Bus SATRIA Jadi Rintisan Transportasi Bukan Pesaing

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 27 Nov 2023 19:15 WIB

Bus SATRIA Jadi Rintisan Transportasi Bukan Pesaing

Berikan Transportasi Spesial Untuk Masyarakat Kota Kediri Jelang Beroperasinya Bandara

 

Baca Juga: PTMT 100 Persen Diberlakukan Lagi, Dishub Operasionalkan Bus Sekolah Kembali

 

SURABAYAPAGI.COM, Kediri - Trobosan demi trobosan dilakukan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Kediri jelang beroperasinya Bandara Dhaha Kediri. Salah satunya roda transportasi massal baru. Rintisan bus yang diberi nama Sarana Transportasi Kediri Bahagia (SATRIA) itu sudah hadir di tengah absennya angkutan kota saat ini. Terlebih lagi bus tersebut gratis bagi siapa saja.

Namun demikian, tidak sedikit masyarakat yang mengkritisi kebijakan baru ini. Selain pengemudi angkutan umum yang merasa 'tersaingi' dengan transportasi gratis itu, ada juga yang merasa lahirnya kebijakan itu 'terlambat'. Pasalnya, minimnya transportasi dalam kota beberapa tahun ke belakang secara organik memaksa masyarakat beralih ke kendaraan pribadi dan transportasi online.

“Bus Satria itu sangat bagus. Cuma untuk Kota Kediri memang seharusnya sudah dari kemarin-kemarin diadakan. Karena kota-kota lain di Jawa Timur sudah mulai (menghadirkan transportasi umum). Seperti di Mojokerto dan Surabaya itu sudah ada jalurnya sendiri. Jadi enak,” ujar salah satu penggemar transportasi masyarakat Lukas Gelar Novendra.

Pria yang juga anggota Komunitas Bus Mania Kota Kediri itu menambahkan, pemerintah masih harus meningkatkan kualitas dan mencakup transportasi publik tersebut. Salah satunya, menambahkan rute agar bisa semakin menjangkau masyarakat.

“Untuk awal ini sudah bagus. Hanya rute dan unitnya mungkin perlu ditambah. Paling tidak bisa menjangkau sampai ke perbatasan kabupaten dan kota,” imbuh warga Kecamatan Mojoroto itu.

Menurutnya, aspek kemudahan akses jadi kunci bertahan atau tidaknya transportasi umum. Selain mempermudah mobilitas dalam kota, angkutan kota juga harus bisa jadi 'pengumpan' bagi angkutan antarkota hingga antarprovinsi lainnya. Oleh karena itu, jam operasionalnya pun perlu dimaksimalkan dengan menyesuaikan angkutan AKDP maupun AKAP yang melintas di Kota Kediri.

“Terutama saat akhir pekan, biasanya orang yang bekerja di luar kota itu sampai malam. Jadi kalau bisa, di jam-jam itu ada angkutan umum yang ke tengah kota. Pasti sangat membantu karena tarifnya pasti lebih murah dibandingkan dengan ojek atau taksi online ,” tutupnya.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Kediri Didik Catur menekankan, program angkutan umum rintisan itu memang ditujukan sebagai pengumpan transportasi. Meski begitu, jangkauan dan unitnya saat ini masih terbatas.

“Pemerintah mencoba membuat rintisan. Bukan menjadi pesaing, tetapi justru bisa menjadi pengumpan. Misal orang yang mau ke Klotok, turun di Sukorame lalu melanjutkan perjalanan menggunakan ojek online bisa ke Klotok. Becak juga bisa. Ini justru bisa berkolaborasi,” tandasnya.

 

Tak menghapus trayek angkot Kota Kediri

Lebih jauh Didik Catur juga mengaku semakin banyaknya angkot Kota Kediri yang ‘mati suri’. Jika sebelumnya ada sekitar 24 armada, kini hanya tersisa dua unit angkot. Yakni, Lyn A atau Terminal Ngronggo-Selomangleng pulang-pergi, serta Lyn G atau Terminal Tamanan-Pasar Bawang pulang-pergi.

“Untuk transportasi dalam kota memang regulasinya tetap yang memberikan izin kami. Mungkin karena semakin banyak operasional transportasi online dan bus-bus AKDP juga masuk kota. Lama-lama mikrolet berkurang. Karena biaya operasional dibanding pendapatan juga berbeda jauh,” ujar Didik.

Didik juga menyebut gempuran Pandemi Covid-19 juga jadi titik balik merosotnya pamor angkot. Ditambah dengan program subsidi angkot untuk pelajar yang menurut Didik juga terhenti selama pandemi.

“Dulu untuk menghidupkan angkot dan untuk memfasilitasi anak sekolah agar ada transportasi gratis, akhirnya pemkot bekerja sama dengan organda dengan pemberian subsidi itu. Karena ada refocussing anggaran prioritas untuk penanganan covid, anggaran itu tidak kita dapatkan sejak awal Covid (2020, Red),” terangnya.

Meski begitu, Didik menekankan pihaknya tak menghapus trayek angkot. Hanya saja, kondisi angkot yang semakin sepilah yang menurutnya secara alami membuat para pengemudi angkot bertahap beralih profesi.

“Sejauh ini banyak yang beralih ke transportasi lain atau profesi lain,” pungkas Didik.

 

Ini Prersiapan Dishub Kota Kediri Jelang Beroperasinya Bandara

Baca Juga: Kadishub Kota Kediri Bantah Ada Pungli Pada Uji KIR

Pemkot Kediri juga menyiapkan penampungan “luberan” dampak ekonomi dari operasional Bandara Internasional Dhoho. Di antaranya, dengan menyiapkan terminal dan stasiun sebagai lokasi transit. Mereka juga menyiapkan angkutan dari bandara ke Kota Kediri.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Kediri Didik Catur mengatakan, bakal menyiapkan angkutan khusus dari bandara ke lokasi transit di stasiun dan terminal.

“Harapan kami, dengan adanya terminal bandara nanti dan Stasiun Kediri dapat dilalui sebagai sarana transportasi. Yakni dari bandara menuju Kota Kediri,” kata Didik.

Menurut Didik ada dua pilihan transportasi yang diusulkan tergabung dalam transportasi angkutan bandara. Yakni, bus Damri dan Harapan Jaya.

“Yang memberikan izin dari Dishub Provinsi Jatim. Saya belum ada informasi lebih lanjut terkait izin dari Damri dan Harapan Jaya,” terang Didik sambil menyebut Dishub Provinsi Jatim mendukung penuh meski kewenangan mengatur moda transportasi masuk ke bandara tetap otoritas di sana.

Didik memastikan siap menyambut operasional Bandara Dhoho. Dia yakin Terminal Tamanan dan Stasiun Kediri sudah layak untuk jadi lokasi transit dari dan menuju bandara.

“Di terminal kami sudah berkomunikasikan dengan kepala UPT terminal agar ada ruang untuk transit di terminal. Kewenangan (menyiapkan ruang, Red) berada di KUPT Terminal Tamanan,” papar Didik

 

Ada Dua PO ajukan sarana transportasi di Jalur Bandara Kediri

Sejauh ini terdapat dua perusahaan otobus (PO)  yang mengajukan sebagai sarana transportasi di Bandara Kediri, sehingga akan dimanfaatkan oleh pemkot untuk jalur angkutannya masuk ke Kota Kediri.

Didik Catur mengatakan pihaknya mendapatkan tembusan dari Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur terkait dengan informasi dua PO yang hendak masuk yakni Damri dan Harapan Jaya.

"Kami tentunya koordinasi, rapat dengan Kabupaten Kediri juga sehingga ada angkutan dari bandara menuju ke Kota Kediri. Yang masuk itu Damri dan Harapan Jaya, tapi soal kewenangan bandara yang akan memberikan izinnya," kata Didik.

Baca Juga: Volume Kendaraan Mulai Meningkat, Dishub Bantu Pengaturan Arus Lalu Lintas Di Area Sekolah

Pihaknya memang berharap Kota Kediri akan dilewati jalur transportasi dari bandara tersebut, setelah bandara direncanakan operasional akhir 2023 ini. Rute yang diharapkan kendaraan dari bandara akan ke Terminal Tamanan, Kota Kediri serta Stasiun Kediri.

"Usulannya itu tergabung dalam transportasi ke bandara. Rutenya dari bandara ke Kota Kediri. Dari bandara ke Tulungagung bisa melewati Terminal Tamanan Kediri," kata dia.

Namun, terkait dengan keputusan pemberian izin operasional untuk PO masuk ke bandara, pihaknya belum mengetahui dengan pasti. Izin diberikan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur dan yang berwenang memberikan adalah pihak otoritas bandara.

Ia pun mengatakan, Terminal Tamanan Kediri sebagai lokasi transit dari bandara, kondisinya juga sudah siap.

"Di terminal sudah dikomunikasikan dengan UPT Terminal Tamanan Kediri, agar ada space untuk transit, sebab itu juga kewenangan dari UPT terminal. Yang jelas, kami minta dilewati atau transit di Terminal Tamanan dan lewat stasiun sebagai transportasi menyambung dari bandara," kata dia.

Terminal Tamanan Kediri merupakan terminal dengan Tipe A sehingga untuk pembangunan ada di ranah Kementerian Perhubungan. Beberapa fasilitas baru dibangun di lokasi tersebut.

Dalam satu hari, setidaknya dilewati 300 kendaraan bus baik antarkota dalam provinsi (AKDP) maupun antarkota antarprovinsi (AKAP) dengan tujuan ke Tulungagung Surabaya, Trenggalek Surabaya. Beberapa bus yang lewat misalnya PO Harapan Jaya, bus Bagong dan beberapa PO lainnya.

Sementara itu, Bandara Dhoho Kediri merupakan bandara pertama di Indonesia yang dibangun dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Dalam hal ini, pembangunannya dilakukan oleh PT Gudang Garam melalui anak perusahaannya PT Surya Dhoho Investama.

Bandara ini nantinya memiliki landas pacu 3.300 x 60 meter, apron commercial 548 x 141 meter, apron VIP 221 x 97 meter, empat taxiway, dan lahan parkir seluas 37.108 meter persegi.

Pada sisi darat, bandara ini memiliki terminal penumpang seluas 18.000 meter persegi berkapasitas 1,5 juta penumpang per tahun.

Landas pacu sepanjang 3.300 meter merupakan kualifikasi bandara ultimate dan mampu didarati oleh Boeing 777. Sesuai dengan rencana Bandara Dhoho Kediri juga akan dimanfaatkan untuk keperluan penerbangan jamaah ibadah umrah dan haji. Direncanakan, pada November 2023 sudah dilakukan verifikasi, tes landing, tes take off. can

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU