Yaqut, Tak Sejalan dengan HTI dan dengan FPI Beda Harokah

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 22 Des 2020 22:02 WIB

Yaqut, Tak Sejalan dengan HTI dan dengan FPI Beda Harokah

i

Yaqut Cholil Quomas, Menteri Agama baru yang diumumkan Presiden Jokowi pada Selasa (22/12) sore.

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Mantan Ketua Ansor, Yaqut Cholil Quomas, Rabu pagi ini akan dilantik presiden Jokowi, sebagai Menteri Agama, menggantikan pejabat lama, Fachrul Razi. Penunjukan politikus PKB itu bisa diartikan menjadi simbol kembalinya Kementerian Agama ke tangan kaum Nahdliyin.

Baca Juga: Jokowi vs Mega, Prabowo vs Mega = Kekuasaan

 

Putra Cholil Bisri

Gus Yaqut, panggilan akrabnya, lahir di Rembang, 4 Januari 1975 merupakan putra dari K.H Muhammad Cholil Bisri, salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia adik kandung Yahya Staquf, tokoh Nahdlatul Ulama (NU). Gus Yaqut, dikenal kader NU yang tegas.

Beberapa hari terakhir ia menginstruksikan anggota banser untuk menjaga kediaman rumah orang tua Menko Polhukam Mahfud Md di Pamekasan, Madura.

Hal ini menyusul adanya sejumlah massa yang mengepung rumah orang tua Mahfud Md kemarin.

 

Besar di Lingkungan Pondok

Masa kecil Gus Yaqut dibesarkan di lingkungan Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh Kabupaten Rembang, Pondok Pesantren Ayahnya.

Setelah lulus SD sampai SMA, ia sekolah di Rembang. Baru pada tahun 1994 Gus Yaqut pindah ke Jakarta untuk meneruskan kuliah di Universitas Indonesia pada 1994. Adik dari tokoh NU Yahya Staquf ini juga pernah menjadi Wakil Bupati Rembang periode 2005-2010.

Pada 2011, Yaqut mendapat kepercayaan menjadi Ketua Umum GP Ansor hingga 2015. Di tengah perjalanan itu, ia dipercaya menjadi Wakil Ketua Umum DPW PKB Jawa Tengah.

 

Anggota DPR Fraksi PKB

Karier politik sosok berusia 45 tahun itu juga pernah duduk sebagai anggota DPR RI dari Fraksi PKB. Namun, nama Yaqut kian dikenal publik ketika menjadi Ketua GP Ansor. Selama berkiprah di GP Ansor, Yaqut kerap mengeluarkan kata-kata kontroversial.

Yaqut diketahui kerap bersitegang dengan golongan agama garis keras di tanah air. Politikus PKB itu diketahui tidak segan mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan sikap fanatik kelompok agama garis keras. Dalam sejumlah kesempatan dia selalu menekan pentingnya toleransi beragama serta NKRI harga mati.

NU merupakan ormas Islam terbesar di Indonesia. Selain itu, Gus Yahya berasal dari keturunan elite NU.

Sepanjang menjadi Ketua Umum GP Ansor, Yaqut dikenal keras dalam gerakan yang dinilai tidak sejalan dengan Pancasila, seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

 

Berpotensi Memunculkan Masalah Baru

Pengamat Politik yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menilai penujukkan Ketum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas, sebagai Menteri Agama berpotensi memunculkan masalah baru.

Baca Juga: Dinyatakan oleh Ketua Dewan Kehormatan PDIP, Sudah Bukan Kader PDIP Lagi, Jokowi tak Kaget

Dedi mengatakan, selama ini Yaqut dikenal anti-organisasi masyarakat (ormas) yang kontra terhadap pemerintah. Dengan demikian, penunjukan Yaqut berpotensi tuai pro dan kontra.

"Kekhawatiran juga penunjukan Menag yang diisi bukan kalangan netral, Menag baru terkenal gencar anti-FPI dan gerakan-gerakan ormas politik yang bernuansa kontra pemerintah, sehingga potensi kegaduhan tetap terbuka hingga periode ke depan," ungkap Dedi ketika dihubungi Selasa kemarin (22/12).

Menurut Dedi, mestinya Presiden Joko Widodo menempatkan Menteri Agama dari tokoh kalangan netral, terbuka dan memiliki rekam jejak bijaksana yang tinggi. Terlebih dalam konteks negara dengan keberagam afiliasi agama di Indonesia.

"Tentu saja tafsirnya (kepentingan politik) mengarah ke sana, dan ini jika benar terjadi tidak akan produktif," jelasnya.

 

Pandangan Agamanya

Sementara, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily menilai Yaqut Cholil Qoumas pantas menduduki jabatannya sebagai Menteri Agama RI yang sebelumnya dijabat oleh Jenderal TNI Fachrul Razi.

"Selamat untuk Gus Yaqut yang dipercaya menjadi Menteri Agama RI. Beliau pantas menduduki jabatan tersebut karena pandangan keagamaannya diharapkan menebarkan moderasi beragama," ujar Ace, kemarin siang.

Ia mengaku sangat mengenal Yaqut Cholil Qoumas dengan baik. Menurutnya, GP Ansor selama ini telah menunjukan pandangannya sebagai organisasi yang konsisten merawat beragamaan di Indonesia.

"Saya mengenalnya dengan sangat baik sebagai sesama Ketua GP Ansor pada periode sebelumnya. GP Ansor selama ini telah menunjukan pandangannya sebagai organisasi yang konsisten merawat beragamaan di Indonesia," tuturnya.

"Saya kira kalau pernyataan Kiai Said kemudian dinilai itu akan mencairkan hubungan antara Banser dan FPI, berlebihan saya kira. Karena tidak pernah ada apa-apa antara FPI dan Banser. Ini soal beda sikap saja," ujar politikus PKB itu.

Baca Juga: Tudingan Politisasi Bansos tak Terbukti, Jokowi Senang

 

Gesekan FPI -Banser

Yaqut pun mengakui, ada beberapa gesekan yang terjadi antara FPI dan Banser. Namun, gesekan itu dinilai Yaqut hanya sekadar dinamika lapangan. Ia menolak gesekan itu disebut sebagai permusuhan.

"Selama ini Banser tidak pernah punya masalah dengan FPI. Saya selalu katakan di mana-mana Banser itu tidak bermusuhan dan tidak berkawan dengan FPI selama ini. Posisi kita netral saja," kata Gus Yaqut di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, kemarin.

 

Banser-FPI Punya Perbedaan

Pernyataan ini disampaikan Yaqut terkait pernyataan Ketua PBNU Said Aqil Siroj, yang menyebut Habib harus dihormati, termasuk Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab. Pernyataan itu dianggap dapat mencairkan hubungan Banser-FPI yang selama ini dianggap berhadapan.

Namun, Yaqut menilai anggapan itu terlalu berlebihan. Menurut dia, Banser dan FPI hanya memiliki perbedaan dalam perjuangan.

"Itu kan dinamika di lapangan dan itu sangat situasional. Itu bukan permusuhan apalagi konflik yang sifatnya permanen. Jadi tidak ada yang perlu dicairkan, selama ini juga tidak ada apa-apa," ujar dia.

Pria yang juga wakil ketua Komisi II DPR RI ini menambahkan, selama ini, Banser dan FPI hanya memiliki perbedaan harokah (suatu gerakan) dalam pergerakan. Yaqut menyebut FPI berdakwah dengan mengedepankan nahi munkar. Sedangkan Yaqut mengklaim Banser mengedepankan amar ma'ruf. "Itu saja beda harokahnya," ujar Gus Yaqut . n erc, rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU