2 RSI dan RKZ Kuwalahan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 30 Jun 2021 21:28 WIB

2 RSI dan RKZ Kuwalahan

i

Membludaknya jumlah pasien covid-19 di Surabaya membuat sejumlah rumah sakit kuwalahan untuk menampung pasien covid-19.

BOR Sudah 100 Persen. Problem Rumah Sakit Rujukan dan Non Rujukan Pasien Covid-19 di Surabaya, selain Bed Tidur, Juga Keterbatasan Perawat

 

Baca Juga: Permintaan Tinggi, Imigrasi Kelas I Surabaya Tambah Kuota M-Paspor 200 Slot Per Hari

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit (RS) rujukan dan non rujukan di Kota Surabaya dalam kondisi darurat atau makin penuh. Hal ini terjadi menyusul lonjakan kasus covid-19 yang semakin meningkat di Kota Pahlawan. Bahkan, beberapa RS pun menolak pasien Covid-19 yang hendak mencari kamar isolasi. Seperti temuan Surabaya Pagi di beberapa RS di Surabaya, diantaranya RSI Ahmad Yani, RKZ Surabaya, RSI Jemursari.

Salah satu warga Surabaya yang mendapat pengalaman tak mendapatkan kamar untuk keluarganya yang terjangkit virus Covid-19, yakni Wendy, 30, warga Kendung Surabaya. Wendy menjelaskan saudaranya harus antri sehari di ruang IGD RS Husada Utama dan RSI Ahmad Yani, sebelum mendapatkan kamar.

"Seharian dari kemarin pagi ga dapet kamar mas, diagnosanya covid karena memang sesek nafasnya. Pas gaada kamar disini saya nyari di RS Husada Utama (RSHU) trus RS Islam Ahmad Yani semua pada penuh", ungkap Wendi saat ditemui Surabaya Pagi, Rabu (30/6/2021) di RSI Ahmad Yani.

Pantauan Surabaya Pagi pada Rabu, (30/6/2021) di RSI Ahmad Yani, rumah sakit ini terlihat sibuk dengan ramainya pasien yang ada. Tampak juga tenaga medis yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lalu lalang.

"Ruang isolasi sudah penuh mas, ini pun ada yang antri", ujar salah satu pegawai RSI Ahmad Yani yang tidak mau disebutkan namanya.

 

BOR RKZ 100 Persen

Selain RSI Ahmad Yani, kondisi serupa juga dialami oleh RS Katolik St. Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya. Ruang isolasi di rumah sakit ini juga penuh. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh dr Agung Kurniawan Saputra, MARS, selaku Kabid Hospital Development & Relation RS RKZ Surabaya.  "Sama aja mas, disini ya kewalahan karena penuh juga ruang isolasinya", ujar dr. Agung saat dikonfirmasi Surabaya Pagi via telepon, Rabu (30/6/2021).

Ia mengatakan bahwa saat ini RS RKZ sudah tidak bisa menerima pasien Covid 19 karena Bed Occupancy Rate sudah 100 persen.  "Sudah gabisa menerima mas, kecuali ada yang pulang", tambahnya.

Penuhnya RKZ Surabaya itu terlihat bagaimana ada tulisan bahwa sudah tidak menerima pasien Covid-19 saat ini. Bahkan, beberapa orang yang mencoba bertanya apakah masih ada tempat untuk tempat isolasi pasien Covid-19.

Petugas nakes di RKZ Surabaya itu juga menyebut sudah tidak mengakomodir. "Mohon maaf bu, kita juga sudah tak ada tempat," jawab petugas nakes itu kepada seorang ibu-ibu sekitar berusia 40 tahunan yang sedang mencarikan untuk suaminya.

Saat ini, suaminya terpapar Covid-19 dan sedang isolasi mandiri sembari menunggu antrian rumah sakit rujukan. "Sudah sejak hari Sabtu kemarin mas. Sudah antri di RS Lapangan, trus coba ke Karangmenjangan (RSUD dr Soetomo). Nah sekarang coba disini, RKZ," cerita ibu yang enggan namanya dikorankan itu, sembari peluh keringat sedikit membasahi masker medis di wajahnya.

 

Tambah Tenaga Kesehatan

Baca Juga: KPU Kota Surabaya Mulai Seleksi Calon Anggota PPK dan PPS Pilkada 2024

Menanggapi kejadian ini, Ketua PERSI Jawa Timur dr. Dodo Anondo M.PH yang juga menjabat sebagai direktur RSI Ahmad Yani Surabaya mengatakan bahwa PERSI sudah berusaha semaksimal mungkin untuk terus menambah kapasitas rumah sakit.

"Kami sudah 3 kali meminta rumah sakit untuk nambah kapasitas. Nah kapasitasnya kita tambah terus. Untuk sarana pra sarana masih bisa ditambah tapi kan tenaga kesehatannya yang sulit," ujar dr. Dodo saat dikonfirmasi oleh Surabaya Pagi, Rabu(30/6/2021).

Ia pun menggambarkan bahwa untuk menambah lima bed, diperlukan setidaknya satu perawat.  "Faktanya rumah sakit ini sudah penuh. kita juga sudah usaha maksimal ini untuk menambah kapasitas. Cuma yah itu, untuk 5 tempat tidur itu setidaknya kita juga harus nambah 1 perawat. Sementara tenaga juga mulai terbatas," ujarnya.

 

Bantuan Non Rujukan

Kejadian ini membuat PERSI Jawa Timur menghimbau kepada rumah sakit non rujukan pasien covid 19 untuk membantu menampung lonjakan pasien. Ia mengatakan saat ini sudah ada rumah sakit non rujukan yang sudah membantu. Tapi, ia menegaskan bahwa penting peran dari masyarakat agar kondisi ini tidak berlarut - larut.

"Kita menghimbau untuk rumah sakit non rujukan bisa membantu, paling tidak menyediakan ruangan khusus isolasi kelas C  itu 5-10 tempat tidur ya masih bisa. Tetapi ya, Beberapa rumah sakit non rujukan yang membantu ya sudah penuh. Perlu kerjasama lah dari masyarakat", ujarnya.

Ia pun menjelaskan bahwa kondisi ini juga terjadi di rumah sakit yang ia pimpin, yakni RSI Ahmad Yani, Surabaya.  "Untuk di IGD RSI itu yang antri lebih dari 20 dan duduk di kursi roda ada lima orang. Ruang Isolasi juga sudah penuh,  kita sampai harus rujuk ke tempat lain tapi ya sama aja penuh dimana mana", ujarnya.

Baca Juga: KPU Surabaya Paparkan Seleksi Calon Panitia Pemilihan Gubernur dan Walikota Tahun 2024

Ia pun berpesan kepada masyarakat untuk terus waspada dan menaati prokes yang sudah ditetapkan agar penyebaran covid-19 ini bisa berhenti.

"Saya berharap masyarakat juga paham, kami nakes dan pemerintah sudah bekerja maksimal sudah ada PPKM Mikro Darurat juga tapi kan gabisa jalan kalo masyarakat ndak patuh, gapapa jualan atau bekerja cuman tolong prokesnya tetap dijaga", ujar dr. Dodo.

 

Tambah Tempat Tidur

Hal sama juga dikatakan Direktur RS Islam Jemursari Bangun Trapsila Purwaka. Ia mengatakan, untuk saat ini BOR di rumah sakitnya sudah mencapai 100 persen. Ia pun berusaha menambah sekitar 50 tempat tidur dalam waktu dekat.

Tak hanya kapasitas tempat tidur saja yang ditambah, lanjut dia, saat ini pihaknya juga tengah melakukan rekrutmen tenaga kesehatan (nakes).

"Kami sedang rekrutmen dapat 20 orang. Tapi itu tidak cukup. Minggu ini mudah-mudahan 50 orang bisa, karena ada nakes kami yang juga terpapar. Jadi perlu recovery," ujarnya.

Berdasarkan data yang diterima oleh Surabaya Pagi, setidaknya pasca lebaran terdapat 75 dokter yang terkonfirmasi positif. Dari angka tersebut 17 orang diantaranya menjalani perawatan di rumah sakit, 58 orang isolasi mandiri dan dua orang gugur dalam tugas. ang/ana/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU