daya menular yang cepat. 

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, mengatakan pihaknya mencatat dua pasien kasus Arcturus asal Jakarta.

Baca Juga: Winter Aespa Jalani Operasi Pneumotoraks, Agensi Bakal Prioritaskan Pemulihan

"Sampelnya ditemukan positif Maret minggu keempat. Keduanya dari Jakarta," kata dr Siti Nadia Tarmizi.

Nadia menyebutkan dua kasus itu seorang laki-laki berusia 54 tahun dan seorang perempuan berusia 33 tahun.

Pasien laki-laki mengeluhkan gejala batuk, pilek, hingga nyeri otot. Sementara gejala pada pasien perempuan masih ditelusuri lebih lanjut.

Nadia juga menyinggung aktivitas warga yang sedang flu atau bergejala. Dia menyebutkan kondisi itu berpotensi menularkan ke orang lain.

"Dengan gejala yang cenderung ringan tidak isolasi, maka mempercepat penularan di masyarakat apalagi kemudian prokes sudah semakin kendor, termasuk pada tempat-tempat yang padat/kerumunan," ujarnya.

Sementara itu, menurut pakar ahli epidemiologi Dicky Budiman, XBB.1.16 adalah turunan dari Omicron. Ini artinya tidak dinamai sebagai varian baru melainkan subvarian.

“Ketika ini terjadi di India dan menyebar di hampir 22 negara dalam waktu yang relatif singkat, saya sampaikan, kalau bicara Indonesia tinggal nunggu waktu," kata Dicky.

"Bahkan jedanya kalau subvariannya seperti XBB.1.16 ini tidak sampai dua minggu sudah sampai di Indonesia,” kata Dicky, Minggu (16/04/2023).

Sistem deteksi di Indonesia yang masih lemah juga menjadi salah satu yang membuat subvarian ini terdeteksi lebih lambat.

“Kemampuan deteksi kita memang masih lemah yang membuat kita terlambat mendeteksinya. Ditambah lagi fenomena di masyarakat yang sudah tidak seaktif dulu lagi dalam testing,” Dicky menambahkan.

Dicky menerangkan Covid Arcturus memiliki potensi menyebar dengan cepat. Pasalnya, di tengah modal imunitas masyarakat yang semakin baik, masih ada dua manfaat vaksinasi yang belum bisa diperoleh dunia.

Baca Juga: Jelang Lebaran Ketupat, Perajin di Jombang Kebanjiran Pesanan

“Mau tidak mau ini sangat berpotensi menyebar dengan cepat karena pertama, orang yang sudah vaksinasi tidak dijamin tidak akan terinfeksi, apalagi dengan subvarian yang lebih efektif dalam menembus imunitas orang yang sudah vaksinasi atau sudah terinfeksi.”

Kedua, orang yang sudah vaksinasi tetap bisa membawa virus termasuk subvarian Arcturus dan membahayakan kelompok rentan seperti lanjut usia, komorbid, dan kelompok orang yang belum divaksinasi.

Tak hanya itu menurutnya, selain gejala-gejala umum Covid-19, anak-anak di India yang terinfeksi Covid Arcturus juga mengalami gejala mata merah, gatal, dan berair.

Menurut Dicky, ini merupakan gejala yang agak mencolok dari Covid-19 di India.

Terkait cara penularannya, Dicky mengatakan cenderung mirip dengan varian atau subvarian Omicron sebelumnya. Yakni bisa dari droplet atau butiran ludah orang yang terinfeksi.

Sementara itu, berdasarkan data sepekan terakhir, kasus kenaikan Corona terjadi per 10 April 2023. Pada saat itu tambahan kasus Corona sebanyak 494. Kenaikan secara berturut-turut terjadi hingga 14 April sebanyak 1.017.

Namun, pada 15 April, kasus tambahan Corona kembali turun yakni 941. Berikut ini datanya:

Baca Juga: Masjid An-Nur Desa Dukuhsari Menjalankan Sholat Idul Fitri 1445 H pada Rabu

10 April: 494

11 April: 944

12 April: 987

13 April: 990

14 April: 1.017

15 April: 941. dsy/dc/l6/bbc

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU