Home / Otomotif : Saingi Pabrikan Truk Diesel Jepang

MAB Kembangkan Truk Sampah Listrik yang Hemat Ongkos Operasional

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 05 Mei 2024 09:47 WIB

MAB Kembangkan Truk Sampah Listrik yang Hemat Ongkos Operasional

i

Tampilan truk listrik PT MAB yang dipamerkan di PEVS 2024. Fathan Radityasani/ Kompas.com

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - PT Mobil Anak Bangsa (MAB), perusahaan manufaktur kendaraan listrik inisiasi Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, bakal meluncurkan truk sampah bertenaga listrik yang memiliki inovasi solusi ramah lingkungan tersebut berwujud sasis model MGT-NF 8T.

MGT-NF 8T setara dengan spesifikasi truk medium berbahan bakar solar, namun menjanjikan penghematan ongkos operasional jauh lebih murah. Sedangkan untuk prosesnya, truk tersebut akan dirancang khusus oleh teknisi MAB untuk dilengkapi bodi truk sampah lengkap dengan desainnya.

Baca Juga: Meski Nilai Tukar Rupiah Melemah, BMW Masih Optimis Tahan Harga

Direktur Teknik PT MAB Bambang Tri Soepandji bercerita, pengembangan truk listrik ini sepenuhnya dilakukan oleh anak bangsa sejak dua tahun belakangan dengan tujuan utama mempercepat adopsi kendaraan listrik sebagai alat transportasi.

"Rasionya mirip dengan kendaraan diesel, sehingga kita sudah pertimbangkan penghematannya kira-kira kalau kecepatan normal 50-60 itu konsumsi baterainya 0,85 kWh/km, jadi nggak sampai 1 kWh," ujar Bambang dalam agenda pemaparan truk tersebut di PEVS 2024, dikutip Minggu (05/05/2024).

Sementara itu, dpengembangan truk ini, pihak PT MAB kerap melakukan studi terhadap truk-truk yang sudah beredar khususnya pabrikan Jepang. Tapi kebanyakan kendaraan niaga tersebut melebihi batas daya angkut seharusnya. 

Sebagai contoh, pada truk medium dikatakan Bambang ambang batas angkutnya ialah 8.000 ton. Namun karena ada beberapa kebutuhan seperti mengangkut tanah maka berat tersebut disesuaikan kembali hingga bisa mencapai 12.000 ton.

Baca Juga: Rilis Produk Baru, Alva Motor Listrik Tanah Air Dibanderol Rp 20 Jutaan

"Truk listrik ongkosnya jauh lebih murah, mungkin kira-kira sekitar Rp 1.000/kWh. Tadi saya sampaikan truk ini bisa 0,85 kWh/km, jadi kira-kira Rp 850/km," imbuhnya. Perbandingan tersebut dirinya jajarkan dengan ongkos Solar Dex dengan perkiraan kisaran harga Rp 16.000/km.

Menurut Bambang, saat ini truk listrik yang masuk Indonesia banyak berasal dari China yang memiliki spesifikasi berbeda dengan truk-truk pada umumnya yang beredar, yang notabenenya didominasi produsen Jepang. 

Maka dari itu, MAB mendesain truk ini dengan standar dimensi dan sparepart truk medium produksi jenama asal Jepang demi memudahkan mencari sparepart.

Baca Juga: Mitsubishi Luncurkan 2 Varian Baru Pajero dan Xpander, Terbatas Hanya 800 Unit

Kelebihan lainnya, pada sistem pengisian daya dari sasis ini didukung port CCS2 sesuai standar yang digunakan SPKLU untuk memudahkan Dinas Kebersihan menggunakan truk ini. Sementara untuk mengisi baterainya sampai penuh, memakan waktu sekitar 3 jam.

“Kami menggunakan port charging jenis CCS2 agar kompatibel dengan fasilitas charging dari PLN dan kebanyakan SPKLU yang ada di Indonesia,” ujar Bambang.

Selain itu, tidak seperti truk kebanyakan yang mengandalkan suspensi per daun, truk MAB ini menggunakan suspensi udara di seluruh rodanya. Sehingga lebih stabil sekaligus nyaman digunakan. jk-01/dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU