Wayang Catur Jawa Barat: Pertunjukan Seni Tutur Kata Sang Dalang

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 06 Agu 2023 12:03 WIB

Wayang Catur Jawa Barat: Pertunjukan Seni Tutur Kata Sang Dalang

i

Illustrasi pagelaran wayang catur dengan mengandalkan tutur kata dan musik dari sang dalang. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Pagelaran wayang dikenal sebagai warisan budaya dengan menggunakan media wayang dalam menyampaikan peran dalam cerita. Namun berbeda dengan wayang catur asal Jawa Barat ini. 

Pertunjukan wayang catur di Jawa Barat merupakan bentuk pertunjukan wayang yang tidak menggunakan media wayang. Wayang catur hanya mengandalkan tutur kata dari sang dalang. Penamaan catur dalam bahasa Sunda lama berarti bicara, cerita, dan bertutur.

Baca Juga: Kelurahan Gebang Sidoarjo Gelar Pertunjukan Wayang Kulit Semalam Suntuk

Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id pada Minggu (06/08/2023), pertunjukan wayang catur lebih mirip monolog dalam teater modern. Dalang mengandalkan suara dan kekayaan kosakata dalam bahasa pedalangan untuk menyampaikan sebuah cerita.

Oleh karena itu, wayang catur lebih berkembang di RRI saja, yang sampai saat ini menjadi agenda rutin RRI Bandung. Kondisi seperti itu, menyebabkan beberapa dalang mengolah wayang catur dengan menggunakan instrumen kacapi yang dimainkan oleh dalang itu sendiri.

Bercerita dengan mengandalkan suara, para dalang kemudian menggunakan instrumen kacapi untuk memberikan warna tersendiri pada pementasan wayang catur. Dalang juga harus bisa berekspresi lebih sekaligus menjadi juru kawih (penyanyi) yang menyajikan lagu-lagu dengan rumpaka atau lirik bertema komedi maupun humor.

Baca Juga: Tenun Karaja Sumba, Produk ''High-End'' Bernilai Sejarah dan Ekonomi Tinggi

Sehingga sosok dalang wayang catur yang di garap bukan hanya sekedar berfungsi sebagai penutur cerita, melainkan berfungsi pula sebagai wayang, yang satu saat harus berkespresi sebagai setiap tokoh yang diceritakan, baik menari, maupun berdialog. 

Di samping itu, kehadiran para pangrawit dan pesinden, dalam garapan wayang catur ini tidak hanya berfungsi sebagai pendukung karawitan, melainkan mereka pun berfungsi pula sebagai wayang. 

Baca Juga: The Apurva Kempinski Bali, Suguhkan Art & Exhibition: Tekankan Nilai Budaya Indonesia ke Mancanegara

Dengan konsep seperti itu, maka suasana pertunjukan wayang catur bukan lagi sekedar tampilan auditif, melainkan sebagai pertunjukan yang menyuguhkan konsumsi audio dan visual.

Sebagai informasi, pementasan wayang catur di Jawa Barat umumnya dijadikan sebagai media penghormatan kepada Dewi Sri, terutama saat panen tiba. Pementasan wayang catur biasanya juga dimainkan saat ada hajatan pernikahan hingga khitanan anak. Tak jarang, di sela-sela ceritanya, sang dalang akan menyelipkan dakwah keagamaan. dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU