Utang untuk Beli Alat Perang, Digaungkan Politisi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 04 Jan 2024 20:48 WIB

Utang untuk Beli Alat Perang, Digaungkan Politisi

i

Raditya M Khadaffi

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Debat ketiga Pilpres 2024 bakal dilaksanakan pada Minggu malam, (7/1/ 2024).

Tema debat adalah Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, dan Geopolitik.

Baca Juga: Gerakan Buruh, Jaringan dan Aspirasi Politiknya

Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar, sudah bikin panas diluar acara debat .

 Cak Imin menyoroti utang pemerintah soal alat perang padahal Indonesia kini tidak dalam kondisi perang. Jubir TKN Prabowo-Gibran, Bobby Adhityo Rizaldi, menilai Cak Imin tidak ingin pertahanan Indonesia disegani.

Bobby mengatakan Cak Imin lupa dengan postur pertahanan RI yang sempat ketinggalan pada awal reformasi. Sejak itu, kata dia, RI mulai memperkuat militer dengan kebijakan Minimum Essensial Force (MEF).

"Sangat disayangkan, beliau mungkin lupa pada periode 1999-2008 Indonesia tidak melakukan modernisasi alutsista, sehingga postur pertahanan menjadi ketinggalan. Baru mulai 2008-2024 program MEF untuk mengembalikan postur pertahanan RI, daya pukul dan seterusnya," kata Bobby kepada wartawan, Rabu (3/1/2024).

Pertanyaan yang dilempar cak Imin ke publik bukan soal modernisasi alutsista. Tapi beli alat perang dengan utang. Bahasa jawanya, besar pasak  daripada tiang,  banyak pengeluaran daripada pemasukan.

 

***

 

Dalam berita harian kita berjudul "Menkeu Ungkit Prabowo, Beli Jet Bekas" edisi Selasa (3/1/2024), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyinggung pembelian pesawat jet tempur menggunakan APBN yang dilakukan oleh salah satu calon presiden 2024.

Penjelasannya disampaikan saat ia berbicara dihadapan pegawai mudanya.

Dalam acara "DJKN Muda: Commencement Day,"

Sri Mulyani mengungkapkan pembelian pesawat jet tempur itu sebagai bentuk contoh pentingnya pegawai Kementerian Keuangan memahami lebih luas tentang aset negara, yang tidak hanya berupa infrastruktur.

"Kalian mungkin hanya mikir aset hanya belanja modal which is bener juga. Entah itu gedung, jalan, bendungan, satelit, pelabuhan, airport, itu semua adalah belanja modal," ucap Sri Mulyani dikutip Jumat (10/11/2023).

"Ada juga sih belanja yang mungkin kalian jarang sentuh, pesawat tempur, punyanya salah satu capres, iya kan? Kapal selam, itu juga aset negara, dan itu diperoleh APBN," tutur Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengatakan, negara-negara maju hingga kini masih menjaga aset negaranya bisa tetap hidup dan memberi nilai tambah bagi perekokomian, misalnya piramida dan patung sphinx di Mesir.

Ada tekanan dari pernyatan Menkeu yaitu nilai tambah bagi perekonomian. Jelas, urusan pembelian  pesawat tempur dan alat perang menyangkut cara pandang. Saya prediksi sebelum debat, urusan utang luar negeri untuk beli alat perang dan modernisasi alutsista, sudah ramai, dalam debat bisa kayak urusan pupuk. Urusan beli alat perang dengan uang utang bisa makin dalam melibatkan Presiden dan parlemen.

Apa nilai tambah bagi perekonomian Indonesia?

 

***

 

Dari data di Kemenhan, Prancis secara resmi telah menyepakati aktivasi kontrak pembelian enam dari total 42 jet tempur Rafale buatan Dassault Aviation. Kesepakatan itu merupakan satu dari empat kesepakatan yang diteken dalam pertemuan antara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly.

Baca Juga: Emil Dardak, Si Genius, Bisa Menteri, Bisa Tetap Wagub

Nilai kontrak pembelian 42 unit pesawat Rafale itu disebut-sebut US$ 8,1 miliar. Dengan asumsi US$ 1 sama dengan Rp 14.344 seperti kurs tengah Bank Indonesia (BI) 10 Februari 2022, maka US$ 8,1 miliar setara dengan Rp 116,19 triliun.

Jumlah itu bukan jumlah yang sedikit.  Indonesia juga sekarang bakal bisa membeli jet tempur dari AS. Kementerian Luar Negeri AS melalui keterangan tertulis mengizinkan penjualan jet F-15EX kepada Indonesia. Potensi penjualannya mencapai 36 unit.

Total penjualan itu ditaksir bernilai US$ 9,5 miliar (Rp 136,27 triliun). Ini baru pesawat thok, tetek bengeknya bayar lagi US$ 4,4 miliar (Rp 63,11 triliun). Totalnya adalah US$ 13,9 miliar (Rp 199,38 triliun).

Nilai hampir Rp 200 triliun itu bukan kaleng-kaleng. Lebih tinggi dibandingkan anggaran pendidikan 2022 yang bernilai Rp 169,23 triliun.

Jadi kalau ditotal pembelian pesawat dari Prancis dan AS itu bernilai US$ 22 miliar (Rp 315,57 triliun).

Lembaga pemeringkat Moody's Investors Service menilai peringkat utang (rating) Indonesia di Baa2 mencerminkan risiko tersendiri.

Moody's mengingatkan bahwa rating Baa2 menunjukkan kekuatan fiskal Indonesia yang relatif lemah. Ketersediaan pembiayaan (debt affordability) juga sangat lemah, meski Indonesia mampu menjaga rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tetap rendah di antara negara-negara yang sekelompok.

"Kami memperkirakan rasio utang pemerintah terhadap PDB di Indonesia akan naik sampai 2023, memuncak di 42,5%.

Meski rasio ini relatif rendah, tetapi debt affordability menjadi risiko bagi pengelolaan fiskal Indonesia," sebut keterangan tertulis Moody's.

Rasio pembayaran bunga utang terhadap penerimaan negara, tambah keterangan Moody's, memburuk menjadi 19% pada 2020 karena pendapatan negara yang mengkerut. Pada 2021 sedikit membaik menjadi 17%. Namun dengan lingkungan suku bunga tinggi yang mulai terjadi tahun itu, Moody's memperkirakan angkanya akan naik lagi menjadi 18%.

"Ini jauh lebih tinggi dibandingkan median negara-negara dengan rating Baa2 yakni sekitar 8%. Apalagi utang dalam mata uang asing masih cukup tinggi, sekitar sepertiga dari total utang pemerintah. Ini membuat kekuatan fiskal bisa tertekan oleh fluktuasi kurs dan perubahan appetite di pasar," terang Moody's. (CNBC Indonesia NEWS 11 February 2022 14:00)

Baca Juga: "Memeras" Uang Rakyat

Kementerian Pertahanan juga buka suara soal pembelian 12 jet tempur Mirages 2000-5 yang pernah digunakan oleh Angkatan Udara Qatar. Mereka menjelaskan alasan pembelian jet tempur bekas itu lantaran militer Indonesia membutuhkan alutsista pesawat tempur yang bisa melaksanakan tugas dengan cepat.

Apalagi di saat bersamaan, banyak alutsista TNI Angkatan Udara (AU) berupa jet tempur yang fase penggunaannya sudah memasuki masa akhir. Salah satu jet tempur yang sudah masuk ke dalam fase habis masa pakai yakni pesawat F-5 Tiger.

"Sampai saat ini rencana penggantian pesawat F-5 Tiger berupa pesawat Sukhoi SU-35 terkendala dengan ancaman sanksi CATSA dan OPAC List dari Amerika Serikat," ungkap Kepala Biro Humas Sekretariat Jenderal Kemhan, Brigjen Edwin Adrian Sumantha dalam keterangan tertulis pada Kamis (15/6/2023).

Ia pun menjelaskan bahwa pembelian jet tempur Mirage 2000-5 bekas dan dukungannya dilakukan berdasarkan surat dari Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Nilai kontrak pembelian 12 jet tempur bekas itu mencapai EUR733 ribu atau setara Rp12 triliun. Pembelian jet tempur itu dilakukan dengan menggunakan mekanisme pinjaman luar negeri atau utang.

Besarnya tambahan anggaran bagi kementerian Prabowo Subianto ini terus memantik perhatian publik. Terlebih lagi, Prabowo saat ini sedang mencalonkan diri sebagai capres menggandeng putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.  Dikhawatirkan ada pandangan yang negatif terkait penggunaan anggaran yang jumbo itu.

Bagi saya, ungkapan Cak Imin diatas, adalah komunikasi politik dalam demokratisasi. Terkesan pernyataan Cak Imin  untuk memengaruhi publik terkait keinginan perbanyak simpatisannya untuk mencoblos 14 Februari bulan depan, ketimbang capres Prabowo.

Akal sehat saya belum paham sepenuhnya arah pernyataan Cak Imin sebenarnya. Apakah ia ingin mendown-grade Elektabilitas capres Prabowo semata atau mengingatkan rakyat bahwa utang negara ada yang digunakan untuk membeli alat perang.

Semoga pernyataan politisi PKB ini berguna untuk masyarakat, termasuk menegakkan peraturan urgensi beli jet tempur bekas dari utang gunakan nilai dollar, saat tak ada ancaman dari negara tetangga kayak Ukraina-Rusia atau Palestina -Israel .

Malah Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) RI Andi Wijayanto,  mengatakan ancaman terbesar yang akan dihadapi Indonesia di masa depan adalah pertarungan antara Amerika Serikat (AS) melawan China.

Dan bukan negara X menyerang Indonesia. Itu kajian skenario geopoliticalnya. Ternyata ada sudut pandang yang beragam mengkritisi capres Prabowo. Ini demokratisasi. Ada nilai kebebasan mengemukakan pendapat. Ada nilai terbuka dalam berkomunikasi, nilai percaya diri, dan nilai tanggungjawab. Cak Imin, tahu itu. Publik dibukakan mata ternyata beli modernisasi Alutsista pun mesti utang, hehehehe..  ([email protected])

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU