IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi RI, Sri Mulyani Masih Optimistis

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 01 Feb 2023 10:58 WIB

IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi RI, Sri Mulyani Masih Optimistis

i

Menteri Keuangan Sri Mulyani.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - International Monetary Fund (IMF) baru saja merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi global pada 2023 dari yang sebelumnya diperkirakan sebesar 2,7 persen menjadi 2,9 persen.  Sementara itu, IMF merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023 dari yang semula 5 persen menjadi 4,8 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan revisi ke atas pertumbuhan ekonomi global dari IMF menggambarkan bahwa gejolak ekonomi yang sebelumnya diperkirakan sangat berat, menjadi sedikit berkurang.

Baca Juga: Pembatasan Ekonomi dan Wilayah Palestina oleh Israel, Perekonomian Palestina Kehilangan Momentum

“Makanya dari mereka muncul kata-kata 'tidak seburuk seperti dibayangkan'," kata Sri dalam konferensi pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) I Tahun 2023 di Jakarta, Selasa (31/1/2023).

Menurutnya, kebijakan pemerintah China yang mencabut kebijakan Zero Covid-19 memberikan harapan bagi perekonomian dunia pada 2023 yang akan menjadi sedikit lebih baik, meski pelemahan tetap terjadi.

“Pelemahan masih terjadi, tetapi tidak sampai ke tingkat resesi yang tadi disampaikan IMF,” ujarnya.

Bedahara negara menjelaskan, APBN 2022 berhasil meredam gejolak yang berasal dari perekonomian global yang mengalami peningkatan.

"Dengan demikian APBN melindungi masyarakat dan menjaga tingkat kesejahteraan masyarakat yang tidak mengalami atau tidak terguncang terlalu besar dari berbagai gejolak global," tuturnya.

APBN juga terus berupaya mengendalikan risiko dengan lebih solid sehingga bisa menjadi fondasi di dalam menyehatkan kembali APBN pada tahun 2023, serta terus mendukung pemulihan dan transformasi ekonomi Indonesia.

Maka dari itu, Sri Mulyani menuturkan, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) optimistis ekonomi Indonesia tetap tumbuh positif bahkan di atas 5 persen di tahun 2023.

“Dari sisi pertumbuhan ekonomi kami memperkirakan tahun 2022 akan mencapai pada kisaran 5,2 persen -5,3 persen.  Ke depan pertumbuhan ekonomi nasional di 2023 diperkirakan akan tetap kuat,” terangnya.

Baca Juga: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Jatim Gelar Forum High Level Executing Agency Dialogue Tahun 2023

Sri Mulyani menilai optimisme kinerja ekonomi pada tahun ini sejalan dengan penghapusan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak Desember 2022. Langkah tersebut akan mendorong aktivitas ekonomi masyarakat sehingga akan memulihkan ekonomi 2023.

Ia pun meyakini kinerja ekonomi di kuartal I-2023 akan lebih baik ketimbang kuartal I-2022 yang kala itu Covid-19 masih menyebar luas. Sementara ekonomi awal tahun ini, kata Sri Mulyani, akan didorong momentum Ramadhan dan Idul Fitri.

"Ramadhan dan hari raya tahun ini yang berarti akan tetap full selebrasinya dan menimbulkan momentum pemulihan yang bertahan bagus," ucapnya.

Selain itu, masuknya aliran Penanaman Modal Asing (PMA), hingga penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) juga ikut mendorong ekonomi Indonesia tumbuh lebih kuat.

PMA sepanjang tahun ini ditargetkan mencapai Rp 1.400 triliun. Sementara pemerintah menargetkan sebanyak 30 PSN bisa rampung tahun ini dengan nilai investasi mencapai Rp 360 triliun.

Baca Juga: Indikator Pembangunan APBN 2024 Bertambah Satu Kategori

Momentum ini diperkuat juga dengan konsumsi yang meningkat, inflasi masih terjaga yang mengindikasikan tekanan harga akan terus menurun. Kondisi ini akan mendorong keyakinan masyarakat untuk melakukan konsumsi.

Pertumbuhan ekonomi juga akan didukung oleh penguatan kinerja investasi dan credit growth di atas 11%. Sinyal positif investasi ini memberikan berbagai indikasi bahwa sumber pertumbuhan ekonomi domestik masih sangat kuat.

"Ekspor paling mengalami sedikit koreksi, tapi dengan pemulihan ekonomi memberikan harapan kepada kita termasuk dengan China yang membuka ekonominya, dampaknya akan sangat signifikan terhadap dunia. berbagai faktor ini mempengaruhi proyeksi 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan di 5% atau kisaran 5,3% meski downside risk tetap kita kenali atau lihat," bebernya.

Kinerja moncer perekonomian Indonesia juga tercermin dari beberapa indikator dini yang terjadi pada tahun 2022, dan diperkirakan akan berlanjut pada tahun ini yakni indeks keyakinan konsumen (IKK), indeks penjualan riil (IPR) yang juga memberikan sinyal kuat dan optimis.

"PMI manufaktur Indonesia juga masih berada pada tren ekspansi yaitu pada level 50,9. Kinerja neraca perdagangan juga mencatatkan surplus dengan total surplus pada 2022 mencapai USD 54,46 miliar. Ini adalah nilai surplus yang tertinggi sepanjang sejarah Indonesia,” pungkasnya. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU