Hore, Juli Bisa Belajar Lagi di Sekolah

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 16 Apr 2021 21:41 WIB

Hore, Juli Bisa Belajar Lagi di Sekolah

i

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat menjadi guru SMP dalam simulasi pembelajaran tatap muka di SMPN 1 Surabaya, Jumat (16/4/2021). SP/Alqomar

 

Hanya untuk Pelajar SD dan SMP, dan Dibatasi 25 Persen

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Surabaya Sambut Delegasi Perdagangan dari Tiongkok

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya – Tak lama lagi, para pelajar SD dan SMP se-Surabaya, baik Negeri dan Swasta, bisa kembali belajar lagi di sekolah secara tatap muka. Namun, pembelajaran tatap muka ini masih belum sepenuhnya dihadiri para siswa. Hanya dibatasi 25 persen dari jumlah siswa di sekolahnya masing-masing.

Hal ini setelah Jumat (16/4/2021) kemarin dilakukan simulasi pembelajaran tatap muka di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Surabaya di Jalan Pacar Surabaya. Dengan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kota Surabaya sudah menyiapkan program dan mekanisme.

 

Dalam simulasi yang dihadiri langsung Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya, diikuti 18 siswa  secara tatap muka dan diikuti pula para pelajar melalui virtual.

Eri Cahyadi mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Pemprov Jatim, terkait mekanisme pelaksanaan pembelajaran tatap muka. Selain itu, rencananya sekolah tatap muka akan berlangsung pada bulan Juli mendatang. Namun begitu, setelah Hari Raya Idul Fitri,  Eri Cahyadi bakal melakukan uji coba atau simulasi terlebih dahulu untuk SD – SMP se-Surabaya.

“Uji cobanya itu 25 persen dahulu. Tentunya ini bertahap. Siswa-siswi yang ikut simulasi juga bergiliran. Kita selalu bersinergi dengan Pemprov melihat arahannya seperti apa. Itu yang kita jalankan,” katanya.

Eri Cahyadi menjelaskan, untuk mekanisme pelaksaan sekolah tatap muka tersebut, berlaku bagi jenjang SD – SMP swasta maupun negeri. Ia memastikan, ketika sekolah tatap muka diberlakukan maka dipastikan sudah sesuai dengan standar protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Seluruh guru yang datang ke sekolah juga dipastikan  sudah disuntik vaksin. Eri Cahyadi meyakinkan kepada para orang tua bahwa rencana sekolah tatap muka berlangsung sesuai dengan prokes ketat. Tak ketinggalan pengajarnya pun telah mendapatkan suntik vaksin. “Kami akan lakukan terus pemantuan dan evaluasi tiap sepekan seperti apa perkembangannya,” tegas Eri.

 

Pertimbangan Orang Tua

Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Surabaya, Supomo melanjutkan, pihak Pemkot Surabaya akan memastikan fasilitas penunjang proses tersedia, misalnya tempat cuci tangan hingga pengecekan suhu. Dinas Pendidikan akan memantau langsung. "Kami pastikan, sarana prasarana untuk standart protokol kesehatan di semua sekolah sudah harus ada," kata Supomo dikonfirmasi terpisah.

Selain itu, sekolah wajib melakukan simulasi sebelum pembukaan sekolah.  "Minggu ini beberapa sekolah sudah melakukan simulasi sekolah tatap muka," katanya. Sebelum simulasi, semua guru, tenaga kependidikan disekolah itu harus divaksinasi.

Selain itu, persetujuan dari wali murid juga menjadi pertimbangan. Pemkot Surabaya terbuka apabila ada orang tua yang tak mengizinkan anaknya ke sekolah. Prinsipnya, Pemkot tetap akan melayani. Sehingga semua siswa bisa efektif belajar. "Kalau ada wali murid yang tidak berkenan nanti anaknya tatap muka, kami tetap melakukan pembelajaran melalui daring," katanya.

 

Tes GeNose

Baca Juga: KPU Kota Surabaya Mulai Seleksi Calon Anggota PPK dan PPS Pilkada 2024

Dinas pendidikan menekankan bahwa siswa yang ke sekolah harus sehat. Bagi yang tidak sehat, dihimbau untuk tidak datang ke sekolah sebab pembelajaran masih tetap bisa dilakukan melalui daring.

Mekanisme screening juga disiapkan. Di antaranya untuk memastikan siswa bebas Covid-19. Misalnya, dengan menggunakan GeNose. Pengujian bisa dilakukan secara berkala. "Tinggal ketersediaan peralatannya bisa secara massal atau tidak. Sebab, sekolah kami jumlahnya juga cukup banyak. Teknisnya, bisa seminggu sekali. Berlaku untuk satu minggu ke depan," jelasnya.

Pihaknya juga mengajak para pakar kesehatan untuk mendampingi. Sehingga, pembukaan benar-benar melalui kajian mendalam dan secara medis dibenarkan. "Hampir semua sekolah siap. Namun, kami harus pastikan kesiapannya sejauh mana karena kami juga tidak ingin ada klaster pendidikan," katanya.

 


Eri jadi Pak Guru

Pada simulasi tatap muka 'Sinau Bareng Pak Wali Kota Surabaya' Jumat kemarin, hanya satu kelas yang dibuka. Eri Cahyadi pun didaulat menjadi guru SMP.

 

Dari pantauan Surabaya Pagi, terdiri dari 16 siswa yang bukan hanya dari SMPN 1 Surabaya. Namun, juga perwakilan sejumlah sekolah lain, baik negeri maupun swasta.

Di hadapan siswa yang merupakan perwakilan Kelas 7, 8, dan 9, Cak Eri banyak menjelaskan soal Surabaya. Juga motivasi soal kepemimpinan. Misalnya, teknologi pemanfaatan sampah yang ada di Surabaya. Mulai dari yang digunakan sebagai kompos hingga Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).

Baca Juga: KPU Surabaya Paparkan Seleksi Calon Panitia Pemilihan Gubernur dan Walikota Tahun 2024

"Sampah harus dibuang pada tempatnya. Kemudian, dipilah menjadi organik dan anorganik," kata Eri memberikan penjelasan.

Kemudian, Eri juga menjelaskan potensi UMKM di Surabaya. Ia mengajak para siswa untuk bangga menggunakan UMKM yang ada di Surabaya. "Soal belanja, bilang ke bapak/ibu untuk belanja UMKM. Saya pakai batik, gelang, sepatu, buatan orang lokal. Kita harus bangga menggunakan produk asli Surabaya," katanya.

Mantan Kepala Bappeko Surabaya itu juga memberikan motivasi kepada para siswa bahwa mereka semua adalah calon pemimpin. "Adik-adik ini adalah calon pemimpin di masa depan. Pemimpin tak selalu tua, yang muda pun bisa menjadi pemimpin. Banyak contohnya," katanya.

"Sehingga, harus rajin agar menjadi pandai. Tapi, jangan pernah menjadi orang sombong. Tak ada manusia yang sempurna. Kalau kita mau mengaku kita tidak sempurna, kita akan selalu mau untuk belajar," katanya.

 

Siswa Gembira

Wacana sekolah tatap muka ini pun mendapat antusiasme para siswa. Di antaranya, Anggun Widya, siswi kelas VIII SMPN 1 Surabaya. "Pingin banget sekolah. Selain siap patuhi protokol kesehatan, kami juga optimistis sekolah maupun Pemkot sudah memiliki strategi dalam mengantisipasi penularan," katanya yang ikut serta dalam simulasi ini.

Demikian juga dengan Raditya Wardana, siswa Kelas IX SMPN 19. "Kami ingin sekolah tatap muka. Lebih mudah dalam menyerap pelajaran. Sebab, kalau online kadang terkendala jaringan juga," kata anak yang bercita-cita jadi Wali Kota ini. alq/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU