Kuartal II-2021, Ekonomi Indonesia Naik 7,07 Persen

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 05 Agu 2021 15:22 WIB

Kuartal II-2021, Ekonomi Indonesia Naik 7,07 Persen

i

Kepala BPS Margo Yuwono saat menyampaikan konferensi pers virtual. SP/Semmy Mantolas

SURABAYAPAGI, Surabaya - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode Maret-Juni atau kuartal II-2021 mengalami peningkatan sebesar 7,07 persen secara year on year (yoy).

Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual menyampaikan, di kuartal II-2021, kenaikan perekonomian Indonesia dapat diukur dari besaran PDB atas dasar harga berlaku serta besaran PDB atas harga konstan. 

Baca Juga: BPS Catat Harga Emas dan Kontrak Rumah Picu Inflasi Komponen Inti Terbesar

"Bila diukur dari besaran PDB atas dasar harga berlaku maka jumlahnya mencapai Rp4.175,8 triliun, sedangkan harga konstan PDB sebesar Rp2.772,8 triliun," kata Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Kamis (05/08/2021).

Adapun katalisator naiknya pertumbuhan ekonomi pada kuartal II adalah tingginya kinerja ekspor maupun impor. Pada kuartal II, kinerja ekspor tercatat meningkat sebesar 55,89 persen secara tahunan atau tumbuh 10,36 persen dibandingkan dengan kuartal I/2021.

Baca Juga: Bukan hanya di Bali, BPS Catat Aceh Berpotensi Jadi Pilihan Wisata Favorit Wisman

Sektor ekspor yang memberikan kontribusi terbesar pada kuartal II tahun ini adalah sektor pertanian dengan jumlah 13,24 persen yoy dan sektor industri sebesar 51,76 persen yoy.

"Kenaikan ekspor diakibatkan banyak negara mitra dagang Indonesia yang berlomba memulihkan ekonomi dalam negeri, sehingga permintaan dari luar negeri meningkat," katanya

Baca Juga: Berikan Pembinaan Statistik Sektoral pada Produsen Data, BPS Gelar Sosialisasi Romantik dan Metadata Statistik

Sementara untuk kinerja impor meningkat sebesar 50,21 persen secara tahunan pada kuartal II/2021. Peningkatan yang cukup tinggi terjadi pada 3 indikator impor, antara lain barang konsumsi yang tumbuh sebesar 31,50 persen yoy; bahan baku/penolong; 57.80 persen yoy; dan barang modal sebesar 29,11 persen yoy.

"Pertumbuhan impor barang modal dan barang konsumsi juga menandai konsumsi dalam negeri mengalami peningkatan," ucapnya.sem

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU