Menkeu Ungkit Prabowo, Beli Jet Bekas

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 01 Jan 2024 21:11 WIB

Menkeu Ungkit Prabowo, Beli Jet Bekas

Ganjar akan Bahas Dalam Debat 7 Januari nanti 

 

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Anggarkan Bantuan Beras Rp 8 Triliun di Kuartal I 2024

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Jelang debat capres ketiga pada Minggu, 7 Januari 2024 mendatang, calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, malah melempar ke publik pembelian pesawat bekas oleh Pemerintah Republik Indonesia.

"Kita tidak bisa lagi berbicara pertahanan kita, tetapi belinya pesawat bekas," kata Ganjar di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (30/12/2023).

Kabarnya pembelian pesawat bekas itu akan ditanyakan dalam debat capres yang mengangkat tema Pertahanan dan Keamanan (Hankam), serta Hubungan Internasional dan Geopolitik, pada 7 Januari 2024.

Ganjar mengaku sudah melakukan persiapan matang, meskipun diakuinya tema itu menjadi pekerjaan sehari-hari Capres Nomor Urut 2, Prabowo Subianto.

Keputusan Prabowo  membeli 12 unit jet tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar dengan biaya US$792 juta juga dikritik anggota DPR. Bahkan juga dibahas Menkeu Sri Mulyani, di Kementeriannya.

"Pembelian pesawat jet tempur itu sebagai contoh pentingnya pegawai Kementerian Keuangan memahami lebih luas tentang aset negara," ungkit Menkeu, saat berbicara dihadapan pegawai mudanya, beberapa hari lalu.

 

Prabowo: Banyak yang Nyinyir

Sebelumnya pada 6 Juli 2023, Menteri Pertahanan Republik Indonesia yang kini maju sebagai Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, menjelaskan alasan pihaknya membeli pesawat bekas Qatar.

"Banyak seolah yang nyinyir, yang seolah mau, mungkin mau yang macam-macam menilai ngomongin pesawat bekas-pesawat bekas. Kadang terpaksa kita beli pesawat tidak baru,” ujar Prabowo, usai menyerahkan pesawat Super Hercules C-130 kepada TNI AU.

Prabowo beralasan, pesawat bekas Qatar tersebut masih layak pakai karena masih memiliki usia pakai 15 tahun lagi.

 

Background Beli Pesawat Bekas

Prabowo menjelaskan, pembelian pesawat bekas itu untuk mengisi kekosongan pesawat tempur TNI AU sebelum pesawat baru, Rafale, yang dibeli dari Perancis, datang ke Tanah Air.

"Dan kita akan beli pesawat-pesawat yang baru modern sudah kita kontrak, sudah kita pesen, Rafale, 42 (unit) dari Prancis. Tapi kita tanda tangan baru berapa minggu yang lalu, berapa bulan, datangnya nanti yang pertama itu 3 tahun lagi, paling cepat. Nanti skuadron itu akan operasional mungkin 5-6 tahun lagi," kata Prabowo setelah menghadiri acara HUT ke-1 Defence Industry Indonesia atau Defend ID di PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/6/2023).

 

Prabowo Bersyukur Meski Bekas

Untuk mengisi gap selama rentang waktu tersebut, lanjut Prabowo, pesawat yang dinilai potensial ialah Mirage 2000-5. Dia mengaku bersyukur berhasil mengakuisisi jet tempur asal Qatar ini meskipun barang bekas.

"Nah untuk menghadapi 5 tahun ini kita perlu yang disebut interim deterrent untuk waktu 3-5 tahun ini segera kita butuh kemampuan ya. Nah dengan gitu kita lihat yang mana, kita lihat yang potensial adalah Mirage 2000-5. Dan ini sulit, banyak negara yang mau ambil, alhamdulillah dengan hubungan kita yang baik dengan Qatar, mereka kasih kepada kita," kata Prabowo.

"Tapi hanya ada 12 (unit). Nah ini yang kita akuisisi untuk nanti, karena Mirage ini cukup canggih dan walaupun dikatakan bekas tapi Qatar adalah negara yang sangat kecil jadi flying hours-nya masih sedikit. Jadi masih bisa kita pakai mungkin minimal 15 tahun, 20 tahun lagi," lanjut dia.

Alasan lainnya, sebut Prabowo, teknologi jet Mirage 2000-5 tergolong mutakhir. Dia mengatakan pilot-pilot AU juga akan dilatih mengoperasikan Mirage 2000-5 sebelum nantinya beralih ke Rafale.

"Dan teknologinya sudah sangat canggih dan nanti mengarah kepada Rafale. Jadi inilah pilot-pilot kita nanti akan kita latih di Mirage. Begitu Rafale datang dia akan transisi ke Rafale," ujarnya

 

Ganjar Sangat Optimistis Debat

Ganjar mengaku sudah sangat optimistis menghadapi debat ketiga capres yang akan digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan tema pertahanan dan hubungan luar negeri.

Ia mengaku mendapatkan banyak masukan dari Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Baca Juga: Tiga Menteri Bahas Makan Siang Gratis

"Kami bertemu tim memang terus-menerus. Jadi, banyak masukan dari Komisi I DPR RI ada problem pertahanan dan alutsista (alat utama alat utama sistem persenjataan)," ujarnya, dilansir dari Antara.

Selain soal pertahanan, Ganjar juga mengaku menerima masukan terkait persoalan hubungan luar negeri, di antaranya tentang organisasi dunia, perbatasan, perang, pengungsi, dan sikap Indonesia dalam menghadapi isu-isu tersebut.

 

Penjelasan TKN Prabowo-Gibran

Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran Erwin Aksa awalnya bicara terkait cara belanja alutsista. Menurutnya, pembelian alutsista membutuhkan kedekatan dengan pemimpin dunia.

"Kalau belanja alusista kita perlu pemimpin yang dekat dengan pemimpin dunia, karena beli alusista modern Indonesia perlu hubungan yang erat dengan negara adidaya," kata Erwin saat dihubungi, Sabtu (30/12/2023)

Meski dalam kondisi demikian, Erwin menyebut Prabowo tetap bisa membeli alutsista. Salah satunya, kata dia, yakni pesawat mirage dari Qatar.

"Pak Prabowo bisa mendapatkan pesawat Mirage eks Qatar, karena punya hubungan baik sama Presiden Macron dan Emir Qatar, kita butuh kekuatan di laut China Selatan sambil menunggu pesawat Raphael dari Dassault tiba," ujarnya.

"Dengan ekonomi menggeliat pasca pandemi, salah satu prioritas yakni memperbaiki alutsista dan kesejahteraan TNI kita," ujar dia.

Erwin lantas menanggapi pernyataan Ganjar. Dia menilai Ganjar harus memahami dengan cermat kondisi APBN Indonesia berkaitan dengan belanja alutsista.

 

Penjelasan Menkeu Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyinggung pembelian pesawat jet tempur menggunakan APBN yang dilakukan oleh salah satu calon presiden 2024. Ini disampaikan saat ia berbicara dihadapan pegawai mudanya.

Dalam acara "DJKN Muda: Commencement Day," Sri Mulyani mengungkapkan pembelian pesawat jet tempur itu sebagai bentuk contoh pentingnya pegawai Kementerian Keuangan memahami lebih luas tentang aset negara, yang tidak hanya berupa infrastruktur.

Baca Juga: Sri Mulyani-Prabowo, Bertukar Senyum

"Kalian mungkin hanya mikir aset hanya belanja modal which is bener juga. Entah itu gedung, jalan, bendungan, satelit, pelabuhan, airport, itu semua adalah belanja modal," ucap Sri Mulyani dikutip Jumat (10/11/2023)

 

Belanja Pesawat Tempur

"Ada juga sih belanja yang mungkin kalian jarang sentuh, pesawat tempur, punyanya salah satu capres, iya kan? Kapal selam, itu juga aset negara, dan itu diperoleh APBN," tutur Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengatakan, negara-negara maju hingga kini masih menjaga aset negaranya bisa tetap hidup dan memberi nilai tambah bagi perekokomian, misalnya piramida dan patung sphinx di Mesir.

"Betapa civilization itu dibangun, dan bagaimana aset-aset itu bisa reserve dan disampaikan untuk menjadi umat manusia belajar. Jadi tugas kalian enggak cuma rupiah dapat berapa (aset), dikelola, operasional cost berapa, depresiasi berapa gmana cara mengelola, itu adalah minimum requirement," ungkap Sri Mulyani.

 

Pembelian Jet dari APBN

Meski untuk persoalan jet tempur sendiri Sri Mulyani tidak menyebutkan secara detail namanya, namun diketahui bahwa eksekusi pembelian pesawat jet tempur dari APBN telah dilakukan capres Prabowo Subianto tatkala menjabat sebagai menteri pertahanan pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini.

Prabowo kini maju sebagai calon presiden di Pilpres 2024 didampingi putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka.

 

Harga Sekitar Rp12 Triliun

Salah satu pembelian jet tempur Prabowo Subianto adalah 12 unit Mirage 2000-5 bekas. Sebanyak 12 unit pesawat tempur bekas ini diborong Indonesia dari Qatar senilai US$792 juta atau sekitar Rp12 triliun.

Keputusan Prabowo itu membeli 12 unit jet tempur Mirage 2000-5 dari Qatar dengan biaya US$792 juta dikritik anggota DPR, karena usia jet bekas hanya tersisa 10 tahun lagi. Sebab, Angkatan Udara Qatar membeli dari Perancis pada akhir 1980-an. n erc/jk/cr4/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU