Ada PSBB, Kasus Positif Corona di Sidoarjo malah Meningkat

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 11 Mei 2020 21:21 WIB

Ada PSBB, Kasus Positif Corona di Sidoarjo malah Meningkat

i

Pekerja migran yang kedapatan melintas di berhentikam petugas di cek poin perbatasan Gresik Lamongan di Kecamatan Duduksampeyan, kemarin.

SURABAYAPAGI, Gresik- Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) wilayah Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo dan Gresik) diperpanjang. Namun miris,pelaksanaan PSBB masih terkesan compang camping. PSBB Sidoarjo yang digadang-gadang menurunkan sebaran Covid-19, justru mengalami kenaikan. Bahkan angka penyebarannya lebih tinggi dibanding sebelum PSBB Sidoarjo jilid I.

 

Baca Juga: Dokter Paru Mereaksi Jokowi Soal Endemi

“Kami sendiri juga agak bingung. Kok selama penerapan PSBB malah tinggi. Dua hari terakhir juga melonjak tinggi sekali,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman, kemarin. Sekarang, jumlah pasien positif di Sidoarjo sudah mencapai 186 orang, PDP 231 orang, dan ODP-nya 881 orang.

 

“Penambahan yang signifikan selama dua hari ini juga kami belum bisa memastikan. Apa faktornya kok sangat tinggi lonjakannya,” ujar dokter Syaf.

 

Menurutnya, rata-rata penambahan pasien positif di Sidoarjo 5-6 orang setiap hari. Jika ada lonjakan yang signifikan, tentu ada penyebabnya. Namun, belakangan ini belum bisa dipastikan, apa yang menjadi alasan lonjakan tersebut.

 

Data di Dinkes Sidoarjo menyebut, pada 58 hari pertama sebelum PSBB terhitung ada 81 orang positif Covid-19. Itu terhitung sejak 2 Maret sampai 28 April 2020.

 

“Sejak 28 April mulai diterapkan PSBB. Harusnya, jika PSBB berhasil angka penambahan pasien positif tidak lebih dari 40 orang sejak start PSBB hingga sekarang. Nyatanya, sampai hari ini jumlahnya jauh di atas itu,” lanjutnya.

 

Kondisi itu juga disebutnya menjadi salah satu alasan utama diperpanjangnya PSBB di Sidoarjo.

 

“Kami berharap dan mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjalankan protokol kesehatan. Karena itu merupakan cara paling ampuh untuk menekan penyebaran Covid-19.

 

Selama penerapan PSBB, mari kita bersama mematuhi semua aturan yang ada,” ajaknya.

 

 Pekerja Migran Terciduk

Sementara itu di Gresik, belasan pekerja migran terjaring razia di check point, Minggu (10/5/2020). Mereka baru saja pulang dari Serawak, Malaysia dan akan pulang ke Lombok. Petugas terus melakukan pengecekan terutama check point yang berada di wilayah perbatasan Kabupaten Gresik

 

Salah satunya perbatasan Gresik-Lamongan. Para pengendara motor diperiksa satu persatu menggunakan thermal gun. Banyak pengendara roda empat yang lagi-lagi melanggar physical distancing.

 

Masih ditemukan kursi duduk di depan diisi dua orang. Mereka diminta untuk duduk di kursi belakang dan tengah. Kemudian, ada dua mobil travel plat H dan AB yang diperiksa.

 

Ternyata kedua mobil itu membawa belasan pekerja migran. Petugas langsung meminta surat-surat sembari mengecek suhu tubuh. Mereka baru saja pulang dari Serawak, Malaysia dan akan pulang ke Lombok.

 

Mereka juga membawa berkas dan surat kesehatan lintas negara. "Kita cek semuanya, mereka membawa surat kesehatan lengkap dari Malaysia dan pemerintah Indonesia," kata Kapolres Gresik, AKBP Kusworo Wibowo, Minggu (10/5/2020).

 

Kusworo menyebut pengendara yang tidak pakai masker, langsung diminta putar balik.

Baca Juga: Awas Covid-19 Varian Kraken, Tingkat Penularannya Cepat

 

Penumpang roda empat hanya berkapasitas 50 persen. Baik dalam satu keluarga dan kendaraan umum.

 

Setelah berhasil melewati pemeriksaan, tahapan selanjutnya melewati semprotan cairan disinfektan.

 

"Pengendara yang suhunya diatas 38°C langsung kami arahkan ke tim medis. Alhamdulillah saat pemeriksaan tidak ada yang suhunya di atas 38 derajat," imbuh mantan Alumnus Akpol 2000 itu.

 

Kapolsek Duduksampeyan Iptu Sugeng menambahkan, hampir setiap hari ada warga yang tidak memakai masker.

 

Dengan tegas, tidak diperbolehkan melintas. Karena sudah disosialisasikan pada tiga hari pertama saat penerapan PSBB. "Intinya kami tegas. Kalau tidak pakai masker dilarang masuk Gresik," pungkasnya.

 

Evaluasi Bupati

Jelasng PSBB jilid II, Bupati Gresik Sambari Halim Radianto langsung melakukan evaluasi terhadap PSBB tahap pertama. Rapat evaluasi juga diikuti Wakil Bupati Moh Qosim dan unsur forum pimpinan daerah, bertempat di kantor bupati, Senin (11/5).

 

Bupati Sambari memimpin langsung pembahasan evaluasi PSBB yang sudah 13 hari berjalan.

Baca Juga: PPKM Dicabut, Dinkes Kabupaten Mojokerto Tetap Siagakan Ruang Isolasi

 

Bupati mengatakan bahwa ada sejumlah hal yang menyebabkan pelaksanaan PSBB di Gresik belum optimal. Diantaranya adalah jumlah personel yang masih kurang. Ditambah lagi, di setiap area cek poin juga masih tampak sejumlah kendaraan yang lolos dari pemeriksaan.

 

Ia meminta agar petugas di tiap titik cek poin lebih dioptimalkan dengan penambahan jumlah personel. Sehingga pemeriksaan dapat dilakukan secara menyeluruh.

 

"Di cek poin kita belum maksimal. Kami minta agar petugas jaga dapat ditambah agar dapat terlaksana secara optimal. Bersama Pak Kapolres dan Pak Dandim akan kita pantau terus. Mudah-mudahan dengan diperketat dapat berhasil," kata Bupati Sambari.

 

Yang tak kalah penting saat ini, sambung Bupati, adalah peran para satgas covid-19 di tingkat desa. Kepala Desa bersama BPD didampingi Babinsa dan Bhabinkamtibmas harus bekerja ekstra untuk memonitor kondisi yang ada di wilayahnya masing-masing.

 

"Pengawasan di tingkat desa harus diperkuat dan satgas kabupaten juga harus ikut mengawasi," ujarnya.

 

Dengan begitu, ia optimis bahwa permasalahan virus covid-19 dapat ditekan penyebarannya. Bahkan dapat segera terhenti penyebarannya. Apalagi jika didapati ada warganya yang terindikasi rentan, maka harus dilakukan karantina dan harus benar-benar diawasi.

 

"Para kepala desa harus lebih aktif lagi. Sebab yang tak kalah penting adalah pengawasan di tingkat paling bawah, yakni di tingkat desa," katanya. sg/did/hik

Editor : Moch Ilham

Tag :

BERITA TERBARU