Marzukie Ali Usik Demokrat

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 02 Feb 2021 21:05 WIB

Marzukie Ali Usik Demokrat

i

Mantan Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie

 

Pernyataan AHY, Sebuah Sinetron Politik. Partai yang Dikelola Secara Modern dan Profesional, tak Perlu Khawatir dengan Gerakan-gerakan Politik dari Internal Maupun Eksternal. Presiden Jokowi, Disarankan Tidak Terjebak dalam Permainan Jelang Kontestasi Pilpres 2024

Baca Juga: Jokowi vs Mega, Prabowo vs Mega = Kekuasaan

 

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Sampai Selasa (2/2/2021) semalam, baik kader Partai Demokrat baru, lama, dewan pendiri, pengamat politik dan Jenderal Moeldoko, saling memberi tanggapan atas pernyataan AHY, bahwa dirinya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, akan dikudeta.

Mantan Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie yang ikut terseret dalam isu kudeta Partai Demokrat, tak membantah atau membenarkan isu yang diungkap oleh Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono .

Marzuki hanya mengkritik kepemimpinan Partai Demokrat yang selama ini terjadi. Dia mengatakan, partai pasti ada intrik baik dari dalam maupun dari luar. Semuanya pasti berujung kepada kepentingan.

"Seandainya partai dikelola secara profesional, dan semua agenda-agenda partai dilaksanakan sesuai konstitusi partai, enggak perlu khawatir adanya gerakan-gerakan yang dilakukan secara inkonstitusional," jelas Marzuki, Selasa (2/2/2021).

Mantan Ketua DPR-RI Marzuki Alie menegaskan, dirinya tak terlibat dalam upaya kudeta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dia mengatakan, tak ikut dalam pertemuan dengan Moeldoko.

"Tanya saja yang melakukan itu (upaya kudeta), kebetulan saya tidak ikut pertemuan-pertemuan itu. Saya fokus di pendidikan dan sosial," tambah Marzuki.

Marzuki pun bercerita saat diajak mantan Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bergabung dengan Partai. Momen itu terjadi sekitar tahun 2003.

"Saya masuk Demokrat bercita cita partai ini menjadi partai modern, sesuai janji SBY saat mengajak saya bergabung tahun 2003, secara perlahan harus melepaskan diri dari figur ketokohan, karena ketokohan seseorang pasti berakhir," terang Marzuki.

 

Membangun Partai Modern

Marzukie menyatakan, partai modern dibangun dengan sistem yang kuat, kaderisasi terprogram dan berkelanjutan serta gradual. Dipastikan akan menghasilkan partai yang kuat, tahan terpaan darimanapun.

Citra partai penting, kata dia, tapi konsolidasi membangun kekuatan sampai ke akar rumput juga penting. Itulah yang dilakukannya saat menjadi sekjen partai 2005-2010.

"Menurut saya enggak perlu terlalu dibesar besarkan, apalagi melibatkan presiden untuk urusan internal partai. Pasti tidak akan dilayani oleh presiden. Apa urusan dengan presiden pasti itu jawabnya, dan itu seolah seolah menuduh presiden terlibat," terang Marzuki lagi.

Dia pun menyarankan para kader Demokrat membangun soliditas partai. Sebab, partai yang solid dan kuat tidak akan goyah pengaruh dari luar.

"Karena kader-kader sadar, bahwa kalau partai ini gaduh, akan merugikan mereka sendiri, apalagi punya cita-cita politik 2024," katanya.

Sebelumnya, Partai Demokrat mengungkap orang-orang yang terlibat dalam upaya kudeta Agus Harimurti Yudhoyono. Bukan cuma Moeldoko, ada Johnny Allen Marbun dan Marzuki Alie.

"Johny Alen Marbun, Max Sopacua, Marzuki Alie," kata Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarif Hasan saat dihubungi, Selasa (2/2/2021).

 

Mantan Terpidana Korupsi

Baca Juga: Vinanda Datang Pertama di Undangan Pendaftaran Bacawali Demokrat Kota Kediri

Sebelumnya, Syarief juga mengatakan, mantan terpidana korupsi Wisma Atlet, M Nazaruddin juga terlibat. "Yang terlibat Nazaruddin," katanya.

Johnny Alen Marbun adalah anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat. Pada Pilpres 2019 lalu ia menyatakan dukungan kepada Jokowi-Ma’ruf,

Sementara Marzuki Alie adalah ketua DPR RI dari Partai Demokrat. Max Sopacua adalah

mantan kader yang sudah keluar sejak 4 tahun lalu.

 

Jokowi Jangan Tanggapi

Sementara Sekretaris Jenderal DPP Partai Hanura I Gede Pasek Suardika, menanggapi soal isu kudeta yang menimpa Partai Demokrat.

Dia mempertanyakan kenapa isu tersebut ikut menarik nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam aliran pusaran kudeta tersebut.

Saat mengunggah foto antara Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Kepala Staf Presiden, Moeldoko, Gede Pasek Suardika mengungkapkan bahwa Jokowi perlu mengetahui bahwa kisah antara Moeldoko dan Partai Demokrat pernah ada.

"@Jokowi harus tahu bahwa alkisah pernah ada ini.... Sehingga tidak terjebak dalam permainan 2024. Fokus saja pada kerja kerja kerja layani rakyat. Biarkan mereka bermain sinetron politik. Entah apa jadi FTV, Telenovela, atau yang lainnya," kicau Gede Pasek Suardika, yang dulu dikenal pengurus DPP Partai Demokrat.

Dia meminta kepada Jokowi untuk tidak terjebak dalam pusaran permainan kudeta Partai Demokrat.

Dinilainya hal itu tidak perlu ditanggapi, dikatakan itu hanya untuk menaikkan rating saja.

Baca Juga: Dinyatakan oleh Ketua Dewan Kehormatan PDIP, Sudah Bukan Kader PDIP Lagi, Jokowi tak Kaget

"Biarkan jadi urusannya Jenderal vs Mayor dan Jenderal saja dengan tim hore masing-masing," cuitnya, sebagaimana dikutip dari akun Twitter @G_paseksuardika pada Selasa, 2 Februari 2021.

 

Dianggap Dalang Perebutan Kekuasaan

Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko disebut sebagai dalang upaya perebutan paksa kepemimpinan Partai Demokrat dari Agus Harimurti Yudhoyono. Tujuannya untuk kepentingan Capres 2024.

Mantan Senior Partai Demokrat Darmizal menyebut, Moeldoko figur yang cocok untuk memimpin partai Demokrat. Awalnya, dia menyebut Moeldoko sosok yang membuka pintu bagi banyak orang.

"Pak Moeldoko yang saya sebutkan tadi adalah seorang jenderal yang tidak memberikan psikis of barrier atau hambatan-hambatan seseorang, kelompok orang untuk bertemu dengan beliau, itu konteksnya," katanya saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (2/1).

Menurutnya, dengan sikap seperti itu, Moeldoko cocok untuk memimpin partai Demokrat. "Kalau pikiran saya pribadi, mungkin tokoh seperti ini, berperilaku seperti ini yang sangat baik untuk menjadi pemimpin Partai Demokrat saat ini dan ke depan," ucapnya.

Darmizal juga mengungkapkan sering berbarengan dengan Moeldoko saat aktivitas tertentu. Mantan Panglima TNI era SBY itu terbuka dengan banyak orang.

"Jadi siapa saja yang ingin ketemu ya monggo. Seperti saya tadi saya katakan. Kadang kadang kami bertemu dalam pengajian, kadang kadang kita bertemu dalam satu event olahraga," ucapnya.

"Kadang-kadang kita bertemu dalam satu pertemuan sambil makan siang atau apa di saat beliau di luar jam kerja," ungkap Darmizal. n jk/erc/er/cr2/rmc

 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU