Wagub Emil Sebut Sektor Manufaktur Berpotensi Dikembangkan di Jatim

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 14 Agu 2023 16:10 WIB

Wagub Emil Sebut Sektor Manufaktur Berpotensi Dikembangkan di Jatim

i

Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak. Foto: Pemprov Jatim.

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menilai bahwa sektor manufaktur berpotensi besar untuk dikembangkan di wilayah Jawa Timur (Jatim). Menurutnya, dalam memilih lokasi pabrik orang mencari akses, mencari sumber daya manusia (SDM) serta mencari aglomerasi.

“Artinya, agomerasi harus dekat dengan industri-industri lain karena mereka saling berkaitan satu sama lain. Kenapa banyak yang berinvestasi di Jatim karena keterkaitan antar industrinya terbangun sangat baik sehingga berinvestasi di Jatim merasa tenang,” kata Emil, Minggu (13/8/2023).

Baca Juga: Dubes RRT dan Gubernur Khofifah Bahas Peluang Kerja Sama di Sektor Industri Manufaktur

Emil menyebutkan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Jatim saat ini ada dua, Gresik dan Malang. Ia menilai, KEK tersebut mampu menarik investor untuk berinvestasi dan mendorong hilirisasi dari berbagai macam komoditas unggulan nasional. Khusus untuk KEK Singhasari fokus mendorong ekonomi digital di bidang animasi dan cloud computing.

“Tidak menutup kemungkinan akan ada tambahan KEK lain di Jatim. Bahkan sekarang sedang ada pembicaraan penting dengan salah satu universitas terbaik di dunia yang ada di Eropa untuk membuka program,” ujarnya.

Di samping itu, ia menyampaikan pekerjaan rumah selanjutnya di sektor infrastruktur di Jatim yakni pembangunan jalan tol Gresik – Lamongan – Tuban untuk memperlancar logistik.

“Jalan tol di Lamongan harus segera dibangun oleh PUPR karena sebagian besar tanahnya sudah dibebaskan dan kalau sudah dibangun akan sangat membantu untuk bisa melakukan by pass,” ungkapnya.

Selain itu, Emil juga mengungkapkan bahwa realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) semester I Tahun 2023 terus meningkat.

Ia menyebut, realisasi investasi PMA tahun 2022 meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 25,42 persen menjadi 29,6 persen. Sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tahun 2021 sebesar 31,5, naik di tahun 2022 menjadi 31,5 persen.

“Mulai menunjukkan bahwa Jatim dilirik menjadi rujukan destinasi favorit untuk investor. Mudah-mudahan forum seperti ini semakin menambah gairah para pelaku usaha untuk terus berinvestasi di Jatim. Selain itu, realisasi investasi Jatim pada SM I – 2023 menduduki peringkat ketiga nasional dengan kontribusi 9,0 persen terhadap realisasi nasional,” terangnya.

Baca Juga: Pemprov Jatim Perketat Pemantauan Tembakau Luar Masuk Madura

Sementara serapan tenaga kerja selama 5 tahun terakhir atas realisasi investasi menunjukkan tren positif. Di tahun 2022, serapan tenaga kerja mencapai 147.149 orang sekaligus menjadi serapan tertinggi dalam 5 tahun terakhir.

“Serapan tenaga kerja tahun 2022 atas realisasi PMA meningkat sebesar 3,1 persen sedangkan PMDN terkontraksi 0,5 persen,” ucapnya.

Mantan Bupati Trenggalek itu menegaskan bahwa harus ada wasit yang baik dan adil antara para pekerja dengan dunia usaha untuk menjaga dan meningkatkan kondusivitas tersebut.

Artinya, harus menjaga kesejahteraan dari para pekerja, Namun di sisi lain juga harus memastikan bahwa pelaku usaha bisa menjalankan dunia usahanya dengan fair.

Baca Juga: Jambore Batik 2023 Disebut Mampu Dongkrak Ekonomi Masyarakat

“Menjaga kondusivitas, termasuk ketersediaan infrastruktur, memastikan perizinan semua bisa diproses dengan baik dan efisien serta menjaga stabilitas makro menjadi langkah yang kemudian kita lakukan untuk menjaga momentum ekonomi sehingga ada kepercayaan dari dunia usaha untuk berinvestasi,” paparnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi di Jatim pada triwulan II tahun 2023 secara tahunan atau year on year (yoy) tumbuh positif 5,24 persen di atas nasional yang tercatat sebesar 5,17 persen.

Angka ini, lanjutnya, mengindikasikan bahwa Jatim menjadi penyumbang perekonomian terbesar kedua di Pulau Jawa dengan kontribusi sebesar 25,23 persen. Sedangkan inflasi secara bulanan atau month to month (mtm) di atas 0, 15 persen atau lebih rendah jika dibandingkan nasional

“Jadi, inflasi rendah sedangkan pertumbuhan ekonomi tinggi. Tentu ini momentum bagi perekonomian Jatim. Mari kita syukuri, sebagai suatu basis untuk kita optimis menumbuhkan perekonomian Jatim yang baik,” tandasnya. s-02/cha

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU