Diknas Kota Mojokerto Bakal Berlakukan Pembelajaran Tatap Muka

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 02 Feb 2021 15:06 WIB

Diknas Kota Mojokerto Bakal Berlakukan Pembelajaran Tatap Muka

i

Kepala Dinas Pendidikan Kota Mojokerto, Amin Wachid. SP/Dwy Agus Susanti

SURABAYAPAGI.com, Mojokerto - Dinas Pendidikan Kota Mojokerto berencana akan memberlakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah dasar tingkat PAUD, SD dan SMP.

Persiapan pembelajaran tatap muka tersebut menyusul berakhirnya kebijakan Work From Home (WFH) bagi guru di satuan lembaga pendidikan yang sekaligus tidak diperpanjang PPKM di Kota Mojokerto.

Baca Juga: Tunjang Ketahanan Pangan, DPUPR Kabupaten Mojokerto Percepat Realisasi 16 Proyek Irigasi

Jika tidak ada kendala yang berarti maka sesuai rencana penerapan pembelajaran PMT di Kota Mojokerto dapat dimulai, pada Maret 2021.

Kadindik Kota Mojokerto, Amin Wachid mengatakan berdasarkan imbauan dari Kemendikbud agar Pemerintah Daerah segera menyiapkan pembelajaran PTM. Sehingga, pihaknya telah berkirim surat yang ditujukan untuk seluruh lembaga satuan pendidikan agar segera menyiapkan pembelajaran tatap muka di sekolahnya.

Adapun poin dalam surat pemberitahuan itu sehubungan berakhirnya PPKM di Kota Mojokerto dan selesainya toleransi WFH bagi guru diinstruksikan agar semua sekolah untuk melaksanakan persiapan pembelajaran PTM.

"Menyiapkan tatap muka atau PTM yang meliputi persiapan maksimal Protokol Kesehatan dan pelaksanaan PTM masih akan dikonsultasikan dengan Ibu Walikota Mojokerto selaku Ketua Tim Satgas  Covid-19," ungkapnya, Selasa (2/2/2021).

Adapun 10 poin syarat sekolah yang membuka pembelajaran tatap muka di Kota Mojokerto sebagai berikut: (1) Memastikan keadaan lingkungan sekolah dalam keadaan bersih dan sehat sesuai protokol kesehatan, (2) Didepan sekolah dan setiap ruang kelas terdapat sanitasi yang memadai seperti sarana Cuci Tangan Pakai Sabun, Hand Sanitizer dan desinfektan yang dipastikan semua berfungsi baik, (3) Menyiapkan sarana toilet dalam keadaan bersih dan air berjalan lancar, (4) Menyiapkan alat pengukur suhu tubuh (Thermogun) dan alat semprot desinfektan untuk alas kaki, (5) Mampu mengakses fasilitas pelayanan kesehatan dan Menyiapkan Sarana Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang memadai, (6) Pihak sekolah mengatur jarak tempat duduk siswa dengan jarak minimal 1,5 meter dan tidak ada kontak fisik, meja siswa sudah dipasang sekat, (7) Menyiapkan titik tempat penurunan dan penjemputan dengan memaksimalkan tidak terjadi penumpukan atau kerumunan, (8) Pihak sekolah menyediakan Stok cadangan masker, (9) Pihak sekolah menyiapkan jadwal pembelajaran secara PTM dan Daring, (10) Mendapatkan persetujuan komite sekolah atau perwakilan dari orangtua maupun wali.

Dindik Kota Mojokerto berkolaborasi bersama Tim Satgas Covid-19 juga telah memastikan sekolah memiliki sarana dan prasarana Prokes seperti yang dilakukan pada uji coba pembelajaran PTM kemarin.

Baca Juga: Kecelakaan Karambol di Mojokerto, 1 Orang Tewas

"Sehingga Kami meminta kepala sekolah dan guru menyiapkan pembelajaran tatap muka di Bulan Februari ini kalau sudah siap kita lihat perkembangan jika situasi memungkinkan maka akan segera diterapkan PTM," ucap Amin.

Menurut dia, pelaksanaan PTM juga tetap memberlakukan pembatasan porsi siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah. Sehingga, siswa yang belajar tatap muka di sekolah PAUD hanya diperbolehkan hanya sebanyak 5 orang dari biasanya berjumlah 15 orang.

Kemudian, siswa masuk tatap muka ditingkat SD dan SMP sebanyak 50 persen dari jumlah keseluruhan siswa di masing-masing lembaga satuan pendidikan. Sedangkan, siswa yang belajar tatap muka di sekolah SLB sebanyak 5 orang dari biasanya yang maksimal mencapai 8 orang

"Mudah-mudahan kasus Covid-19 sudah melanda bersamaan dilakukan vaksinasi sehingga direncanakan pembelajaran tatap muka di sekolah diawal bulan Maret 2021," bebernya.

Baca Juga: Petahana Ning Ita Bersaing Ketat dengan Menantu Kyai Asep

Amin menuturkan pihaknya optimistis komite sekolah maupun wali murid setuju penerapan pembelajaran PTM di sekolah.

Pasalnya, pembelajaran daring dinilai kurang efektif jika dibandingkan pembelajaran secara langsung tatap muka di sekolah.

"Saya optimis orang tua wali murid setuju terpenting orang tua yakin bahwasanya sekolah aman karena menerapkan Prokes secara ketat selama proses pembelajaran di lingkungan sekolah," tandasnya. Dwy

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU